Deskripsi.
Ivona wanita cerdas, tangguh dan Licik usianya kini beranjak dua puluh delapan tahun. Saat ivona membeli cake untuk merayakan hari ulang tahunya kejadian naas menimpanya ivona ditabrak sebuah Truk. Tubuhnya melayang di udara dan terpental jauh. Matanya menatap nanar cake yang sudah hancur. Ivona terkekeh sesaat sebelum menutup mata.
"Bahkan aku tidak diberikan kesempatan meniup lilin untuk terakhir kalinya. Batinya menutup mata".
Seakan takdir mempermainkannya. jiwa Ivona memasuki raga Selir Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam.
"Siall...
"Kenapa aku harus memasuki tubuh lemah ini, "Dan ingatan apa ini?
"Oo..shhiitt...
"Kenapa pemilik tubuh ini perempuan murahan
"Cinta sih cinta tapi gak juga sampai melakukan Hal sehina itu.
Umpatnya saat mengetahui semua ingatan perempuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE. 30
Dia merasa sikap seperti itu tidak cocok untuk Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam.
"Apa yang Mulia mencoba merayu selir kelima. Batinya.
Setelah makan dan membawa Ivona jalan jalan ringan di taman Istana utama.
Ba Xi'an dan Ivona kembali ke kamar.
"Istirahatlah..kamu pasti lelah.
"Karena terlalu lama diluar.
ucap Ba Xi'an bahkan dia dengan sabar menyelimuti Ivona.
Memeluk Ivona dari belakang.
Mempelai Surai indah Ivona membuat Ivona terbuai dan mulai mengantuk.
Saat Ivona mulai menutup matanya tiba tiba Dia kembali membuka bola mata biru safir itu.
Ivona berbalik. Melihat Ba Xi'an yang juga sedang menatapnya.
"Kenapa belum tidur?
"Apa sayang tidak mengantuk?
Ucapnya serak.
Sekuat tenaga Ba Xi'an menahan hasratnya yang sudah di ubun ubun.
Saat Ba Xi'an mencoba menahan hasratnya itu. Dia mendengar suara lembut Ivona.
"Jika yang Mulia ingin melakukanya..lakukanlah pelan pelan.
Ucapnya seakan mengerti dengan keinginan suaminya itu.
Karena Ivona merasakan sesuatu yang keras.
"Apa kamu yakin?
Tanya Ba Xi'an jantung berdetak detak.
"Hamba selir yang Mulia.
"Sudah sepantasnya hamba menjalankan kewajiban hamba.
Ucapnya sungguh-sungguh.
"Tapi aku ingin kamu melakukanya dengan dasar menyukaiku. Tawar BA Xi'an
Ba Xi'an sedikit jengkel mendengar kata kata dengan kewajiban itu.
Dia tidak mau istrinya itu melakukanya dengan terpaksa.
"Bukankah yang Mulia lebih tau tentang perasaanku?
Bukanya menjawab Ivona berbalik bertanya.
Seantero kerajaan ini juga tau isi hati Ivona. Wanita yang telah lancang menjebak Putra Mahkota hanya karena begitu mencintainya. Itulah gosip yang beredar di kerajaan ini.
Bibir Ba Xi'an berkedut. Dia tidak tau harus berekspresi seperti apa.
Ba Xi'an ingin istrinya itu mengungkapkan perasaanya malam ini kepadanya.
Ba Xi'an tidak akan pernah lupa istrinya itu mengatakan sangat mencintainya malam itu. Bahkan istrinya itu rela melakukan apapun hanya untuk mendapatkanya.
Tetapi Ba Xi'an ingin mendengarnya sekali lagi malam ini.
Mengingat serangkaian kejadian berbulan bulan lalu membayangkan istrinya itu pernah menatapnya dengan dingin.
Bahkan sifatnya sangat berbeda dari yang pernah Dia dengar.
Dan untuk memastikan Dia ingin sekali istrinya itu menyampaikan perasaanya malam ini.
Ba Xi'an ingin hatinya tenang.
Melihat Ba Xi'an diam membisu. Ivona berinisiatif menciumnya.
Ba Xi'an yang merasakan sentuhan lembut itu. Merasa bahagia.
Apakah kamu masih mencintaiku. Tanya Ba Xi'an serak Dia tidak ingin buru buru.
Dia lebih memfokuskan ke hatinya dari pada nafsunya yang sudah Mau meledak.
"Hamba mencintai yang Mulia bahkan sangat mencintai yang Mulia balasnya.
Jujur Ivona.
Walaupun lelaki yang di peluknya itu tidak mencintai Dia setidaknya Ivona sudah mengungkapkan perasaanya yang mengganjal selama ini.
Ba Xi'an yang mendengar kata kata cinta dari bibir istrinya itu merasa terharu.
Ba Xi'an tidak menyangka Wanita yang sudah pernah di sakitinya dengan kata kata dan juga fisiknya masih mencintainya.
Bahkan Ba Xi'an sempat meragukannya lima bulan yang lalu.
Ba Xi'an mengecup bibir yang sudah candunya itu.
Ba Xi'an cukup lama mengecupnya disana.
Ba Xi'an memulai ritual ala-ala suami istri itu
Suara rintihan begitu nyaring terdengar di kamar itu.
Kasim dan pengawal pribadi Bingwen. Yang mendengar kedua insan itu.
Sontak terbelalak. Bahkan Wajah orang orang yang mendengarnya bak kepiting rebus.
Kamar yang biasa sunyi itu seperti tak berpenghuni malam ini begitu ribut.
Suara tempat tidur yang bergesekan dengan lantai dapat di dengar telinga mereka.
Selama ini mereka sangat bangga mempunyai telinga yang begitu tajam dan sensitif tetapi malam ini mereka mengutuk telinga itu.
Para penghuni luar itu tidak ada yang berani berkutik. Mereka mengerutu dalam hati.
"Haruskah kupasang formasi untuk meredamkan suara suara gila itu.
Bisik sang Kasim kepada Bingwen.
"Jika kau berani silahkan.
Jawab Bingwen datar
"Ckk..aku hanya menyelamatkan harga diri yang Mulia Putra Mahkota.
Belanya.
"Apakah yang mulia salah melakukan itu?
Tanyanya tanpa ekspresi.
"Memang tidak salah.
" Tapi...suara yang Mulia.
"Itu-
Sang Kasim menjeda binggung melanjutkan kata katanya.
Memang ada orang melakukan hubunga tidak bersuara?
"Atau kau seperti itu?
Tanya Bingwen jengkel.
Terpaksa dia mengeluarkan suaranya yang langkah itu.
"Kau.
"Jangan bawa-bawa aku ke dunia seperti itu.
'Sampai saat ini aku masih suci.
"Andaikan aku tidak menjadi Kasim.
"Aku sudah menjadi Biksu sekarang.
""Amitabha.
Ucap sang Kasim bangga.
Bingwen memutar bola matanya malas.
Seandainya Kasim itu tau apa yang sudah di lakukan Putra Mahkota kepada selir kelima beberapa bulan yang lalu pasti Kasim itu mengantungkan dirinya sendiri di alun alun ibu kota.
syukurlah hanya dia yang tau kejadiannya itu. Mengingat dia juga ikut berperan mengelabui para pengawal dan Pelayanya yang cerewet itu. Batinya sedikit jengkel membayangkan Ana pelayan Ivona
"Sudahlah..memang susah berbicara dengan kakek Tua.
Bingwen langsung melesat pergi dari sana.
"Ckk...dasar anak Nakal.
Umpatnya.
Dia juga langsung melesat pergi dari sana.
Dia tidak ingin telinganya ternodai semakin lama.
Selesai melakukan aktivitas ranjang yang sangat menguras tenaga itu.
Ivona menetralkan nafasnya yang memburu.
"Maaf.
Ucap BA XI'AN lirih.
Dia terlalu semangat menghajar istrinya itu sehingga Dia lupa bahwa istrinya itu sedang hamil tua.
Ba Xi'an mengusap lembut keringat yang sudah membanjiri wajah istrinya itu..
Ivona mengeleng.
Lalu bertanya dengan serak.
"Apa yang Mulia menginginkanku?
Dari pada bertanya tentang perasaan suaminya itu yang sudah bisa di tebaknya.
Ivona lebih memilih bertanya hal lain. Dia tidak ingin merusak moment indah malam ini.
Dengan pertanyaan yang dapat melukai perasaannya.
Ba Xi'an memicingkan matanya.
"Jangankan malam ini seumur hidupku aku menginginkanmu.
Ucap Ba Xi'an jujur dan penuh harap.
Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
"Kenapa sayang bertanya seperti itu hm?
Dia mencium pundak istrinya itu.
Ivona yang mendengar jawaban Ba Xi'an merasa miris.
Sebenarnya Ivona ingin jawaban yang lebih. Tetapi Dia sadar.
Dia ada di samping Putra Mahkota saat ini.
Itu berkat kenekatannya dulu.
Dia tau suaminya itu memiliki hati.
Tetapi hati itu untuk wanita lain.
"Berhentilah berpikir yang aneh-aneh.
"Aku bahkan tidak bisa hidup jika sesuatu hal terjadi kepadamu.
"Cukup lima bulan kamu tidak sadarkan diri. "Selebihnya tetaplah disisiku.
"Dan jangan pernah berfikir meninggalkanku. Ucapnya bergetar sesuatu yang perih kembali di rasakanya.
Dia tidak ingin mengatakan kepada istrinya itu sebenarnya.
Dia tidak ingin melukai wanita itu.
Entah kenapa Ba Xi'an merasa istrinya itu sedikit berbeda malam ini.
Walaupun istrinya itu sudah mengungkapkan isi hatinya.
Ba Xi'an tetap merasakan ada yang mengganjal di hatinya.
Ivona mengangguk patuh. Dia juga lelah setelah melayani suaminya itu.
Ivona seharusnya tidak boleh berharap lebih. Ivona yakin sikap manis dan perhatian suaminya itu tidak lebih karena anak yang di kandunganya. Mengingat kandunganya yang sebentar lagi mencapai bulanya. Itulah yang membuat suaminya itu begitu antusias menyambutnya.
Ivona mengelus lembut perutnya itu.
Lalu memejamkan kedua matanya. Biarlah kenangan malam ini. Terukir indah di hatinya.