Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29
"Mi, ini beneran kita acara 17san di komplek?" tanya Yudha pada istrinya.
"Lah terus menurut papi? Kemaren kan udah di umumin sama pak satpam kalau hari ini kita ada acara 17san di lapangan komplek." jawab Rania.
"Panas banget mi, papi gak ikutan ah." tolak Yudha yang tidak ingin ikut ke acara 17san dh komplek.
"Yakin gak ikutan? Kalau gitu papi pergi sendiri deh. Nanti kalau ada perlombaan suami istri mami cari aja suami orang atau duda kaya raya, yang mau-"
"Oke, stop! Papi ikut. Gak ada suami orang, anak muda atau duda kaya yang boleh deketin mami. Lagian mana ada sih laki-laki yang bisa ngalahin ketampanan papi, dan kekayaan papi. Mami itu harusnya bersyukur dapat suami paket komplit kayak papi ini, mi." cerocos Yudha yang membanggakan dirinya sendiri.
"Lah terus papi pikir, papi itu gak harus bersukur juga? emangnya mami gak cantik ya? Mami orang miskin gitu yang tiba-tiba papi nikahin terus jadi orang kaya? Iya?"
"Lah, kok jadi panjang?" ujar Yudha yang merasa pembicaraan mereka semakin tidak enak di dengar.
"Makanya jangan asal aja kalau ngomong." balas Rania yang berlalu meninggalkan suaminya.
Oh tidak bisa! Yudha harus melakukan sesuatu ini. Istrinya tidak boleh marah.
"Mami, maafkan papi oke. Papi, siap salah. Ini mulut papi yang salah. Maafin papi, ya mi. Janji gak gitu lagi." ucapnya meminta maaf pada istrinya.
"Yaudah, ayo cepetan!" kata Rania yang membuat suaminya mengikuti.
Sesekali memang harus di beri pelajaran suaminya ini agar tidak bicara sembarangan lagi. Lihat saja, sekarang suaminya langsung jadi penurut bukan?
"Mi, mau kemana?" tanya Yudha melihat istrinya berjalan terus.
"Ke lapangan papi, kenapa sih? Mau naik mobil gitu?"
"Ini panas mami. Nanti kulit kamu-"
"Uang kamu masih banyak kan?" Yudha menganggukkan kepalanya karena memang uangnya masih banyak.
"Nah, itu dia gunanya. Sekarang ayo cepetan. Kita jalan atau naik motor Aal aja."
"Tapi, mi-"
"Papi plis, kita bukan mau ke Monas untuk naik mobil. Cuma lapangan komplek aja loh." kata Rania, akhirnya Yudha menurut dan mereka pergi naik sepeda motor milik Alana.
Setibanya mereka di lapangan komplek, panita sudah menyambut mereka.
"Kepada bapak Yudha dan buk Rania, selamat datang dan selamat bergabung sama kita." ucap panita ketika melihat mereka datang.
Yudha melambaikan tangannya pada panita dan langsung mengambil posisi di dekat Bara yang ternyata sudah sampah lebih dulu.
Ya, Bara dan Yudha berada di komplek perumahan yang sama. Jadi wajar saja mereka bertemu di sana.
"Heh? Lo kok ada di sini?" tanya Yudha melihat Joshua di sana.
"Maminya anak-anak milih buat jual rumah lama karena keinget sama ibu mertua aja. Katanya mending pindah rumah, jadi gak terlalu sedih kalau liat kamar ibu." jawab Joshua.
"Serius lo jual rumah?" kata Bara yang tidak percaya.
"Beneran. Kasihan istri sedih Mulu liat kamar ibu mertua. Jadi kita putusin buat jual rumah lama dan pindah kesini. Biar istri ada temannya juga. Kan ada istri Lo Lo pada di sini."
"Okelah. Gue mau duduk dulu. Panas." ucap Yudha yang memang tidak tahan panas.
"Btw kita mau ikutan lomba apaan nih? Gue kan baru pindah di sini, jadi gak tau acaranya apaan." ujar Joshua.
"Mana gue tau! lagian lomba beginian biar apa coba? Panas banget woi!" jawab Yudha rewel seperti biasanya.
"Ayo buat ibu-ibu sama suaminya yang mau ikutan lomba suami makan pisang boleh daftar ke panita. Buat pak Yudha dan pak Bara, ayo pak ikutan. Hadiahnya Sepeda pak." seru panita yang berada di atas pentas.
"Dih, gue tambahi 3 juta buat lomba itu. Hadiah sepeda doang. Mana seru!" balas Yudha lagi.
Rania hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat sikap sombong suaminya itu.
"Tarik tambang juga ada pak."
"Nah, itu nanti di tambahi sama temen saya nih yang baru. Minta aja, dia orang kaya juga, walau mungkin masih lebih kaya saya juga!" balas Yudha tetap dengan kesombongannya itu.
Joshua hanya bisa tersenyum saja mendengar perkataan Yudha yang seperti biasanya.
"Yaudah, jadi ini mau ikut lomba apa pak? Ikutan lomba makan pisang sama tarik tambang ya pak? Buat ngeramein komplek kuta pak." Ucap panitianya.
"Boleh dek pak."
"Heh, siapa yang mah ikut woi!" tanya Yudha pada Bara.
"Udah pak, ini tim saya. Saya, Joshua, dan Yudha. Sisanya boleh deh, siapa yang mau satu tim sama kita." jawab Bara yang membuat Yudha semakin kesal padanya.
****
np ft gk bs di bk
next my