Bermaksud menyampaikan amanah justru berujung menjadi malapetaka
Amoera dituduh sebagai pembunuh ayah marvin.
Ia disiksa atas kesalahan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan hingga membuat Amoera kerap berulang kali mengakhiri hidupnya
bahkan Marvin merenggut paksa mahkota wanita malang itu.
Hingga akhirnya kebenaran pun terungkap, lantas bagaimanakah kisah Amoera selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir saja ~ Amoera
Marvin keluar dari kamar amoera , ia berkeliling ke seluruh ruangan yang ada didalam rumah untuk mencari amoera namun amoera tidak terlihat .
Ia mencoba mencarinya di kamar alice tetapi juga tidak ada , yang terlihat hanya ada alice yang sedang menikmati sarapan pagi dengan ditemani oleh nani .
" kakak .. Tumben sekali pagi pagi ke kamarku " tanya alice dengan melebarkan senyumnya
" ehmm iya kakak hanya memastikan keadaanmu saja . Yasudah Lanjutkan makanmu ! " pinta marvin ia berlalu pergi dari kamar adiknya tersebut .
" kemana dia , apa dia melarikan diri " gumam marvin geram dalam hati .
Para pekerja dengan heran dan bertanya tanya karna melihat marvin mondar mandir kebingungan dengan raut wajah yang terlihat sedang marah . Dan salah satu dari mereka pun memberanikan diri untuk menegurnya .
" tuan marvin sedang mencari apa ? Barangkali kami bisa membantu" tanya salah seorang pekerja . Marvin diam sejenak
" apa dari kalian ada yang melihat wanita itu ? " tanya marvin dengan mengeraskan suaranya
" apa yang kau maksud amoera tuan ? Amoera sejak semalam belum keluar dari kamarnya tuan " saut bi yonna
" saya tadi hendak mengantar makanan untuknya tetapi pintu kamarnya terkunci dari dalam tuan " sambung bi yonna .
" dia belum keluar kamar sama sekali ? aku baru ingat pintunya semalam aku kunci dan tadi waktu aku keluar dari kamarnya pintunya masih dalam kondisi masih terkunci . apa jangan jangan dia .. " gumam marvin dalam hati
Tanpa menjawab perkataan bi yonna . Marvin langsung berjalan dengan cepat kembali masuk kedalam kamar amoera. ia melihat pintu kamar mandi tertutup , marvin mencoba membukanya namun pintunya di kunci dari dalam
" Amoera buka pintunya " teriak marvin menggedor keras pintu kamar mandi tersebut . Berulang kali marvin menggedornya namun tidak ada sautan dari dalam .
Marvin mencoba mendobrak pintunya dari luar namun ia merasa kesulitan .
ia pun memanggil salah seorang penjaganya untuk membantunya mendobrak pintu, tak lama kemudian beberapa penjaga dan pembantu termasuk bi yoona Menghampiri marvin dengan perasaan was was . Salah seorang Penjaga itu membantu marvin untuk mendobrak pintu namun pintu tetap tidak bisa terbuka . Marvin mencobanya kembali. Hingga dobrakan pintu yang ke 4 kali pintu baru bisa terbuka ,
Marvin pun masuk kedalam kamar mandi ia melihat pecahan botol berserakan di lantai . Dan kedua matanya tiba tiba di kejutkan dangan air didalam bath up yang berubah keruh dan hampir memerah karna tercampur darah dan terlihat amoera terendam dan tak sadarkan diri didalamnya .
" amoera " teriak marvin dengan keras
Ia mencoba mengangkat tubuh amoera dari bath up tersebut hingga handuk yang amoera kenakan hampir terlepas dari tubuhnya .
" Bi yonnaaaaa , ambilkan selimut " teriak marvin .
Lalu bi yonna menyodorkan selimut kepada marvin dan marvin pun membalutkan selimut tersebut ke tubuh amoera ,
" bi yonna bawakan dia baju dan perban . cepat ikut aku kerumah sakit " pinta marvin bi yonna pun dengan gemetar mengiyakannya , ia terlihat begitu panik melihat amoera .
" tuan marvin , biar saya antar " pinta salah seorang penjaga
" tidak usahhhhhh " teriak marvin
ia langsung membopang tubuh amoera hendak menuju mobilnya untuk membawanya kerumah sakit . Namun saat keluar dari kamar amoera. Ia berpapasan dengan adiknya .. alice pun terkejut melihat kakaknya sedang membopang tubuh amoera yang sedang tak sadarkan diri dengan pergelangan tangan yang terluka dan masih mengalirkan darah .
" kakak .. Amoera kenapa ? kau apakan dia " teriak alice dengan panik . air mata alice pun membanjiri wajahnya seketika .
" dia melukai dirinya sendiri " ucap marvin , tangan alice menutup mulutnya seakan tidak percaya .
" aku akan membawanya kerumah sakit " imbuh marvin
" kakak aku ikut " pinta alice dengan menyeka air matanya
" tidak usah ! kau dirumah saja !! " teriak marvin , Ia bergegas cepat membawa amoera kedalam mobil dan langkah kakinya pun di ikuti oleh bi yonna ,ia meletakan tubuh amoera di kursi belakang dan meminta bi yonna untuk memangku kepala nya.
Marvin melajukan mobilnya dengan sangat kencang
Sembari matanya tak henti dengan panik mengawasi amoera dari balik spionnya .
" bi yonna .. Cepat pakaikan baju dia dan sumbat pergelangan tangannya menggunakan kain atau perban agar darahnya tidak keluar semakin banyak .. " pinta marvin
" iya tuann " saut bi yonna dengan kaki dan tangan gemetar
" amoera bertahanlah .. " ucap bi yonna lirih dengan mata yang berkaca kaca menahan air mata
Tak lama kemudian . Marvin tiba di rumah sakit , dengan lantang tangannya mengangkat kuat tubuh amoera dan membawanya masuk ke ruang UGD . Dokter dengan sigap menangani amoera , dan menyuruh marvin dan bi yonna untuk menunggunya di luar .
di rumah charlotte
1 hari sebelumnya Charlotte sudah berangkat ke luar kota untuk melakukan pekerjaannya .
Kala itu clarissa sudah jauh jauh hari menyusun rencana dengan matang untuk membantu marquez keluar dari rumahnya . Terlihat clarissa sedang membuat banyak makanan dan minuman , ia menyampurkan sesuatu kedalam makanan dan minuman tersebut .
seusai membuat makanan , clarissa menyuruh para penjaga untuk bergantian sarapan seperti biasanya .
dan clarissa bergegas ke kamar marquez untuk menemuinya .
" tuan marquez .. " sapa clarissa
" clarissa bagaimana apa kau sudah melakukan rencana kita ? " tanya marquez
" iya tuan kita hanya tunggu para penjaga lengah , baru kau bisa keluar dari sini " ucap clarissa
" tapi clarissa tempat ini sangat jauh dari rumahku ? lantas aku harus bagaimana ? " ternyata marquez dengan bingung
" kau tenang saja , aku sudah menyiapkan mobil untukmu pergi dari sini " saut clarissa seraya menunjukan kepada marquez sebuah kunci mobil , marquez tersenyum senang dan menerima kunci mobil tersebut , ia berterimakasih dan memeluk clarissa dengan sangat erat .
" tapi setelah kau kembali kau akan memenuhi janjimu kan tuan marquez ? " tanya clarissa dengan memelaskan pandangannya , marvin pun hanya mengangguk
" setelah kau terbebas dari sini . bagaimana aku bisa menyusul dan menemuimu ? " tanya clarissa kembali , tangan marquez meraih bolpoin dan menulis sesuatu di lembaran kertas kosong
" ini alamat rumahku . akan ku tunggu dirimu " ucap marquez dengan menyodorkan kertas yang sudah tertulis alamat rumahnya , clarissa langsung memeluk marquez
" clarissa .. kenapa kau tidak sepintar kakakmu ? bagaimana bisa aku menikah dengan adik dari seorang pembunuh ayahku semacam dirimu , kau hanya sebuah alat bagiku , ada darah pembunuh yang mengalir didalam tubuhmu dan sampai kapanpun akan seperti itu " gumam marquez dalam hati . kebencian terlihat menyeringai kedua matanya .
clarissa melepaskan pelukan marquez ia keluar kamar dan melihat situasi di luar . dan terlihat rumahnya sudah sepi sepertinya semua para penjaga sudah tak sadarkan diri . karna sebelumnya clarissa memasukan obat bius milik kakaknya ke dalam makanan dan minuman yang sudah ia buatkan untuk para penjaga .
clarissa memanggil marquez didalam kamarnya dan ia memakaikan marquez sebuah mantel panjang , ia menggiring tangan marquez keluar dari rumahnya . menuju ke garasi untuk mengambil mobil .
" tuan marquez cepat pergilah " pinta clarissa seraya memegang pipi marquez
" iya .. terimakasih banyak " ucap marquez ia memeluk kembali clarissa , marquez naik kedalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya , kemudian ia bergegas melajukan mobil tersebut . clarissa begitu lega dan tersenyum senang bisa membantu marquez terbebas dari rumahnya . terlihat dari kedua mata clarissa bahwa ia begitu berharap lebih kepada marquez bahwa marquez akan menikahinya . namun kenyataan yang sebenarnya tidak sesuai yang ia harapkan .
Chelsea and Westminster Hospital
Seorang dokter perempuan yang menangani amoera keluar dari ruangan . marvin yang kala itu sedang duduk ia langsung menghampiri dokter tersebut dan menanyakan keadaan amoera sementara marvin menyuruh bi yonna pulang menumpangi taxi .
" bagaimana keadaannya dok ? " tanya marvin kepada dokter
" sudah kami tangani dengan baik , untung pecahan kaca itu tidak sampai mengenai urat nadinya jadi nona amaoera masih bisa ter selamatkan " ucap dokter seraya menaikan kacamatanya yang berwarna bening , marvin yang mendengarnya menghela nafas dengan lega
" tuan , apa kau keluarga dari nona amoera ? " tanya dokter , marvin pun terpaksa mengiyakannya
" tuan .. alat kelamin nona amoera terlihat membengkak nona amoera sepertinya habis mengalami kekerasan sexual . apa kau berkenan jika rumah sakit melakukan visum terhadap nona amoera ? " tanya dokter tersebut , marvin pun terkejut mendengarnya .
" ti..tidak perlu dok " ujar marvin dengan gugup , dokter itu menyipitkan kedua matanya dengan heran .
" kalau boleh tau anda siapanya nona amoera ? " tanya dokter curiga
" eh.. ehmm itu saya suaminya .. kami baru saja menikah " saut marvin dengan berbohong .
" oh pantas saja tuan! saya mengerti , " ucap dokter itu dengan tersenyum
" baiklah tuan .. nona amoera masih belum sadar tapi kau sudah bisa masuk untuk melihatnya . kalau begitu saya permisi dulu ." pamit dokter , dengan berlalu meninggalkan marvin
aku baca ulang kmbli karya nona krn kangen dengan nona 😘