Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 29
Esok paginya, Sekar Wulan terbangun saat merasakan terpaan napas hangat di sekitar wajahnya, ketika ia membuka mata, tampak seraut wajah tampan kini sedang memandang nya tanpa berkedip.
Sekar wulan sontak terlonjak samar, dan baru di sodaranya saat ini ia tertidur dengan lengan raden Erlangga sebagai bantalannya.
"Pagi yang cerah, " ucap pria itu dengan suaranya yang serak khas bangun tidur.
Sekar wulan mengangguk, dengan wajah bersemu merah yang samar- samar. Raden Erlangga kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah gadis yang kini sudah berubah statusnya sebagai seorang wanita.
"Rasanya, baru kali ini aku tertidur nyenyak, " kata pria itu lagi. Menatap sekar wulan dengan tatapan teduh.
Sekar wulan menipiskan bibirnya, lalu satu tangan pria itu merangkul kepalanya dari belakang untuk kemudian di tarik agar lebih mendekat, yang membuat wanita itu kemudian bersembunyi di balik dada bidang sang pria dengan rasa hangat yang menyelimuti hatinya.
"Terimakasih." Bisik raden Erlangga dengan tiba-tiba di dekat telinganya.
"Untuk? " Tanya Sekar wulan yang lantas mendongakkan matanya agar bisa melihat wajah pria itu yang masih tetap sama, tak ada ekspresi namun tatapannya begitu lembut saat melihat nya.
"Untuk ijin mu semalam. " tukas Raden Erlangga yang kemudian tersenyum tipis membuat jantung sekar wulan berdetak dua kali lipat saat itu juga. Ia sontak menundukkan wajahnya yang memerah padam, namun Raden Erlangga yang menyadari itu lebih dulu, mengangkat dagunya dan kemudian melabuhkan kecupan hangat di bibir ranum gadis itu.
Mata sekar wulan membeliak, kaget. "Raden! " pekiknya, pelan.
Sementara Raden Erlangga menanggapi nya, santai. "Ya? "
"Ini sudah pagi! " kata sekar wulan, memperingati.
Raden Erlangga tersenyum kecil. "Aku tahu, tapi entah kenapa rasanya sulit beranjak dari kasur ini. " Pria itu lalu bergerak mencondongkan dirinya seraya tangannya merangkul pinggang ramping sekar wulan, sementara wajahnya ia sembunyikan di antara ceruk leher istri cantiknya itu.
Tangan sekar wulan dengan refleks sedikit menahan pergerakan pria itu, meskipun sekarang ia tak bisa menahan Raden Erlangga yang sedang bermain di ceruk lehernya, menghidu aromanya dalam- dalam, seolah ingin selalu mengingat aroma tubuhnya.
"Raden, kamu harus mempersiapkan keberangkatannya mu kan, " ujar Sekar wulan yang lantas berhasil membawa raden Erlangga kembali ke kenyataan.
Pria itu sedikit mendengus, lalu menjauhkan wajahnya dari leher Sekar wulan. "Hah, kau benar. Besok adalah hari keberangkatan ku. "
"B- besok?" Sekar wulan sedikit memekik kaget. "Berarti sudah tidak ada waktu. Ayo raden, aku akan mempersiapkan keberangkatan mu. "
Raden Erlangga tersenyum, selain ibunya dan ki Sodewo, jarang ada orang lain yang memperhatikan nya seperti ini. Ia merasa seperti punya rumah baru untuk pulang. Rumah yang sesungguhnya.
Sekar wulan lalu bangkit dari atas ranjang, memakai kembennya untuk bersiap mandi. Setiap pergerakannya tak luput dari mata sang Raden.
Raden Erlangga memandangi gadis itu sambil menopang kepala. Sungguh ia tak pernah menyangka, jika dirinya dan Sekar wulan akan berakhir seperti ini. Ternyata perasaan yang tak tahu sebelumnya untuk gadis itu adalah cinta. Ia melakukan seluruh upaya untuk melindungi nya, bukan semata-mata untuk menepati janjinya pada raden Atarya tapi juga karena cintanya pada sekar wulan yang baru dia sadari sekarang.
Raden Erlangga menyadari jika sekar wulan sedang kepanikan mencari tusuk konde nya untuk mengikat rambut nya. Raden Erlangga kemudian bangkit dari kasur dengan masih bertelanjang dada, lalu sebelah tangan kekarnya menahan pergerakan tangan sekar wulan yang sedang mengikat rambutnya.
"Biarkan saja. Rambut mu lebih cantik jika di urai, " ujar pria itu lalu membiarkan rambut panjang wanita itu jatuh di samping bahunya.
"Raden, " pekik Sekar wulan karena kaget sebab tiba-tiba saja Raden Erlangga sudah membawa tubuh nya dalam gendongan pria itu.
"Apa yang kamu lakukan raden? turunkan aku! "
Tapi Raden Erlangga sama sekali tak mengindahkan teriakan sekar wulan, pria itu malah tersenyum miring. "Aku tahu tubuh mu kelelahan karena semalam. Jadi, bagaimana kalau kita mandi bersama? "
"Eeeh? " Sekar wulan melotot panik, namun justru itulah yang membuat raden Erlangga terhibur hingga tak ingin menurunkan wanita itu dalam gendongan nya.
Raden Erlangga bahkan serius dengan perkataan nya, dia menggendong istri kecil nya itu hingga menuju bilik mandi dan alhasil mereka pun mandi bersama serta melanjutkan kegiatan mereka semalam di dalam bilik mandi. Raden Erlangga benar-benar buas, ia tak membiarkan sekar wulan beranjak sedikit pun hingga setengah hari itu mereka habis kan di dalam kamar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Barulah ketika matahari berada di atas kepala, Sekar wulan dan raden Erlangga keluar dari kamar mereka. Di sepanjang lorong menuju ruang depan, beberapa abdi dan emban yang melewati mereka menunduk hormat.
Dan ketika sampai di ruang tengah, mereka bertemu nyai Sedan mayang yang sedang duduk sambil menikmati wedang jahe nya.
"Oh kalian sudah keluar rupanya. " Nyai Sedan mayang berdiri dari duduknya.
Sekar wulan tersenyum canggung, karena baru sekarang mereka keluar kamar. "Iya ibunda, maaf kami baru keluar kamar, karena kangmas Erlangga .... sedang sakit, " ucap Sekar wulan, spontan begitu saja, karena tak bisa memikirkan alasan lain dalam kepala nya untuk ia katakan pada wanita Sepuh itu. Akan sangat malu kan jika ia mengatakan yang sejujurnya kenapa mereka baru keluar kamar sekarang.
Nyai Sedan mayang pun tersenyum saja, ia bukannya tak tahu apa yang terjadi pada mereka tapi memilih diam. Padahal sudah terlihat jelas dari wajah keduanya yang memerah dan gerak- gerik mereka yang tak wajar.
"Oh ya bagaimana kalau kalian makan dahulu sebelum pulang?"
"Tak usah ibunda. Kami akan segera pulang, " sela Raden Erlangga cepat. "Karena ayahanda telah memberikan mandatnya padaku untuk pergi ke wilayah selatan besok, jadi kami akan dari sekarang. "
"Oallah, ternyata kamu berangkat besok. Ya sudah, kalian pasti akan sangat sibuk sekarang. "
Raden Erlangga mengangguk. "Iya ibunda. Dan tolong do'akan aku agar bisa menjalani misi ini dengan tuntas. "
Nyai Sedan mayang mengulum senyum, ia mendekat dan kemudian menyentuh wajah tampan putranya itu dengan tangan yang mulai mengeriput. "Tentu saja cah bagus, ibunda akan selalu mendoakan mu. Semoga para dewa selalu melindungi mu. "
Raden Erlangga tersenyum lembut, mengusap tangan tua yang mengelus wajahnya itu. Semuanya masih baik- baik saja sampai nyai Sedan mayang baru menyadari ada bekas cakaran di leher putranya.
"Luka apa ini nak? " tanya nyai Sedan mayang dengan dahi mengernyit.
Raden Erlangga juga baru tersadar lalu tanpa sengaja matanya melirik ke arah sekar wulan yang wajahnya langsung memerah.
"Oh ini, luka bekas cakaran ibunda, " ucap raden Erlangga, tak ingin berbohong. Yang sontak membuat sekar wulan kalang kabut di tempat nya.
"Oallah, dari mana kamu mendapatkan luka cakar ini nak? "
Selarik senyum tipis raden Erlangga perlihatkan. "Dari kucing garong ibunda, dia yang mencakarku, " katanya, sengaja sambil melirik kembali pada sekar wulan yang wajahnya sudah bersemu malu sejak tadi.
*****
gagah, sangar ,kekar,dan kulitnya yg coklat
ayo lanjut Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
ditunggu lanjutannya kak..🙏
salam Thor 💪👍 lanjut 🙂❤️🙏
ayo semangat up lagi 💪 Thor 👍 salam sehat selalu ya ❤️🙂🙏
lanjut Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏