NovelToon NovelToon
Pewaris Dalam Bayangan

Pewaris Dalam Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Persahabatan / Action / Romantis
Popularitas:398
Nilai: 5
Nama Author: Hime_Hikari

Semua orang melihat Kenji Kazuma sebagai anak lemah dan penakut, tapi apa jadinya jika anak yang selalu dibully itu ternyata pewaris keluarga mafia paling berbahaya di Jepang.
Ketika masa lalu ayahnya muncul kembali lewat seorang siswa bernama Ren Hirano, Kenji terjebak di antara rahasia berdarah, dendam lama, dan perasaan yang tak seharusnya tumbuh.
Bisakah seseorang yang hidup dalam bayangan, benar-benar memilih menjadi manusia biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hime_Hikari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 – Kenji vs. Kaito

Udara ruang bawah tanah itu menusuk kulit seperti jarum es. Bau obat kimia bercampur logam karat membuat Kenji mual, tetapi ia terus melangkah. Lorong-lorong sempit dan lampu berkedip begitu menekan, seolah seluruh tempat itu menolak keberadaannya. Namun Kenji sudah tidak bisa mundur. Tidak setelah apa yang ia lihat di rekaman-rekaman yang membuktikan mamanya tidak mati terbakar seperti yang selama ini ia percaya.

Ia sudah jauh melebihi titik balik, satu pintu besar baja berdiri di ujung lorong, dengan tulisan merah, ruangan isolasi  – unit delta.

Kenji menarik napas panjang, mendorong pintu itu, dan Brakk ruangan dingin gelap terbentang di depannya. Di tengahnya, di bawah cahaya putih yang menyilaukan, seseorang dirantai pada kursi besi. Rambutnya sedikit acak-acakan, pipinya berlumur darah kering, dan pernapasannya berat dan stabil. Kaito, kembaran yang selama ini tidak pernah diketahuinya.

Kenji berhenti beberapa langkah dari kursi itu. “Kaito.”

Kaito mengangkat wajahnya perlahan. Mata hitamnya menatap tajam,tampak ada kelelahan asing yang menempel seperti bayangan.

“Jadi, kau akhirnya datang,” kata Kaito dengan suara serak, tetapi masih penuh wibawa.

Kenji mengepalkan tangan. “Aku tidak datang untuk menyelamatkanmu. Aku datang untuk jawaban.”

Kaito menghela napas kecil. “Tentu. Jawaban. Itu selalu yang dicari semua orang di tempat ini.”

Kenji melangkah mendekat, menatap wajah yang begitu mirip dengannya, tetapi terasa seperti cermin buram dari masa depan yang lebih gelap. Akhirnya mereka berdua saling berhadapan satu sama lain.

“Jawab pertanyaanku.” Kenji menggertakkan gigi. “Kau musuhku atau sekutuku?”

Kaito tersenyum kecil senyum yang dingin, nyaris tidak manusiawi. “Kenapa harus memilih hanya dua itu?”

“Karena kau muncul setiap kali aku hampir mati. Kadang menolong, kadang membiarkan aku dihajar habis-habisan. Kau bilang kau seharusnya jadi pewaris, tapi kau sendiri yang menolak membawa nama Kazuma. Kau bilang kau benci Takatori, tapi kau jelas tahu semua ruangan di fasilitas ini!” Kenji mengangkat suaranya.

“Jadi siapa kau sebenarnya, Kaito?!” Hening itu menyakitkan dan akhirnya Kaito berbicara.

“Aku adalah hasil dari pilihan orang lain,” katanya lirih.

“Bukan pilihanku.” Kenji tersentak, ia yang paling tahu bagaimana rasanya tidak punya pilihan dalam hidup.

Kaito melanjutkan, “Whisperer membawaku sejak aku bayi. Aku dibesarkan untuk satu tujuan. Mereka bilang aku adalah cadangan bila kau gagal.”

“Cadangan?” Kenji mengulang, suaranya gemetar kemarahan. “Cadangan untuk apa?!”

Kaito menatapnya lurus. “Untuk menjadi dirinya.”

Kenji mengernyit. “Diri siapa?”

Kaito menutup mata sejenak. “Whisperer.”

Kenji terdiam. Seluruh tubuhnya dingin, setiap kali ia mendengar nama Whisperer, Kenji merasa dendam dengannya apalagi dengan apa yang telah diperbuat olehnya kepada keluarganya, tetapi dia bingung dengan apa yang dibicarakan oleh Kaito.

“Apa maksudmu?” bisiknya.

Kaito membuka kedua matanya lagi kali ini tatapannya lebih dalam lebih kosong. “Whisperer tidak ingin membunuhmu, Kenji.”

Kaito mengucapkannya sangat pelan, tetapi perkata-kata itu menampar telinga Kenji seperti cambuk besi. “Karena dia menunggu saat ketika kau akan menjadi seperti dirinya.”

Kenji memegangi dada. “Itu tidak masuk akal. Dia musuhku!”

“Tentu,” Kaito tertawa pendek. “Tetapi darahmu … bukan darah biasa.”

“Berhenti bicara seperti itu!” bentak Kenji.

Kaito menatapnya tajam. “Kenji. Kau bukan hanya pewaris keluarga Kazuma. Tidak sejak lahir.”

Kenji mulai gelisah. “Jangan bohong.”

“Aku tidak bohong.” Kaito condong sedikit, rantainya bergesek keras.

“Whisperer tidak mengejar Ren. Tidak mengejar Ryuga. Tidak mengejar Hirano maupun Kazuma. Yang diincar hanyalah kau.” Kenji merasakan dingin merayap ke tulang belakangnya.

“Kau tau kenapa?” Kaito menahan napas sebentar.

Lalu ia berbisik. “Karena Whisperer punya hubungan darah denganmu.”

Kenji hampir terjatuh, mendengar apa yang dibisikkan oleh Kaito, ia memiliki darah Whisperer? apa maksudnya itu?

“A … apa?” suara Kenji pecah.

Kaito mengangguk. “Ya. Kau adalah bagian dari garis keturunan yang seharusnya mereka pertahankan. Kau punya sesuatu dalam dirimu yang tidak dimiliki siapa pun. Termasuk aku.”

Kenji menggigit bibirnya keras. “Itu bohong. Kau saudara kembarku. Kita sama.”

Kaito menggeleng pelan. “Tidak sepenuhnya. Kita kembar, tapi hanya satu dari kita yang membawa gen langsung dari Whisperer.”

Kenji merasa dunia berputar. “A-apa maksudmu kau bilang Whisperer itu—”

“Leluhurmu.” Kaito melanjutkan tanpa ragu.

“Leluhur?” Kenji memundurkan langkah.

“Itu sebabnya mereka tidak ingin kau mati. Kau bukan dimaksudkan untuk dibunuh.” Kaito menunduk. “Kau dimaksudkan untuk dipulihkan. Diaktifkan.”

“Diaktifkan?! Aku bukan mesin!” teriak Kenji.

“Bukan mesin. Pewaris,” jelas Kaito.

Kaito menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca. “Dan Whisperer menunggu momen itu. Momen ketika darah dalam tubuhmu bangkit.”

Kenji mengguncang kepala keras. “Tidak. Tidak! Mamaku bukan garis Takatori. Papa juga bukan!”

Kaito terdiam,dan keheningan itu berarti jawaban. Ia bingung harus melakukan bicarakan apalagi dengan Kenji.

“Kaito.” Kenji hampir menangis karena frustrasi.

“Kau mengatakan padaku bahwa Whisperer… mungkin ayah kandung kami?” tanya Kenji.

Kaito menundukkan kepala. “Aku tidak tahu pasti. Hanya tahu bahwa darahnya … ada dalam dirimu.”

Kenji ingin memukul sesuatu. Ingin berteriak sampai suaranya hilang. Tetapi kaki dan tangannya lemas, seperti tubuhnya sendiri sedang menolak kebenaran ini.

Ia akhirnya mengangkat wajah. “Kenapa kau cerita semua ini padaku?”

“Karena aku sudah selesai bersembunyi,” jawab Kaito lirih.

“Dan karena kau tidak akan bisa menghentikan Whisperer bila kau tidak tahu siapa dirimu sebenarnya.” Hening lagi, tetapi kali ini, hening itu seperti gemuruh badai yang menekan dinding dari semua arah.

Kenji mengambil langkah mendekati Kaito. “Kalau begitu beri aku jawabannya. Semua jawaban. Apa tujuan Whisperer? Kenapa sekolah Emerald?”

Kaito menatapnya, mata hitamnya memantulkan cahaya lampu putih yang dingin. “Whisperer sedang mempersiapkan uji coba besar di sekolahmu.”

Ia menghela napas dalam, tatapannya tajam dan penuh amarah. “Uji coba untuk mengukur siapa yang pantas jadi penerus dan siapa yang harus dihilangkan.”

Kenji merasakan jantungnya berhenti seketika. “Sekolah Emerald,  murid-muridnya—”

Ia memegang kepala.

“Tidak mungkin. Dia tidak akan—” kata Kenji yang sudah mulai paham maksud dari Kaito.

“Oh, dia akan,” potong Kaito.

“Dan dia sudah memulai beberapa jam lalu.” Kenji membelalakkan mata, ingin berlari. tetapi Kaito menahan dengan tatapan keras.

“Kenji … dengarkan aku terakhir kali.” Kaito menahan napas.

“Bila kau kembali ke atas tanpa tahu siapa kau … Whisperer akan menang.”

Kenji menatap Kaito dalam-dalam. Dan untuk pertama kalinya, ia melihat bukan musuh bukan kembaran gelap melainkan seseorang yang selama ini hidup dalam kehancuran yang sama. Tiba-tiba seluruh ruangan bergetar keras. boom! Lampu berkedip. Debu jatuh dari langit-langit terdengar suara alarm meraung.

Kaito menoleh cepat, wajahnya tegang. “Terlambat.”

Kenji menahan napas. “Apa itu?!”

Kaito menyeringai pahit. “Whisperer sudah datang.”

Suara langkah kaki bergema dari lorong ritmis, berat, dan tidak terburu-buru. Seolah pemilik langkah itu tahu tidak ada yang bisa menghentikannya. Kenji menoleh ke pintu baja. Bayangan seseorang muncul di balik kaca kecil pintu, tinggi, mantel hitam panjang, dan topeng putih polos. Siluet itu berhenti tepat di depan pintu. Kenji mundur selangkah, napasnya tercekik.

Kaito berbisik lirih, hampir tidak terdengar: “Dia datang untukmu.”

Sebelum Kenji sempat bereaksi, pintu baja yang ada di belakangnya tiba-tiba meledak. Kenji berusaha untuk melindungi agar tidak terkena serpihan dari pintu tersebut, tetapi ia tidak melihat Kaito seakan ia menghilang dalam kumpulan asap.

1
Glastor Roy
yg bayak tor up ya
Glastor Roy
update
Glastor Roy
up
Glastor Roy
update ya torrr ku
Hime_Hikari: hallo kak di tunggu saja kak untuk update terbarunya
total 1 replies
putri baqis aina
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
Hime_Hikari: Terima kasih kak 😁😁
total 1 replies
Ryner
Author, kapan nih next chapter?
Hime_Hikari: Ditunnggu saja ya kak

Terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!