Bab 1
POV anis,
PERGI MERANTAU
Di sebuah desa tepatnya desa terpencil yg minim transportasi, disini lah aku dilahirkan dan dibesarkan. yahh, kampung kecil yg sulit ekonomi mau gimna lagi aku terlahir disini,
sempat terpikir knpa aku tidak terlahir dari keluarga kaya tinggal dikota hehehe, yg nama nya takdir siapa yg tau kan?, orang tuaku pun asli orang sini beda nya bapakku orang kampung sebelah yg mna keadaan kampung nya sama aja dgn kampung ibuku,
desa kami tak ada jalanan aspal, tak ada jalan tol, tak ad gedung-gedung dan sebagainya. Disini hnya ada jembatan kecil sebagai jalan menuju keluar masuk kampung dan menuju rumah kerumah, hanya ada kendaraan roda dua dan perahu kecil untuk orang-orang gunakan sebagai alat untuk mencari sumber rezeki begitulah nasib tinggal dikampung tp herannya masih bnyk penduduknya,
Yahh sekarang aku sudah lulus sekolah menengah aku ingin mengubah nasib pergi ke negara tetangga sebagai TKW, besar harapanku disana apakah itu akan terkabul?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chaca chomel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Selepas kepergian Widya, nyonya Cintya menarik nafas dengan kasar lalu mengusap wajahnya untuk menghilangkan rasa kesalnya pada sikap sang putri, yang menurut nya sikap Widya ini sudah keterlaluan dan mulai membangkang, nyonya Cintya berjalan mondar-mandir sambil berfikir keras...
Cintya "Argh.... Gak bisa ! Anak ini sangat keras kepala dan semakin sulit buat aku andalkan,,,,," monolog Cintya sambil bergumam pelan, "" ayo berfikir Cintya, pikirkan bagaimana caranya agar kamu bisa kuasai seluruh harta ini! Sebelum kamu benar-benar di usir dari tempat ini,,," monolog nya lagi.
Arghh ...... teriak Cintya dengan nada frustasi
Vito " Kenapa kamu teriak-teriak? Kamu pikir mansion ku ini hutan?,,," suara bariton milik tuan Vito itu mengagetkan nyonya Cintya dan langsung tersentak kaget
Cintya " ahh, honey ka-kamu udah kembali? Kenapa gak ngabarin aku lebih dulu sih biar aku bisa jemput kamu di bandara,,," sahut Cintya yang sedikit gugup ia sangat takut jika tuan Vito mendengar omongan nya tadi tapi tuan Vito hanya menaikkan satu alis nya ia pun menyahut dengan nada dingin
Vito "Aku bukan lagi anak TK! Dan aku bisa pulang sendiri ke rumah ku ini! Dan aku tanya sekali lagi kenapa kamu teriak tadi hah?,,,," bentak nya lagi pada nyonya Cintya, dan Cintya pun berfikir mungkin tuan Vito tak mendengar apa yang dia ucapkan td sehingga bertanya-tanya, ia pun mulai mencari-cari alasan agar tuan Vito tak curiga
Cintya "ohh gak papa, tadi aku mau ajakin Widya jalan tapi dia gak mau males kata nya,aku hanya sedikit sebel aja,,," bohong Cintya sambil tersenyum manis pada tuan Vito, dan tuan Vito hanya menanggapi dengan dingin
Vito "dimna anak itu sekarang?,," tanya nya pada Cintya
Cintya" biasa honey, dikamar dimana lagii?,,," sahut nyonya Cintya, ""ehh, kamu bawa apa? Buat aku ya?,," tanya nya lagi dengan binar sambil meraih paperbag di tangan tuan Vito dan langsung di tepis oleh sang empunya
Vito "ini milik Widya Putri ku! Kalau kau mau kau bisa beli sendiri! Bukan kah uang bulanan mu sudah aku kasih?,,," ucap tuan Vito sinis
Cintya" ehh, iya sih! Tapi kan sekali-kali beliin aku juga dong, aku kan juga mau,,,," rengek Cintya tuan Vito hanya mendelik, "" lagian Widya terus yang di kasih!,,," lanjut nyonya Cintya lagi sambil bersungut-sungut
Vito " karena Widya itu putri ku! Wajarlah kalau aku ngasih sesuatu ke dia biar dia senang,,," ucap tuan Vito sambil tersenyum melihat paperbag yang ditangan nya
Cintya "Cihh, aku juga istri mu! jika kamu lupa?,,," ujar nyonya Cintya
Vito "hanya istri di atas kertas ingat itu! Jaga batasan! Tugas mu hanya mematuhi perintah ku dan juga melayani serta memuaskan ku,,," tegas tuan Vito, sambil berlalu meninggalkan nyonya Cintya yang masih terlihat kesal
Cintya " Cihh, jika bukan karena kemewahan ini mana Sudi aku jadi budak nya,,," gerutu Cintya sambil mengepalkan tangan nya
Ya, seperti yang kita ketahui, tuan Vito hanya menjadi Cintya sebagai budak nafsu nya, dia juga tak pernah menganggap Cintya benar-benar istri nya, karena bagi nya yang pantas jadi istrinya hanya ibu nya Michael satu-satunya wanita yang dia cintai yang lain hanya sekedar pemuas nafsunya, semua kemesraan yang dia tampilkan di publik bersama Cintya itu hanya lah sandiwara nya agar untuk menjaga nama baik nya, jika bukan karena Widya, tuan Vito mana Sudi menikahi wanita itu, dia bahkan masih mampu mencari kepuasan diluar sana.
Tok...tok..tok...
Vito " sayang ini Daddy nak, apa Daddy boleh masuk?,,,," ujar tuan Vito sangat lembut berbeda kalau bicara dengan istri nya tadi
Widya "masuk aja dad, gak di kunci kok,," sahut Widya dari dalam, tuan Vito pun menyimbolkan kepalanya untuk menengok kedalam
Vito "kamu lagi apa saya?,,," tanya nya lembut sambil berjalan mendekati sang putri lalu meletakkan paperbag di samping meja belajar Widya
Widya " belajar dad, aku ingin pintar dan nanti nya lulus dengan nilai terbaik seperti kak Michael dan buat Daddy bangga,,," ucap nya riang sambil tersenyum manis yang membuat hati tuan Vito semakin tersentuh, dia pun mengusap pucuk kepala Widya dengan kasih sayang sambil menerawang di masalalu,
tuan Vito teringat rasa bersalah nya dulu terhadap Michael, karena dulu dia terlalu obsesi untuk mengejar kekayaan sehingga melupakan tanggung jawab nya sebagai seorang ayah, dan sekarang ia ingin menebus semua itu pada Widya, dia takut jika putri nya nanti juga akan membencinya karena itu dia juga selalu meluangkan waktu untuk putri nya, tuan Vito sangat penyayang Widya dan beliau bangga dengan pola pikir wanita itu, Widya selalu berfikir positif dan tidak mau mengikuti sifat ibu nya yang tamak.
Beliau juga tau jika putrinya selalu menemui kakak nya hanya untuk mencari perhatian sang kakak tp selalu ditolak kehadiran nya oleh Michael, tuan Vito tak bisa menyalahkan putra nya atas masalah ini karena sadar kalau dia yg bersalah disini sehingga anak-anak nya yang menjadi korban, dia sangat menyesal akan hal itu dan berharap suatu hari nanti Michael mau memaafkan nya dan menerima kehadiran adik nya.
* * *
Di kediaman Michael, Hana dan para Pelayan lain dibuat kelimpungan Dengan sikap bumil satu ini, tiba-tiba ngidam yang menurut mereka diluar nalar, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Anis ingin memakan kepala sapi korban yang dimasak pedas seperti yang di apl!kas! toktok itu, dia bahkan tidak mau makan jika bukan dari daging korban, Hana masih berusaha membujuk dan memberikan tawar menawar tapi tetap nihil, paman Arjuna pun menawarkan diri untuk memasak kepala sapi dari membeli di pasar tapi Anis menolak mentah-mentah, alhasil mau tak mau Hana menelpon tuan nya untuk memberi tahu ngidam nyonya nya karena mereka tidak tau dimana ada orang berkorban daerah sini......
Kira-kira tuan Michael mendapatkan nya gak yahh?,,,, duhh ada-ada aja tingkah bumil satu ini,,,heheeee
kurang banyak:)