Apa jadinya jika kakak beradik saling jatuh cinta. Seluruh dunia bahkan menentang hubungan mereka.
Dan tanpa mereka sadari, mereka telah melakukan sumpah untuk sehidup semati bersama.
Hingga sebuah kecelakaan mengakhiri salah satu hidup dari mereka.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk hidup bersama?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Tega
Setelah mendengar orang yang menghamili Nabila adalah Nabil, Hakim melepaskan cengkeraman tangannya dari leher Ammar. Ammar pingsan karena kuatnya cengkeraman Hakim yang mengakibatkan udara tidak sampai ke kepala.
Hakim merasa bersalah karena salah sangka terhadap Ammar. Hakim hampir membunuh anak orang. Dada hakim terasa nyeri. Hakim memegangi dadanya, pandangannya berkunang-kunang, Hakim juga jatuh tidak sadarkan diri.
Hadi berteriak memanggil pengawalnya yang ada di samping rumah. Hadi minta pengawalnya memasukkan Ammar dan Hakim ke dalam mobil. Hadi, Amina dan dua orang pengawalnya membawa Ammar dan Hakim ke rumah sakit.
Nabila kini berada di ruang tamu berdua dengan Laila. Laila habis-habisan memaki Nabila. Laila malu punya cucu seperti Nabil dan Nabila. Mereka telah mencoreng nama keluarga. Apalagi sekarang Nabila hamil anak dari Nabil.
"Gugurkan! Gugurkan! Mau ditaruh di mana muka Oma. Hancur bisnis Oma gara-gara kalian!"
Nabila tertunduk ketakutan. Nabila memegang perutnya. Tepat di saat itu Laila mendapatkan telepon dari seseorang. Laila juga membuka video yang dikirimkan orang itu.
Ternyata ada video yang beredar di dunia maya saat Nabila digendong seorang pria masuk ke ruangan UGD. Dan dari video itu Nabila dinyatakan hamil. Orang yang memposting video berani bertanggung jawab bahwa informasi yang dia dapatkan bukan hoax.
"Hapus semua video. Jangan sampai berita ini tersebar. Blokir akun yang menyebarkan berita Nabila!" Laila memberikan perintah.
"Kamu, persiapkan diri. Oma akan memanggil dokter terbaik untuk menggugurkan kandunganmu!"
Laila kembali menghubungi seseorang. Nabila yang ketakutan berlari naik ke lantai dua kamarnya. Nabila mengambil ransel, mencari tabungannya.
Nabila juga masuk ke dalam kamar Nabil. Nabila mencari sesuatu dan Nabila juga menemukan uang cash di dalam laci Nabil. Nabila juga mengambil amplop coklat di dalam laci Nabil yang bertuliskan tabungan 'masa depan'.
Nabila berniat lari dari rumah. Laila marah bukan main. Laila sepertinya tidak main-main. Nabila perlahan menuruni anak tangga. Nabila menuju pintu utama rumahnya.
"Mau kemana! Tangkap dia!" Laila memerintahkan satu pengawalnya yang baru saja tiba.
Pengawal itu keluar dari mobil dan bergegas menghalangi Nabila. Nabila perlahan masuk kembali ke dalam rumah. Nabila menunduk, tubuhnya bergetar hebat.
"Mau lari? Jangan harap bisa keluar dari rumah ini!" lagi-lagi Laila meninggikan suaranya.
Pengawal Laila memberikan sebotol minuman mineral ukuran kecil yang sudah dicampur dengan obat di dalamnya.
"Nabila, kali ini menurut sama Oma. Minum air ini," Laila memberikan air mineral itu kepada Nabila.
"A ... air apa Oma?" suara Nabila bergetar ketakutan.
"Air untuk kesehatan, minumlah," suara Laila lebih lembut dari sebelumnya.
Nabila dengan ragu-ragu hendak mengambil botol mineral itu. Nabila langsung menarik tangannya karena Nabila takut di dalam air mineral itu ada sesuatu.
"Pegang tangannya!"
Pengawal Laila memegangi tangan Nabila. Laila membuka botol mineral itu dan membuka paksa mulut Nabila. Laila memasukkan air itu ke dalam mulut Nabila. Nabila berontak, Nabila menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya ke wajah Laila.
"Berani kamu ya!" Laila marah.
PLAK!
PLAK!
Laila menampar wajah Nabila. Dan tiba-tiba saja listrik di rumah itu padam. Dari arah belakang ada yang menarik baju bagian belakang pengawal Laila dengan kuat. Tubuh pengawal Laila terangkat melayang dan membentur vas bunga besar yang ada di pojokan ruang tamu.
"AAAGGGHHH!" terdengar rintih kesakitan pengawal Laila.
PLAK!
PLAK!
Laila memegangi wajahnya yang panas akibat tamparan kuat seseorang. Laila yakin itu bukan Nabila. Karena kedua tangan Nabila memegangi lengan Laila.
"Siapa di situ!" teriak Laila dalam kegelapan.
Laila merasakan angin kencang berhembus dan menerbangkan dirinya sampai terpental ke belakang.
"Cepat lari!"
Nabila mendengar bisikan di telinganya. Dengan hati-hati Nabila berjalan di dalam kegelapan. Nabila melihat di depan pintu utama ada cahaya. Nabila sedikit berlari berhasil keluar dari rumahnya.
Nabila terus berlari sampai kakinya lelah melangkah. Napasnya tersengal-sengal, Nabila membungkukkan badannya.
"Nabila, gak takut apa senja begini keluar rumah?"
Nabila mengangkat kepalanya. Nabila memperhatikan cowok yang duduk di atas motor yang ada di samping kirinya. Cowok itu membuka helm.
"Maaf kamu siapa?" dengan napas yang tidak beraturan Nabila bertanya.
"Aku Kevin, teman SMA kamu. Aku juga teman Nabil dan Ammar," Kevin memperhatikan Nabila yang lain dari biasanya. Rambutnya acak-acakan, bajunya basah.
"Kevin, bisa minta tolong? Aku kabur dari rumah. Tolong antar aku ke rumah Ammar," pinta Nabila.
Kevin menyuruh Nabila naik ke atas motornya. Kevin dengan cepat melaju di jalan raya menuju rumah Ammar. Setelah 15 menit perjalanan mereka tiba di rumah Ammar. Nabila ditemani Kevin memencet bel rumah Ammar.
"Eh Nabila, Kevin, masuk," Mama Ammar membukakan pintu.
Mereka duduk di kursi tamu. Karena seringnya bertemu dengan Mama Ammar dan kebetulan juga sahabat dari Amina, Nabila merasa nyaman bersama Kiran. Kiran menebak pasti Nabila lagi ada masalah.
"Nabila, kamu lagi ada masalah? Cerita deh sama Tante. Jangan khawatir Kevin juga bisa jaga rahasia," Kiran memegang jemari Nabila.
Nabila menatap Kiran dan Juga Kevin yang duduk di sampingnya. Nabila menangis. Nabila kemudian menceritakan pertemuannya dengan Surya hingga Ammar dan Surya adu jotos di kampus.
Nabila juga cerita kejadian di rumahnya. Nabila meminta maaf kepada Kiran, karena ingin menolong Nabila sekarang Ammar berada di rumah sakit. Hakim mengira orang yang menghamili Nabila adalah Ammar.
"Jadi kamu hamil?" Kiran terkesiap.
Nabila mengangguk dan menangis. Nabila bilang sekarang dia kabur dari rumah. Nabila takut Laila akan kembali berniat untuk menggugurkan kandungannya.
"Sorry Bila, apa kamu mengandung anak Nabil?" tetiba Kevin menanyakan soal itu.
"Nabil? Kok bisa?" Kiran memandangi wajah Nabila.
Nabila masih saja menangis.
"Bila, sorry, ini salah gue. Gue nyesal," Kevin juga meneteskan air mata.
"Kevin, jangan tambah Tante bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tan, Kevin akan jelasin nanti. Sekarang bagaimana Nabila. Apa Nabila nginap di hotel atau di mana dulu? Oma Laila pasti sudah menyebar para pengawalnya."
"Bila, Tante punya rumah di luar kota. Tapi kamu untuk sementara tinggal sendiri dulu. Tante takut Oma Laila menyelidiki semua teman-temanmu termasuk Ammar dan Kevin."
"Terima kasih Tan," Isak Nabila.
Kiran mengganti baju Nabila dengan baju nenek Ammar. Rambut Nabila juga diganti dengan wig berwarna putih. Nabila juga memakai kacamata tebal. Nabila keluar dari rumah Kiran dengan berjalan membungkuk menggunakan tongkat.
Kevin dari kejauhan melihat orang-orang berbaju hitam mengamati rumah Kiran. Kevin yakin itu adalah para pengawal Laila. Kevin memberi kode kepada Kiran. Kiran mengangguk.
Kiran meninggalkan rumah dengan mobilnya. Kevin juga pulang menuju rumahnya. Para pengawal berbagi tugas mereka masing-masing mengikuti Kevin dan juga Kiran.
Kevin tiba di rumah dengan selamat. Kevin masuk ke dalam rumah. Pengawal Laila memastikan Kevin sendiri tidak ada Nabila di sana.
Kiran juga diikuti. Kiran mampir ke sebuah klinik dan membawa Nabila ke dalamnya. Setelah beberapa saat Kiran dan Nabila masuk ke dalam mobil. Kiran kembali pulang ke rumahnya. Kiran memperhatikan pengawal Laila yang sudah tidak ada.
"Bila, sekarang aman. Kita akan ke luar kota."
🌑 Di rumah Hakim.
Hadi kembali ke rumah Hakim. Hadi melihat pengawalnya terluka, vas besar di rumah Hakim pecah. Laila juga terluka, wajahnya merah dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.
Hadi bertanya apa yang terjadi kepada pengawalnya. Pengawalnya tidak berani buka suara. Hadi kemudian mengancam akan melaporkannya ke kantor polisi dengan tuduhan pencurian.
Seketika pengawalnya memberitahu tentang Laila yang menyuruhnya membeli obat menggugurkan kandungan dan dengan paksa diminumkan kepada Nabila.
"APA! TEGA KAMU MA!" Hadi meradang.
CRAAANG!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...