Yuan Sheng, kultivator terkuat yang pernah ada, bosan dengan puncak kesuksesan yang hampa. Tak ada tantangan, tak ada saingan. Kehidupannya yang abadi terasa seperti penjara emas. Maka, ia memilih jalan yang tak terduga: reinkarnasi, bukan ke dunia kultivasi yang familiar, melainkan ke Bumi, dunia modern yang penuh misteri dan tantangan tak terduga! Saksikan petualangan epik Yuan Sheng saat ia memulai perjalanan baru, menukar pedang dan jubahnya dengan teknologi dan dinamika kehidupan manusia. Mampukah ia menaklukkan dunia yang sama sekali berbeda ini? Kejutan demi kejutan menanti dalam kisah penuh aksi, intrik, dan transformasi luar biasa ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wibuu Sejatii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.10 : MEMURNIKAN PIL ESENSI PENYEMPURNAAN FISIK.
“Bocah… Cepat serahkan semua uang yang kamu dapatkan hari ini, kalau tidak kamu akan menyesalinya!”
Dua pria, satu berusia lima puluhan dan satunya enam puluhan, menatap Wu Yuan dengan ganas. Keduanya adalah ahli judi batu, tetapi hari ini mereka dipermalukan Wu Yuan yang berhasil memilih lebih dari dua puluh batu berisi giok bermutu tinggi. Mereka tidak seperti Wu Yuan yang memiliki Kesadaran Ilahi untuk mendeteksi energi spiritual dalam batu mentah. Mereka hanya bisa memprediksi, tetapi tidak mampu menjangkau ke dalam batu yang terlapisi kerak tebal.
Saat ini Wu Yuan menjadi incaran para bos besar di bidang perhiasan. Kedua ahli ini melihat Wu Yuan menerima upah di bawah dua miliar Yuan, membuat mereka marah karena Wu Yuan telah menurunkan standar upah ahli top judi batu.
“Siapa kalian…!” Wu Yuan tampak tenang, membuat kedua pria itu semakin marah.
“Kamu tidak perlu tahu siapa kami. Sekarang serahkan uang yang telah kamu dapatkan tadi, kalau tidak kami tidak akan segan menghabisi bocah seperti mu!” bentak praktisi tenaga dalam yang lebih muda.
“Heheh… Kamu mengancam saya? Apakah kamu layak…!!!”
“Hah…!!!”
“Arrggghhh…!”
“Brugh…!!”
Wu Yuan menyentakkan energi spiritualnya, menghantam praktisi tenaga dalam itu hingga terpental beberapa meter. Melihat rekannya terpental hanya karena dibentak, praktisi kultivator yang lebih tua menyipitkan mata.
“Hmmm… Ternyata kamu adalah praktisi kultivator juga. Tidak disangka kamu telah memiliki kekuatan lumayan, tetapi bukan hanya kamu saja yang merupakan praktisi kultivator.”
Pria yang lebih tua mengangkat tangannya, memancarkan cahaya putih, lalu menghantamkannya ke Wu Yuan. Melihat serangan musuh, ekspresi Wu Yuan menjadi dingin. Tangannya langsung diayunkan. Sebuah tinju berlapis energi biru melesat membentur serangan telapak tangan musuh.
“Wussshhhh…!!!”
“Daarrr…!!!”
“Arrrggghhh…!!!”
Tangan kanan praktisi kultivator langsung hancur menjadi kabut darah. Serangan Wu Yuan sangat kuat karena dia menyerang dengan kekuatan penuh, sengaja menghancurkan tangan lawannya. Wu Yuan tidak akan bersikap lembut jika ada orang yang berniat mencelakainya.
Kini tangan kanan Wu Yuan memancarkan cahaya biru membentuk pedang sepanjang lengannya. Wu Yuan melesat menuju kedua praktisi yang mengerang kesakitan.
“Syuuuttt…”
“Srat… Srat…!!”
Dua kepala langsung terlepas dari tubuh. Kemudian, Wu Yuan mengeluarkan Api Langitnya dan menembakannya ke dua mayat itu. Kedua mayat seketika terbakar menjadi abu. Api Langit sangat panas, jauh melebihi api apa pun di muka bumi. Hanya beberapa detik, kedua mayat pun menghilang. Wu Yuan melihat sekelilingnya; jalan Manzhouli sepi.
Setelah membunuh kedua orang itu, Wu Yuan mengeluarkan kunci dari Cincin Ruang Angkasanya, lalu masuk ke kamar, membersihkan diri, dan duduk berkultivasi sampai pagi. Ranah Wu Yuan sudah mendekati Tahap Sembilan atau Tahap Akhir dari Ranah Pembentuk Awal.
“Huuuuhhh… Setelah aku memasuki Tahap Kesembilan, baru aku layak menggunakan Batu Roh, dan tidak lagi menggunakan Seni Kultivasi Pemurnian Absolut. Aku harus menggantinya dengan Seni Kultivasi Absolut.”
Wu Yuan tahu kalau terus menggunakan Seni Kultivasi Pemurnian Absolut untuk menerobos ke Ranah Pembentuk Fisik, pencapaiannya akan terbatas. Tetapi jika dia menerobos dengan Seni Kultivasi Absolut, pencapaiannya menjadi tidak terbatas. Memang, Seni Kultivasi Pemurnian Absolut menjamin kecepatan kultivasi, tetapi kekurangannya adalah tidak memikirkan pondasi. Untuk Wu Yuan, pondasinya kuat karena pemahamannya yang mendalam tentang seni kultivasi.
Keesokan paginya, selesai membersihkan diri, ponsel Wu Yuan berbunyi.
“Kriinngg…!!”
“Halo?”
“Tuan Muda, saya Lo Nie. Semalam saya baru menerima telepon dari Presiden Direktur Fon Sualin yang menanyakan apakah Pil Esensi Penempaan Fisik sudah ada atau belum, karena banyak yang memesannya.”
Wu Yuan terdiam sejenak.
“Kalau kita mengeluarkan banyak pil itu pasti akan membuat harga pil menjadi murah. Jadi katakan saja setiap satu bulan satu kali pil akan dilelang sebanyak empat butir saja. Itu pun harga harus dinaikkan. Dan apakah mereka sudah menyediakan bahan-bahan obat yang sudah saya pesan?”
“Bahan tumbuhan spiritual yang Tuan Muda pesan sudah ada di Klinik Bintang. Kapan Tuan Muda akan memurnikannya?”
“Ohh… Nanti sepulang sekolah, saya akan pergi ke Klinik Bintang.”
“Baiklah, Tuan Muda. Saya akan menunggunya.”
Telepon ditutup. Wu Yuan melirik jam dan mendesah, lalu segera berangkat ke sekolah. Di sekolah, sikap Wu Yuan masih seperti tahun pertama; dia tidak mau menonjolkan diri. Prestasi akademisnya melonjak sejak dia menjadi kultivator. Sekarang dia bahkan memiliki ingatan fotografis.
Sepulang sekolah, Wu Yuan memanggil taksi ke Klinik Bintang. Di tengah jalan, ponselnya berbunyi. Itu Gin Ling.
“Halo, Nona Gin Ling. Selamat siang. Ada apa?”
Di seberang telepon, Gin Ling tersenyum.
“Saudara Wu Yuan, apakah nanti malam kamu ada acara?”
“Hmm… Ada apa ya?”
“Begini… Hmm… Kalau kamu tidak ada acara, saya ingin mengundang kamu makan di Restoran Fuxhi, sekalian ingin memberi kamu hadiah.”
“Ohh… Hadiah apa? Sepertinya kita tidak saling berhutang.” Wu Yuan seakan lupa dengan bantuannya semalam.
Gin Ling menjadi gemas. “Pokoknya saya tanya, apakah kamu memiliki waktu malam ini?”
“Hmm… Ada, tapi tidak bisa lama-lama. Jam berapa?”
“Ya, tidak lama. Hanya makan saja. Jam tujuh saya akan menjemput kamu. Tolong share loc ya, biar saya bisa menjemput.”
“Oke.”
Ponsel dimatikan. Hati Wu Yuan tampak tenang; dia hanya menganggap Gin Ling sebagai orang yang lebih tua dan berada di atasnya.
Sesampainya di Klinik Bintang, Wu Yuan disambut Tabib Lo Jing dan Lo Nie.
“Selamat sore, Guru.”
“Tuan Muda, Anda sudah datang.”
“Ya, selamat sore.”
Ketiganya memasuki Klinik Bintang menuju ruang alkemis. Di sana sudah menumpuk banyak bahan pembuatan Pil Esensi Penempaan Fisik. Wu Yuan meneliti semua bahan, lalu mengangguk.
“Hmm… Sepertinya Presiden Direktur Fon Sualin sedikit serakah, dia mengirimkan tiga resep pembuatan pil.”
Wu Yuan bersiap memurnikan bahan-bahan untuk membuat Pil Esensi Penyempurnaan Fisik.
“Tabib Lo Jing, tolong kamu siapkan bahan-bahan untuk membuat Pil Penempaan Fisik juga untuk dijual di Rumah Lelang Lautan Emas.”
“Baik, Guru.”
“Nona Lo Nie, kamu hubungi Presiden Direktur Fon Sualin. Katakan kita hanya menyulingkan satu resep saja untuk satu bulan, karena saya tidak mampu lebih dari itu. Begitu saja, katakan.”
“Baik, Tuan Muda.”
Tabib Lo Jing pergi menyiapkan bahan-bahan. Lo Nie menghubungi Fon Sualin. Sementara itu, di Ibukota Provinsi Saimo, tepatnya di Rumah Lelang Lautan Emas…
Presiden Direktur memanggil beberapa tetua untuk mengadakan pertemuan.
“Para Tetua, saya telah menyerahkan tiga resep untuk membuat Pil Esensi Penyempurnaan Fisik ke Klinik Bintang. Kita harus mempromosikan pil ini agar harganya melonjak tinggi. Menilik Tuan Muda Wu Yuan, satu resep bisa menghasilkan empat pil, jadi saya pikir bahan yang telah dikirim dapat menghasilkan pil sebanyak dua belas butir.”
“Apaaa… Presdir… Pil Esensi Penyempurnaan Fisik???”
“Presdir, apakah Anda tidak salah dengar?”
Semua tetua terkejut dan berdiri.
“Itu benar adanya.”
Baru saja Presiden Direktur menjawab, ponselnya berbunyi. Itu dari Klinik Bintang. Fon Sualin menjadi bersemangat. Tapi setelah mengangkat telepon dan mendengar berita dari Klinik Bintang, wajahnya sedikit keruh. Dia mematikan ponselnya dan berkata kepada semua orang.
“Klinik Bintang hanya bisa menyiapkan empat butir Pil Esensi Penyempurnaan Fisik dalam satu bulan. Tapi tidak apa-apa, kalian promosikan saja Pil Esensi Penyempurnaan Fisik dan juga Pil Esensi Penempaan Fisik.”
“Baik, Presdir…!!!”