Khansa, seorang gadis kampung yang terlahir dari keluarga miskin, menjalin hubungan asmara dengan seorang pria dari keluarga kaya bernama Wandy...namun Khansa harus menelan pilihan pahit saat tau calom suaminya yang sudah beberapa tahun menjalin hubungan kandas..karena Wandy memilih menikah dengan wanita lain...Wandy dan keluarganya bersekongkol untuk membohongi Khansa dan keluarganya...Khansa merasa hancur dan memilih pergi menyendiri di tengah hutan....namun dalam kehancurannya diisi dengan kehadiran seseorang yang membalut lukanya dan mengubah hidup Khansa dari miskin menjadi orang terkaya di kampungnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Tak lama datang pak Agus, bersama kedua anaknya beliau adalah buru tani yang mencari upah atas tenaganya. Mereka di bayar oleh bu Tika untuk mengarap lahannya sebelum di tanam kentang, ubi jalar, bawang merah dan bawang putih karena lahan Khansa sangat lah luas...
"Semoga usaha kalian berhasil biar bisa mengubah hidup, tanah ini sangat bagus gembur dia pasti tanaman akan sangat subur" ucap pak Agus pada Khansa.
"Amin, pak. Saya tidak akan menyia-nyiakan kebaikan yang sudah di titipkan kepada keluarga saya...saya akan tunjukan kepada orang-orang yang pernah menghina dan merendahkan keluarga kami.." jawab Khansa.
Mereka begitu antusias bekerja membabat rumput sebelum dicangkul...Khansa hanya duduk di bawa pohon jati, melihat ibu dan kedua adiknya mereka terlihat sangat semangat membantu membersihkan lahan hati Khansa sangat bahagia.
"Apa yang membuatmu bahagia, istriku. Aku lihat kamu sangat senang." tanya Kara yang tiba-tiba saja duduk di samping Khansa membuat gadis cantik itu kaget..dia mendadak panik saat melihat Kara duduk di sampingnya ia lupa jika Kara seorang jin yang tidak bisa sembarangan orang melihatnya..
"Astagfirullah, suamiku. Jika mereka melihatmu bagaimana?" tanya Khansa yang merasa khawatir.
"Hahaha kau terlihat lucu kalau kaget begitu, jangan risaukan sayang, mereka tidak bisa melihatku hanya kau yang bisa melihatku." jawab Kara yang selalu tersenyum pada Khansa." Istriku, gunakan uang yang aku berikan membangun rumah yang lebih layak karena aku tidak suka melihat kau dan keluargamu di hina orang lain, dan satu lagi jangan perna membalas perbuatan mereka itu bagianku yang akan melindungimu, kalau bukan aku Poppy yang akan selalu ada untuk melindungimu." ucap Kara menunjukkan ekspresi wajah marah
"Iya, suamiku. Tapi tidak mungkin sekarang mesti banyak uang yang kau kasih, tunggu hasil panen sudah terlihat. Aku tidak ingin para tetangga dan warga menaruh curiga padaku pasti mereka bertanya-tanya dari mana aku mendapatkan banyak uang..kalau aku di tanya sebenarnya aku pengen cepat bangun rumah tapi apa daya.."
"Itu urusanku, istriku. Gunakan saja sedikit uang kemarin untuk renovasi rumah, aku tidak ingin melihatmu tidur di ranjang yang tidak layak di gunakan..."
Khansa terdiam, manusia yang ada disekitarnya saja tidak ada yang peduli pada keluarganya padahal masih saudara jauh dari bapaknya termasuk orang mampu semua. Sedangkan Bagaskara laki-laki yang berasal dari bangsa jin tapi dia mengerti tentang keluarga Khansa dan dengan tulus membantu Khansa.
"Makasih, suamiku. Atas bantuanmu nanti aku bicarakan pada ibu.." ucap Khansa tersenyum.
Sekali lagi Khansa merasa kaget di buat Kara karena pria itu tiba-tiba menghilang entah kemana. Khansa mendengus kesal, menggerutu suami yang tak kasat matanya itu yang sesuka hati datang dan pergi, dari balik pohon jati Kara tertawa melihat istrinya..
"Dasar suami jin, main kabur aja.." ucap Khansa
"Cantik sekali kalau dia memasang wajah kesal begitu, seandainya tidak ada ibu dan kedua adiknya terus orang-orang ini sudah ku culik bawa ke istana..." gumam Kara.
"Poppy..." panggil Kara.
"Hormat tuan.." jawab Poppy tiba-tiba muncul di samping Kara.
"Tolong jaga ratu dan keluarganya dengan baik, jangan sampai ada yang menganggu mereka, jika ada manusia jahat yang menganggu mereka kau berikan mereka pelajaran..." pesan Kara pada Poppy prajurit perempuan yang di tugaskan khusus untuk menjaga keluarga Khansa.
"Siap Tuan..."
Kara langsung menghilang dari pandangan Poppy, Poppy bersemayam di atas pohon jati itu sambil memperhatikan Khansa.
*******
Sementara di rumah Wandy saat ini terlihat bu Farda tampaknya terus menggunjing Khansa, yang katanya akan menam, bawang merah, bawang putih, Kentang dan juga ubi jalar seperti warga lainnya. Mulai muncullah niat jahat dalam hati bu Farda agar hidup Khansa tidak ada perubahan dan tetap miskin...bu Farda tidak mau Wandy kembali pada Khansa lihat dari cara Wandy yang sampai sekarang belum bisa menerima Nova sebagai istrinya..
"Pah, kalau hasil panen nanti jangan kita membeli hasil panen mereka, biar mereka tidak dapat menjual hasil panen mereka, di kampung ini hanya kita yang berani membeli hasil panen warga dengan harga tinggi..." ucap Farda sombong.
"Benar, bapak setujuh. Jangan sampai hidup mereka berubah. Miskin ya tetap aja miskin, mereka pasti kesulitan mencari orang membeli hasil panen karena kita adalah satu-satunya juragan di desa ini...kita harus mematikan hasil panennya..."sahut Amar.
"Pah, bu sudah lah jangan menyimpan dendam terus pada Khansa, aku rasa bapak sama ibu berlebihan karena Khansa saja tidak pernah mengusik kehidupan kita kenapa bapak sama ibu begitu membencinya...semua orang berhak bahagia.." ucap Wandy yang tiba-tiba keluar dari kamar dan pergi meninggalkan rumah...
"Kamu kenapa sih, Wandy." ucap bu Farda kesal pada anaknya yang sampai sekarang masih suka membela Khansa.
"Pah, ibu punya rencana bagaimana kalau nanti kita nikah kan saja Gibran dengan Khansa, ibu yakin dia pasti mau karena tetap menjadi mantu kita meskipun tidak menikah dengan Wandy...!!" ucap bu Farda tersenyum licik.
"Nah ide bagus tuh bu, pasti dia mau walaupun Gibran tidak sempurna Wandy tapi anak juragan dong...!!" ucap Amar sombong, pikir mereka Khansa mau begitu saja.
Entah memiliki dendam apa kepada Khansa padahal Khansa tidak pernah menganggu keluarga Wandy. Masalah pernikahan yang gagal pun sudah di terima dengan iklas oleh Khansa meskipun hatinya sakit.
Nova yang menguping pembicaraan kedua mertuanya merasa sangat senang karena mereka tidak berpihak kepada Khansa. Wanita itu licik selalu menghasut dan memberitahu tentang kekurangan keluarga Khansa kepada keluarga Wandy, dia tidak tahu jika itu akan menjadi bumerang baginya.
Tak lama Wandy dari luar dan gegas ke kamar mendapati sang istri sedang menguping...
"Ngapain kau disitu? Jangan membiasakan menguping pembicaraan orang lain, nanti kebiasaan." ucap Wandy ketus menatap Nova.
"Apaan sih kamu? Kesannya kamu membela Khansa" sahut Nova yang merasa tidak terima.
"Aku tidak membela, tapi cara kamu yang menguping pembicaraan orang lain sudah termasuk tindakan yang tidak sopan...kamu kenapa ya keliatan sekali kamu sangat membenci Khansa padahal Khansa tidak pernah melakukan kesalahan sama kamu..??" kata Wandy menatap tajam istri yang tak di cintainya itu.
Nova mendengus kesal, dalam hati merasa panas dan kecewa karena sampai sekarang sikap Wandy masih terasa acuh kepadanya meskipun segala cara di lakukan oleh Nova untuk mengambil hati Wandy...
"Ibu, aku ke warung bentar ya beli makanan kasihan pak Agus dengan kedua anaknya sekalian beli makan kita.." pamit Khansa kepada sang ibu.
"Iya nak" jawab bu Tika.
Khansa pergi ke warung untuk membeli makanan. Nasi ayam penyet dengan gorengan lalu minum es kelapa adalah permintaan para pekerja di kebun baru milik Khansa.
"Khansa, masih waras kamu?" Tanya ibu pemilik warung.
"Loh bu, saya masih waras. Kalau gila mana mungkin saya belanja di warung ibu, bisa saja saya jalan keliling kampung tanpa busana hahaha..." sahut Khansa kemudian tertawa.
"Emang ya, mulut tetangga kamu setajam ujung anak panah. Masa mereka bilang kamu itu sudah gila, karena suka pergi ke hutan terlarang. Ngomong-ngomong kamu ngapain didalam hutan sana? Apa kamu nggak takut disesatkan sama maklum halus penghuni hutan dan kamu tidak kembali..??" tanya bu Warung penasaran.
"Nenangin diri aja, bu. Enakan main sama alam, rasanya tenang dan enak berteman dengan alam dan pohon-pohon. Jika niat kita baik datang kesana dan tidak kita menganggu mereka, mereka juga tidak akan menganggu kita, bu. Buktinya sampai sekarang aku masih hidup." jawab Khansa membuat ibu warung geleng-geleng kepala.
Bersambung....
Jahat Bangat.😡😡😡