Karena janji dua sahabat membuat Emma Katherine dijodohkan oleh kakeknya namun Emma menolak. Agar perjodohan itu batal, Emma menjerat Kendrick Maxton, seorang Billionaire yang digandrungi banyak wanita. Emma menghabiskan malam panas dengan Kendrick tanpa tahu jika Kendrick adalah pria yang akan dijodohkan dengannya. Akibat malam panas itu, Emma hamil lalu diusir dari rumahnya namun beberapa tahun kemudian, Emma harus kembali membawa putranya yang mengidap penyakit Leukimia. Emma kembali bertemu dengan Kendrick yang sudah menjadi tunangan adiknya. Situasi jadi rumit namun pada akhirnya Kendrick tahu jika Emma adalah wanita yang menjebaknya. Kendrick merebut putranya dan Emma tidak berdaya, dia berada di bawah kekuasaan Kendrick namun lambat laun sebuah rahasia terkuak, rahasia masa kecil dan Janji masa lalu yang dia lupakan dan akhirnya dia tahu, jika dia dan Kendrick pernah mengikat janji. Apakah setelah itu Emma bisa bertemu dengan putranya kembali dan bersatu dengan Kendrick?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman
Wajah Daniel tampak cemberut karena Aston datang lagi untuk menemuinya dan mengenalnya. Daniel benar-benar menunjukkan sikap tidak sukanya pada Aston. Tidak ada yang disembunyikan oleh anak itu. Dia bahkan menolak makanan yang dibawakan oleh Aston.
Emma bernar-benar tidak enak hati. Dia sudah membujuk sedemikian rupa tapi Daniel tetap tidak mau. Daniel memeluk ibunya dengan erat sambil menyembunyikan wajahnya. Daniel bahkan tidak mau menjawab saat Aston bertanya padanya.
"Daniel tidak suka dengan Uncle Aston, Mommy. Daniel tidak suka jadi usir Uncle pergi!" ucap Daniel.
"Daniel, kau belum mengenal Uncle Aston lalu bagaimana kau bisa tidak menyukai dirinya?" tanya ibunya.
"Daniel memang tidak menyukainya, Mommy. Cepat Usir!"
"Hei, bagaimana jika kita saling mengenal?" tanya Aston.
"Tidak mau, Daniel tidak suka dengan orang asing!"
"Daniel., tidak boleh bersikap tidak sopan seperti itu."
"Tapi Daniel memang tidak suka dan Daniel memang tidak berbohong!"
"Baiklah, bagaimana jika begini saja. Mommy akan meninggalkan Daniel bersama dengan Uncle Aston agar Daniel dapat saling mengenal dengan uncle Aston. Kata orang tak kenal maka tak sayang, ada baiknya Daniel dan Uncle saling mengenal terlebih dahulu."
"Tapi Mommy?" Daniel tampak enggan.
"Tidak apa-apa, hanya sebentar. Gunakan waktu yang ada untuk mengenal Uncle Aston. Mommy tidak akan mengganggu."
"Baiklah, Daniel akan berbicara dengan Uncle," Daniel menunduk, dia akan berbicara dengan Uncle Aston agar tidak mendekati ibunya lagi.
"Anak pintar, Mommy akan kembali lagi nanti!" Emma memberikan kecupan di dahi putranya sebelum dia meninggalkan Aston dan putranya. Dia harap mereka bisa akrab sehingga putranya bisa menerima Aston.
"Uncle, apa kau sudah mengenal Ibuku cukup lama?" tanya Daniel setelah ibunya pergi.
"Sudah tapi kami baru mau dekat beberapa hari belakangan."
"Apa yang Uncle sukai dari Mommy?" Daniel sudah seperti wartawan saja yang hendak mencari berita.
"Ibumu cantik," ucap Aston.
"Jika begitu Uncle bisa mencari wanita cantik lainnya, bukan? Yang cantik tidak Mommy saja tapi banyak wanita cantik di luar sana yang lebih cantik dan bisa Uncle dapatkan."
"Oh yeah? Tapi Uncle hanya ingin dengan Mommymu saja, apa tidak boleh?"
"Apa Uncle tidak tahu jika Mommy mau bersama dengan Uncle karena terpaksa saja. Jila bukan karena Daniel dan permintaan kakek buyut, Mommy mana mau dengan Uncle," ucap Daniel.
"Uncle sudah tahu akan hal itu dan Uncle tidak keberatan."
"Tapi Mommy sudah memiliki kekasih masa kecil, apa Uncle tidak tahu?"
"Benarkah? Memangnya siapa kekasih masa kecil ibumu?"
"Sebaiknya Uncle tidak tahu, nanti Uncle tidak akan bisa tidur karena kalah saing."
"Wah.. Wah, Uncle jadi ingin tahu siapa saingan yang harus Uncle kalahkan. Coba katakan, siapa kekasih masa kecil ibumu?"
"Sudah Daniel katakan, Uncle tidak boleh tahu. Uncle tidak mungkin bisa mengalahkannya?"
"Apa itu artinya pria itu adalah Daddy Daniel?" mendadak dia penasaran. Jangan-jangan anak itu sedang membicarakan ayahnya sendiri tapi hubungannya dengan Emma tidak direstui oleh sang kakek.
"Bukan tapi akan menjadi Daddy Daniel nantinya, oleh sebab itu sebaiknya Uncle menyerah saja. Jangan ganggu Mommy Daniel. Uncle mau membantu Daniel, bukan? Mommy tidak bisa menolak jadi Uncle yang harus menolak dan berbicara dengan Kakek buyut. Uncle harus meminta kakek tidak menikahkan Mommy dengan siapa pun lagi," pinta Daniel memohon.
"Wah, Uncle tidak bisa. Uncle juga menyukai ibumu, bagaimana menurutmu?"
"Ya sudah, Daniel tidak mau menerima Uncle sampai kapan pun!"
"Sebaiknya jangan cari gara-gara denganku, anak kecil. Jika kau berani mengganggu hubunganku dengan ibumu maka aku akan membuangmu!" ancam Aston yang mulai kesal karena Daniel tidak bisa diajak bicara.
"Maksud Uncle?"
"Dengar dan jangan membuat aku marah. Aku menginginkan ibumu jadi kau jangan menghalangi. Jika kau masih merengek dan menunjukkan sikap tidak sukamu padaku maka aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membuangmu bahkan aku akan membuat ibumu menangis setiap hari. Jika kau tidak ingin hal itu terjadi maka jadilah anak yang patuh!"
Daniel diam, setelah mendapatkan ancaman itu. Aston tersenyum, sepertinya anak itu cukup pintar dan mengerti dengan apa yang dia ucapkan.
"Uncle jahat!" ucap Daniel.
"No... No, Uncle orang yang paling baik tapi pada orang yang patuh. Jika tidak maka Uncle memang menjadi orang yang jahat oleh sebab itu, jangan membuat Uncle marah. Uncle akan menyayangimu dan ibumu jika kalian patuh pada perkataan Uncle. Daniel tidak mau Mommy menangis, bukan?"
Daniel mengangguk, anak itu menunduk karena takut. Ternyata Uncle itu jahat dan dia takut. Daniel terkejut saat Aston mencengkeram satu tangannya. Daniel tidak berani berteriak karena Aston kembali mengancam.
"Jangan mengatakan pembicaraan kita pada siapa pun. Kau paham?" ucap Aston dan Daniel mengangguk cepat.
"Awas jika Daniel membicarakan hal ini pada Mommy, Uncle tidak akan memaafkan Daniel dan akan membuat Mommy Daniel menangis, kau paham?"
"Tidak akan, Uncle. Tidak akan!" ucap Daniel yang ketakutan.
"Bagus, jadilah anak baik!" tangan Daniel dilepaskan, dengan begini tidak akan ada lagi yang menghalangi hubungannya dengan Emma. Daniel pun tidak akan meminta ibunya untuk mengusirnya lagi. Daniel yang tidak suka dengan Aston semakin tidak suka. Daniel berbaring dan masuk ke dalam bawah selimut. Dia tidak mau berduaan dengan Aston yang jahat di matanya.
Semoga saja ibunya cepat kembali dan semoga saja Uncle Kendrick cepat datang karena dia tidak suka dengan pria jahat itu. Emma yang keluar sebentar kembali lagi, dia sangat heran karena Daniel berada di dalam selimut.
"Daniel, apa kau baik-baik saja?" tanyanya.
"Mommy, Daniel mau tidur!" teriak Daniel tanpa berani melihat ke arah Aston yang menatapnya tajam.
"Apa Daniel lelah?" tanyanya.
"Yes, Mom. Daniel mau tidur."
"Baiklah, Maaf Aston. Aku harus menemani Daniel tidur sebentar," ucap Emma.
"Tidak apa-apa. Aku keluar sebentar. Daniel anak baik, aku senang dapat berbicara dengannya."
"Apa benar?" tanya Emma pada putranya.
"Benar, Mommy," jawab Daniel dengan cepat karena dia takut Aston mengganggu ibunya.
"Bagus," ucap Emma tapi dia curiga dengan sikap putranya yang tampak ketakutan. Apa telah terjadi sesuatu? Aston pamit pergi tapi sebelum itu sebuah tatapan tajam dia berikan pada Daniel. Daniel memeluk ibunya karena takut, Emma jadi semakin heran. Apa Daniel seperti itu saat melihat Aston ataukah dia seperti itu karena tidak suka pada Aston?
"Ada apa, Sayang?" tanyanya.
"Tidak ada apa-apa, Mom. Daniel mau tidur tapi Daniel etap tidak menyukai Uncle Aston. Daniel tidak mau Mommy menikah dengan Uncle Aston dan Daniel tidak mau memiliki Daddy seperti Uncle Aston!" ucap putranya.
"Baiklah, apa Daniel tidak mau makan?"
"Tidak mau karena punya Uncle Aston!" tolak putranya.
"Baikah, apa ada yang Daniel mau?"
"Ponsel, Daniel mau ponsel!"
"Bukannya Daniel mau tidur?" tanya ibunya.
"Sebentar saja, Mommy. Pinjami Daniel ponsel."
"Baiklah, setelah ini tidur. Oke?"
"Oke, Mommy!" Daniel tersenyum lebar, Emma jadi tidak curiga lagi dengan sikap putranya sehingga dia tidak tahu jika Aston baru saja mengancam putranya. Aston pun pergi tidak lama, dia kembali lagi dan kembali menatap Daniel yang buru-buru masuk ke bawah selimut. Dia pasti akan menyelamatkan ibunya dari Uncle yang jahat itu.