Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran Junho
Junho kini sedang dalam perjalanan menuju lokasi sang istri berada. Mobilnya melaju cepat membelah jalan malam yang sudah mulai sedikit lenggang. Dia gak bisa menyingkirkan kekhawatirannya. Apalagi saat Violette mengatakan kalau dia di rampok oleh orang-orang bersenjata.
Mobil yang di kendarai Junho berbelok ke area sepi yang diarah oleh maps. Gak lama dia bisa melihat sang istri berjongkok dengan dagunya bertumpu di tangannya. Dia juga melihat ada pak supir dan juga seorang wanita yang tak dia kenal.
Junho memberhentikan mobilnya, tangannya dengan cepat membuka sabuk pengamannya. Junho keluar dari mobil, "Violette!"
Violette berdiri perlahan saat Junho keluar dari mobil. Tatapan dipenuhi rasa bersalah. Dia jelas takut dimarahi oleh suaminya.
Junho mendekati Violette. Alih-alih marah pada wanita itu, dia langsung menarik istrinya kedalam pelukannya, "Hah.... syukurlah kau tak ikut diculik."
Wanita itu terkejut sesaat, namun perlahan membalas pelukan sang suami. Saat itu dia sadar akan sesuatu, ada bau parfum wanita di tubuh Junho. Dia juga bisa melihat dengan jelas tanda cium di bagian belakang leher pria itu.
Violette memilih bungkam untuk saat ini, bukan tanpa alasan. Kakaknya ada disini. Dia gak mau membuat kakaknya curiga dengan hubungan dalam pernikahan mereka yang masih mengambang.
Junho menarik dirinya. Pria itu dengan cekatan membolak-balik tubuh istrinya, mengecek kaki, lengan, bahkan leher Violette. Dia menghela nafas lega. Senyum kecil terukir di wajahnya, "Kau baik-baik saja, tak luka sedikitpun. Kupikir mereka berani melukaimu,"
Violette menggelengkan kepalaku, dia melirik kearahnya lain, gugup dan takut memenuhi hatinya. Junho sadar dengan kegundahan hati Violette, dia meletakkan tangannya di atas pucuk kepala Violette, mengusapnya dengan lembut, "It's okay...Katakan saja,"
Violette mengangguk "Itu...Mobil mu mereka bawa, tas ku juga, semua barang-barang berharga mereka ambil." Violette meremas ujung roknya.
Junho menghela nafas, Dia sebenarnya cukup gak rela jika mobil mahal dan kesayangan itu raib. tapi dia akan lebih marah jika istrinya yang terluka. Apa yang akan dikatakan Haiden pada dirinya.
Matanya melirik supir yang tertunduk, dia dengan cepat menarik kerah baju si supir. Matanya menatap tajam pria itu, "Kau gak becus! kenapa bisa sampai di rampok? Jika saja istriku terluka, kau akan menanggung akibatnya!." Cengkeraman Junho cukup kuat untuk membuat si supir takut.
Lulu memisahkan mereka. Menurutnya ini bukan saat yang tepat untuk bertengkar. Dia menatap Junho dengan tatapan malas, "Ini bukan salahnya, lagipula dia hanya supir bukan pengawal. Kau itu, jika ingin aman beri istri mu pengawal di sisinya."
Amarah Junho mereda sedikit, "Ck! Jangan beritahu aku apa yang harus ku lakukan. Aku tahu yang terbaik. Kamu ini siapa sih? Kenapa kamu dekat-dekat dengan istri saja?. Orang asing tak boleh mendekati wanitaku!." Junho mendorong Lulu agar wanita itu menjauh dan tak ikut campur.
Lulu sedikit terdorong mundur, wanita itu merasa tersinggung dengan ucapan Junho kalau dia gak boleh dekat dengan adiknya, "Heh! Dengar, ya! Aku itu kakak Violette. Kamu jangan macam-macam sama saya!." Lulu mendekati Junho, dia berkacak pinggang dengan matanya menatap Junho dari atas hingga bawah.
Junho Mengerutkan keningnya, Dia jelas kaget dengan pernyataan wanita itu. Setahunya istrinya adalah putri tunggal. Bagaimana mungkin punya kakak. Matanya melirik Violette, "Vi, dia benar-benar kakakmu?," tanya Junho.
Violette mengangguk, "Iya, dia kakak sepupuku. Dia tinggal di Itali, makannya waktu itu dia gak datang di pernikahan kita."
Junho hanya mengangguk, "Ohh, kurasa ada wanita yang jelek dari kamu, Vi," Jawab Junho spontan. Matanya menatap Lulu dengan tatapan merendahkan.
Lulu semakin terpancing emosinya, "Eh!! Dengar ya, kadal! Kau panggil aku jelek? berkaca dulu sana. Kau pikir kau tampan?!." Lulu menyilangkan tangannya kaki nya dihentakan di tanah dengan marah.
Violette hanya mengaruk tengkuknya yang tak Gatal saat melihat interaksi suaminya dengan kakaknya.
"Hah! kau pikir dengan kau cowok, aku akan takut padamu? Meh! Sini! Meh!." Lulu memasang kuda-kuda. Tinjunya terkepal di depan wajahnya, dia melompat maju dan mundur seakan menantang Junho untuk berkelahi.
Junho tak memperdulikan Lulu, dirinya berbalik dan kembali menghampiri Violette, lalu digandennya tangan sang istri saat mereka berdua masuk ke dalam mobil.
"Biarlah kau disana sendirian, aku lebih baik bersama istriku." Junho menutup pintu mobil.
Lulu panik, "eh!! Jangan!! Tak baik meninggalkan wanita sendirian di gelap malam." Lulu langsung masuk ke dalam mobil, begitupun dengan pak supir.
Mobil Junho kini mulai bergerak pergi meninggalkan tempat sepi itu.
****
Disebuah markas besar yang dijaga ketat oleh pria-pria besar bersenjata lengkap. Markas itu begitu luas dan berada di tengah hutan belantara yang jauh dari hiruk pikuk kota. Tempat dimana markas Besar estrella del diablo berdiri kokoh.
Di dalam, Seorang pria berjas hitam dengan tato ular di lehernya. Di wajah pria itu terdapat tindik di hidungnya. Pria itu mengetuk pintu, saat suara berat pria yang ada di dalam mempersilahkan dirinya untuk masuk, Pria itu masuk kedalam ruangan.
Saat pintu di buka, cahaya yang datang dari luar membuat siluet di dalam ruangan yang remang. Pria itu masuk kedalam. Dia membungkuk sedikit, "Tuan Haiden, Saya sudah mengantongi informasi yang anda inginkan."
Ya, Haiden adalah pemimpin kelompok Estrella Del Diablo. Dirinya terkenal sebagai pemimpin berdarah panas yang tak segan membunuh siapapun yang menginjak wilayah atau gang-gang yang di bawah kekuasaannya, baik musuh ataupun orang-orang yang kurang beruntung yang tak sengaja memasuki wilayahnya.
Senyum puas terukir di wajah Haiden. Dia menyesap segelas wine sebelum berbalik untuk menatap anak buahnya.
Haiden mengenakan jas merah dan dasi kuning. Jas merahnya begitu pas di tubuhnya hingga membuat dada bidangnya terlihat jelas. Bahu lebar Haiden memberikan kesan kuat dan gagah pada pria itu.
Haiden meletakan gelas wine di atas meja lalu menyilangkan tangannya, "Wah, bagus...Cepat seperti biasa, john. Katakan padaku apa yang kau dapatkan."
John berdehem, tangannya terlipat di belakang punggungnya saat pria itu mulai menjelaskan, "Saya mempunyai beberapa informasi. Informasi pertama tentang truk jerami yang mengirim wanita-wanita kesini di tahan oleh polisi setempat di perbatasan, Saya sudah memberikan arahan pada Carillo untuk mengurus masalah tersebut. Informasi yang kedua, Pemimpin sangre gemela sedang gencar-gencarnya mengirim mata-mata untuk memantau pergerakan kita, setidaknya saya mendapatkan laporan ada beberapa anggota kita yang merupakan mata-mata. Ketiga tentang putrimu, Kami mendapatkan informasi kalau nona Violette telah di rampok oleh sekelompok pria bersenjata,"
Rahang Haiden mengeras, informasi-informasi itu sedikit membuatnya geram. Tangannya terkepal erat. Polisi sudah memperketat penjagaan mereka, belum lagi musuhnya yang selalu mencoba menghancurkan kerajaannya. Namun, hal yang paling membuatnya muak adalah tentang sekelompok pria yang berani mengusik putrinya.
Haiden menatap John, "Terimakasih untuk informasinya. Pantau terus kelanjutan di perbatasan. Cari tahu siapa orang-orang yang menjadi mata-mata, mereka cari mati! Lalu untuk putriku, tambahkan penjagaan. Aku gak mau putriku terluka. Kita gak bisa membiarkan hal buruk terjadi padanya."
____________________________
To Be Continued
______________________
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!
Follow juga!
mampir juga yaa..
Tapi, bacanya nanti ya, antrian panjang /Facepalm/