Meluluhkan Hati Istri Dinginku

" Wuiiih pagi menjelang siang Pak Dirut. Kataknya sedang happy sekali Pak Direktur kita. Habis ketiban durian runtuh ya, sampai lupa janji?"

Ari yang sedari tadi menunggu Aryo itu sedikit agak kesal sehingga ia mengeluarkan kalimat yang menyindir. Bagaimana tidak kesal, Aryo janji pagi ini akan survei lokasi yang dipakai untuk outing sekaligus rapat kerja (raker) tahunan bagi para dosen dan karyawan Universitas Nusantara. Dengan kalimat tegas dan meyakinkan, Aryo meminta Ari untuk datang lebih pagi karena akan pergi sekitar pukul 08.00. Namun, ucapan tidak sesuai dengan kenyataan. Sekarang sudah pukul 10.00 otomatis waktu sudah molor lama.

" Bukan durian runtuh, tapi bakpao anget."

Ari mengerutkan kedua alisnya mendengar jawaban dari Aryo. Dia sama sekali tidak mengerti. Tapi bukan itu yang jadi pembahasan. Mau durian atau bakpao, jelas bukan urusan Ari.

" Jadi nggak ini kita perginya? Kalau besok-besok, keburu ada kerjaan lain."

" Jadi, ayo berangkat sekarang."

Ari hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dirasa-rasa, beberapa hari ini Aryo sedang merasa bahagia. Ari menduga, mungkin saja hubungan Aryo dan istrinya semakin baik.

" Kamu yang nyetir ya Ri?" ucap Aryo sambil memberikan kunci mobilnya.

" Siap bos. Apa sih yang nggak buat bos. Oh iya, roman-romannya sudah ada kemajuan ya dalam hubungan kalian?" tanya Ari menyelidik.

Aryo tersenyum mendengar pertanyaan dari Ari. Ya, hubungannya dengan Sekar memang semakin baik. Meskipun ia tahu bahwa Sekar masih berusaha membentengi hati. Tapi, Aryo tidak akan menyerah. Ia yakin akan bisa mendapatkan hati Sekar sepenuhnya nanti.

" Alhamdulillah sudah, bentar lagi dapat bakpao anget."

" Apa hubungannya, hubungan kalian sama bakpao? Aneh!"

" Makanya nikah, biar tahu!"

Aryo terkekeh geli melihat raut wajah Ari yang kebingungan itu. Ya, Ari memang belum menikah. Bagaimana mau menikah, sampai sekarang bahkan pacar pun tidak punya. Aryo sering meledek Ari, tapi temannya itu sangat acuh. Dia selalu enggan membahas perihal cinta.

" Jadi, kita mau kemana ini?"

" Ancol, raker kita akan buat 3 hari 2 malam. Tujuannya adalah Ancol dan setelah itu taman Mini Indonesia Indah."

Ari mengerti, saat ini TMII memang sedang populer. Baru saja diresmikan tanggal 20 april kemarin, tentu saja minat pelancong sangatlah tinggi. ( Ingat ya ges ya, ini setting tahun 1975, dan TMII diresmikan di tahun tersebut)

Aryo yakin karyawan dan pengajar Universitas Nusantara akan antusias dengan acara tersebut. Yang Aryo harapkan adalah, mereka semua mampu membuat rencana kerja kedepannya dengan baik dan tentunya bagus.

Harti itu dihabiskan oleh Aryo dan Ari di Ancol dan TMII. Mereka sudah memutuskan untuk menggunakan kedua tempat tersebut.

" Sepertinya membawa Sekar untuk bermalam minggu di sini merupakan ide bagus."

Saat ini Aryo sedang berdiri di pantai Ancol. Semenjak menikah, bukan, tapi setelah pernikahannya dnegan Rima kandas, Aryo tidak pernah berlibur kemanapun. Dan saat melihat laut, pikiran utamanya langsung tertuju kepada Sekar.

" Ri, kunci mobil mana?"

Ari yang sedang menikmati air kelapa muda langsung dari kelapanya itu melempar kunci mobil kepada Aryo. Dia tersenyum, pikirnya Aryo akan bergantian yang menyetir. Namun sepertinya harapannya terlalu tinggi.

" Ri, kau kembali ke kampus naik taksi aja. Aku mau ke rumah sakit, nemuin istri."

" Yo! Aryo! Hei, yang benar saja. Sialan emang punya bos yang lagi kasmaran."

Ari sungguh kesal dengan ulah Aryo. tapi dia tidak bisa berbuat banyak, bagaimanapun juga Aryo adalah bosnya.

🍀🍀🍀

Seharian ini Rima sungguh tidak fokus dengan pekerjaannya. Bolak balik menuliskan laporan, tapi selalu salah. Kepala bagian bahkan sempat marah dengan apa yang dilakukan oleh Rima tersebut.

" Rim, kamu kenapa sih? Dari tadi ku lihat kamu tidak fokus sama sekali," tanya salah seorang rekan Rima.

" Huft, aku sedang kesal sekali Puji. Aku memergoki mantan pacarku berciuman dengan pacar barunya," ucap Rima asal.

Puji mengerutkan keningnya. Ia tentu tidak mengerti apa yang sedang Rima bicarakan itu. Sudah jadi mantan pacar, mengapa harus kesal? itulah yang ada dalam pikiran Puji.

" Jangan melihatku begitu. Aku kesal ada alasannya. Nanti pas kita pulang aku akan menceritakannya."

Puji mengangguk, ia yang memang selalu ingin tahu sungguh tidak sabar untuk segera mendengar cerita Rima. Bagi Puji, cerita semacam ini adalah hiburan untuknya. Pekerjaan yang begitu banyak karena sudah mendekati akhir tahun akan sedikit longgar jika mendapat cerita cinta dari teman.

Rima dan Puji memang akrab. Puji yang memiliki karakter humble dan mudah beradaptasi bisa langsung berteman dengan Rima.

" Ya udah, aku mau ke kantin dulu beli kopi. Asli aku sedang tidak dalam suasana hati yang baik hari ini."

Rima melenggang keluar dari departemen keuangan. Niatnya memang ingin membeli kopi dan mencari udara segar. Gara-gara dia melihat Aryo dan Sekar berciuman tadi pagi, seketika langsung membuat suasana hatinya sangat buruk.

Apa mungkin dirinya sedang dipermainkan oleh takdir hari ini, Rima kembali melihat Aryo dan Sekar. Dengan sedikit menarik tangan Sekar, Aryo membawa Dirut RSMH itu keluar dari rumah sakit.

Samar-samar Sekar bertanya kemana Aryo akan membawanya pergi, dan dijawab Aryo akan membawa Sekar berbulan madu. Rasanya Rima ingin menarik tangan Aryo dan menanyakan kebenaran ucapan tersebut. Ia masih merasa tidak terima melihat Aryo dan Sekar yang malah semakin dekat.

" Bulan madu, benarkah itu? Apakah mereka sudah melakukan itu? Tapi mereka memang suami istri? tapi apakah benar sudah sampai ke tahap itu. Apalagi dari berita yanga ku dengar mereka menikah karena dijodohkan?"

Rupanya Rima juga mencari tahu perihal pernikahan Aryo dan Sekar. Dari Puji dia mengetahui bahwa Aryo dan Sekar menikah karena dijodohkan. Entah dari mana Puji tahu, tapi sepertinya wanita itu memang sumber berita yang terpercaya.

" Mereka, apakah hanya memainkan peran? Tapi itu terlihat sangat nyata."

Rima mengusap wajahnya kasar. Dia akhirnya urung untuk pergi ke kantin dan memilih kembali ke ruangannya. Rasanya hari ini berjalan begitu lama. Padahal dia sangat ingin segera pulang.

TBC