NovelToon NovelToon
Jodohku Guruku

Jodohku Guruku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah / Cintamanis
Popularitas:39.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Nurma Zakiyah adalah seorang siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ceria, namun hidupnya seketika dilanda tragedi. Sang ayah terbaring sekarat di rumah sakit, dan permintaan terakhirnya sungguh mengejutkan yakni Nurma harus menikah dengan pria yang sudah dipilihnya. Pria itu tak lain adalah Satria galih prakoso , guru matematikanya yang kharismatik, dewasa, dan terpandang.
Demi menenangkan hati ayahnya di ujung hidup, Nurma yang masih belia dan lugu, dengan berat hati menyetujui pernikahan paksa tersebut. Ia mengorbankan masa remajanya, impian kuliahnya, dan kebebasannya demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Di sekolah, mereka harus berpura-pura menjadi guru dan murid biasa, menyembunyikan status pernikahan mereka dari teman-teman dan rekan sejawat.
Bagaimanakah kelanjutan rumah tangga Nurma dan Satria?
Mampukah mereka membangun ikatan batin dari sebuah pernikahan yang didasari keterpaksaan, di tengah perbedaan dunia, harapan, dan usia, bisakah benih-benih cinta tumbuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong aku

Menjelang pagi, aroma roti bakar dan susu hangat menyebar di rumah sederhana itu. Nurma tersenyum puas melihat Satria melahap sarapannya dengan nikmat. Ia merasa ada kepuasan tersendiri saat bisa melayani suaminya.

"Terima kasih banyak, istriku. Rotinya enak sekali," ucap Satria tulus.

Ia meletakkan gelas susunya dan mengulurkan tangan. Satria menarik Nurma mendekat, lalu mendaratkan kecupan hangat dan lembut di kening istrinya.

Hati Nurma langsung berbunga-bunga. Perlakuan manis itu terasa seperti hadiah kecil atas keberaniannya semalam.

Satria kemudian menggenggam kedua tangan Nurma, tatapannya lekat dan serius. "Dengar, Nurma. Apapun yang terjadi, kamu harus percaya padaku. Aku akan selalu berada di sisimu, menjagamu sepenuhnya, seperti janji yang sudah aku ucapkan pada almarhum Ayahmu."

"Aku percaya, Mas," jawab Nurma lembut, balas menggenggam tangan Satria. Kenyamanan dan rasa aman yang ia rasakan semalam membuat semua keraguan sirna.

Setelah sarapan usai, mereka pun bergegas berangkat. Satria mengeluarkan motor sport-nya, dan Nurma segera naik. Dalam hitungan menit, mereka sudah sampai di gerbang sekolah.

.

.

Saat motor Satria berhenti di area parkir, beberapa pasang mata murid langsung tertuju pada mereka. Kedatangan Nurma dan Satria secara bersamaan menciptakan bisikan-bisikan dan tatapan aneh.

"Astaga, mereka datang berdua lagi!" bisik seorang siswi.

"Aku tidak percaya Nurma itu benar-benar keponakannya. Keponakan macam apa yang selalu diantar-jemput begitu?" sahut yang lain.

Suasana semakin memanas di kalangan para pengagum rahasia Pak Satria. Mereka sangat tidak suka dengan kedekatan Nurma dan guru tampan itu.

Dari kejauhan, Santi dan Rena muncul. Kedua gadis itu menatap sinis ke arah Nurma. Mereka bahkan tidak repot-repot menyembunyikan rasa tidak suka mereka, melainkan hanya melengos pergi begitu saja, menunjukkan betapa jijiknya mereka melihat Nurma dan Satria berduaan.

Menyadari tatapan-tatapan itu, Satria segera melepaskan helmnya. "Cepatlah ke kelasmu, Nurma. Kita harus berpisah di sini."

Nurma mengangguk, ia segera turun dari motor. "Sampai nanti, Mas."

Nurma Bergegas pergi ke kelasnya, berjalan cepat seolah ingin menghindari tatapan para murid, sementara Pak Satria berjalan menuju ruang guru, mencoba bersikap normal dan profesional.

Setibanya di kelas, Nurma disambut oleh Rea dan Wina.

"Pagi, Nurma!" sapa Wina ceria.

"Pagi..." balas Nurma, suaranya pelan. Ia melirik ke arah Rea dan buru-buru menunduk malu.

Melihat tingkah Nurma yang aneh dan Rea yang hanya menyeringai jahil, Wina menjadi curiga. "Kalian berdua kenapa, sih? Kalian aneh banget pagi ini. Ada rahasia yang kalian sembunyikan dariku ya?"

Rea langsung menyikut lengan Nurma, memberi kode agar tidak bicara. "Ah, apaan sih, Win! Enggak ada apa-apa. Nurma cuma lagi bad mood karena belum siap ulangan Kimia besok!" Rea segera mengalihkan topik.

Nurma dan Rea saling tatap. Mereka berdua belum berani mengatakan soal status antara Nurma dan Pak Satria yang sebenarnya kepada Wina. Rahasia semalam harus tetap terkunci rapat.

Tak lama kemudian, bel sekolah berbunyi nyaring. Jam pelajaran pertama dimulai, yaitu Matematika.

Semua murid segera duduk rapi saat Satria masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Satria.

"Pagi, Pak!" jawab seluruh murid serempak.

Pandangan Satria sesekali terfokuskan ke arah Nurma yang duduk di barisan depan. Begitu pula dengan Nurma, ia mengangkat wajahnya dan membalas tatapan suaminya. Keduanya tersenyum malu-malu, senyum yang hanya dimengerti oleh mereka berdua, penuh makna.

Rea yang menyaksikan sikap manis dan lucu pasangan suami istri rahasia itu di kelas, menahan tawa dengan tangan menutup mulutnya. Ada rasa bangga tersendiri karena ia adalah satu-satunya orang di sekolah yang mengetahui kisah cinta rahasia ini.

Tiba-tiba, Satria meletakkan buku dan spidol di meja. Wajahnya terlihat sangat serius.

"Baiklah, sebelum kita mulai materi baru. Bapak putuskan hari ini kita akan mengadakan Ulangan Harian Dadakan!"

Seketika, seluruh kelas hening, lalu meledak dalam protes dan rintihan. Seluruh siswa terkejut, mereka belum siap, apalagi ini ulangan harian Matematika yang terkenal sulit.

"Yah, Pak! Jangan dadakan dong!"

"Kami belum belajar, Pak!"

Rea yang duduk di belakang Nurma, langsung menyentuh punggung sahabatnya itu. Ia berbisik dengan nada kesal bercampur lucu.

"Astaga, Nurma! Kenapa Pak Satria nggak bilang ada ulangan hari ini?! Kamu kan istrinya! Masa kamu sendiri nggak tahu!"

Nurma hanya bisa menggeleng pelan, wajahnya ikut panik. "Aku... aku juga nggak tahu, Rea! Semalam kami nggak bahas soal pelajaran sama sekali!"

Rea menghela napas pasrah, menatap Nurma dengan tatapan 'kau-payah-sekali'. Wina yang duduk di samping mereka juga ikut menghela napasnya. "Ya ampun. Aku sama sekali belum begitu paham bab ini. Pelajaran mematikan ini benar-benar bikin aku stres," keluhnya.

Satria hanya tersenyum tipis melihat kepanikan di wajah murid-muridnya.

Selesai melaksanakan ulangan harian matematika yang membuat otak berasap, Nurma, Rea, dan Wina bergegas menuju kantin sekolah. Mereka langsung memesan Bakso Mercon Mang Udin yang terkenal super pedas, berharap sensasi pedas itu bisa menghilangkan rasa pusing setelah otak mereka diperas habis. Beruntung, meskipun sulit, mereka bisa menyelesaikan semua soal dalam waktu yang tepat.

Di sekeliling kantin, banyak siswa yang mengeluh tentang ulangan dadakan yang dilakukan Pak Satria. Biasanya, guru lain selalu memberikan informasi jika ada ulangan seperti itu, tetapi Pak Satria memang berbeda. Ia melakukan ini semua karena ingin tahu sejauh mana murid-muridnya menguasai pelajaran Matematika yang telah ia ajarkan selama ini.

Sambil menyeruput kuah bakso yang pedas, Nurma, Rea, dan Wina pun membahas masalah ini.

"Gila ya, Pak Satria. Tega banget. Sudah tahu Matematika itu horor, dikasih ulangan dadakan pula," keluh Wina sambil mengipasi mulutnya yang kepedasan.

Rea menyikut Nurma. "Tuh, dengar! Keponakan macam apa kamu, tidak ada bocoran sama sekali!"

Nurma hanya tersenyum kecut. "Sudah kubilang, Rea. Kami tidak pernah bahas sekolah, Aku juga kesal!"

Selesai memakan Bakso Mercon, saat mereka sedang asyik berbincang, tiba-tiba Santi dan Rena muncul dan berdiri tepat di depan meja mereka. Aura permusuhan langsung terasa kental.

Santi tanpa banyak bicara, langsung menyodorkan ponselnya.

"Lihat ini!" ucap Santi dengan nada merendahkan.

Di dalam ponsel itu, terpampang jelas beberapa foto hasil jepretannya.

Foto Pertama: Nurma dan Pak Satria sedang berdiri berdekatan di area lobi rumah sakit. Satria tampak menggenggam tangan Nurma.

Foto Kedua: Nurma sedang berboncengan di motor sport Satria, dan terlihat jelas Nurma memeluk erat pinggang Satria, bahkan menyandarkan kepalanya di punggung suaminya.

Nurma terkejut bukan main. Wajahnya langsung pucat pasi. Rea dan Wina yang sempat melihat foto itu juga terperangah.

Santi menyeringai penuh kemenangan. Ia melipat tangannya di dada dan menatap tajam ke arah Nurma.

"Ini yang kalian sebut hubungan paman dan keponakan? Cuih... Kau itu pembohong besar, Nurma!" Santi meninggikan suaranya. "Kau dan Pak Satria bukanlah paman dan keponakan, tapi kalian adalah pasangan kekasih! Ayo, ngaku!"

Perkataan Santi yang lantang itu sontak membuat seisi kantin terkejut. Semua bisikan dan obrolan berhenti. Semua mata tertuju pada Nurma, Rea, Santi, dan Rena. Para murid mulai berpikir yang tidak-tidak, bergosip liar tentang skandal guru dan murid.

Rea dan Wina segera panik. Rea mencoba membela. "Santi, jangan asal nuduh! Itu kan bisa saja..."

"Bisa saja apa?!" potong Santi, lalu ia menunjuk foto di ponselnya. "Lihat pelukannya! Apakah keponakan akan memeluk pamannya seromantis ini?!"

Kali ini, Nurma tidak bisa menjelaskan apa pun. Lidahnya terasa kelu. Kebohongan yang selama ini ia jaga rapat-rapat, kini terbongkar di depan umum. Malu, panik, dan takut akan konsekuensinya bercampur aduk.

Tanpa berpikir panjang, Nurma meraih tasnya. Ia tidak sanggup menghadapi tatapan menghakimi dari seluruh penghuni kantin. Ia lebih memilih pergi dan berlari sekencang mungkin agar menjauh dari hiruk-pikuk kantin.

Nurma terus berlari tanpa tujuan, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia hanya ingin menemukan tempat sepi. Langkah kakinya membawa dia ke taman belakang sekolah yang sepi dan jarang dikunjungi. Di sana, terdapat jalan setapak kecil yang menuju gang sempit, gang yang ia dan Satria lewati pagi itu.

Ia berhenti di bawah pohon rindang, membungkuk dan menopang lututnya, berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Jantungnya berdebar kencang, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tiba-tiba, dari arah gang sempit itu, muncul bayangan seorang pria.

Pria itu berbadan besar, usianya berkisar 45 tahun. Wajahnya terlihat asing dan menakutkan. Pria itu bergerak cepat dan senyap.

Sebelum Nurma sempat bereaksi, pria itu sudah berada di belakangnya.

Dalam sekejap, pria itu mendekat dan membekap mulut Nurma dengan kain tebal yang berbau aneh!

Nurma terkejut dan panik. Ia berusaha meronta, tangannya mencakar udara, namun tenaga pria itu jauh lebih kuat.

Pria itu menarik Nurma, menyeretnya dengan paksa menuju jalan setapak gelap di gang sempit. Nurma mencoba berteriak minta tolong, namun suaranya hanya menjadi erangan tertahan karena bekapan kain itu.

Kepala Nurma mulai terasa pusing karena bau kimia dari kain bekapan.

Mas Satria! Tolong aku! jerit Nurma dalam hati

Ia berusaha sekuat tenaga, tubuhnya mulai melemah. Ia hanya bisa berharap, Satria bisa segera menyadari kepergiannya dan menyelamatkannya sebelum semuanya terlambat.

Bersambung.

1
Teh Euis Tea
mudah2an nurma selamat
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aamiin 🤲
total 1 replies
Amalia Putri
Wah keren thor cerita nya juga visual nya pantesan santi pengen sama pak Satria,di tunggu lanjut nya thor💪💪💪/Rose//Rose/
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kakak 🙏😊
total 1 replies
Nar Sih
waah...bnr an nih cerita kakak kali ini beda baget dri cerita yg lain nya ,jdi gak sabar nunggu lanjutan nya ,moga satria sgra menemukan nurma
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih banyak kak 🙏🤭
total 1 replies
Nar Sih
semoga segra ada yg menolong mu ya nurma
Nar Sih
grgr omgan rea nurma jdi takut kan lihat satria untung nya satria sbr ngadepi istri kecil nya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Perista Aja
kereeen eeey critanya ..tmbh seru...ga sabar nunggu tiap episodenya...banyk upload episode nya per hari ya ka😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak, sehari up 3 bab kak 😊👍
total 1 replies
Teh Euis Tea
rea km ya nakutin trs nurma, cubit nih ya rea, genes aku sm km😄
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aku juga gemes kak 🤣🤣
total 1 replies
suryani duriah
yaelah pak satria pintar bgt🤭anggap simulasi aja😁😁
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤣🤣
total 1 replies
Amalia Putri
Moga -moga satria tau ,lanjut thor bikin penasaran pembaca,met siang met istirahat siang dan makan siang.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😁
total 1 replies
Agos Widodo
/Ok/
neny
sebenar nya aq takut klau nurma ketemu dng douglas,,smg ajh satria dan ayah nya bs menyelesaikan perkara hutang piitang ayah nya numa,,,semangat up kak 💪😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: semangat juga kak 💪🙏
total 1 replies
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼
/Good//Good//Good/
yumaku
lanjut thor😍
Isma Fasya
cerita nya seru.. jadi penasaran/Grin/
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😁
total 1 replies
Jumkasiyanah
🤣🤣🤣nurma sating... sendiri
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nar Sih
hahaha 😂😂ketangkap basah deh ,gak apa,,kan udah sah cukup di jlskan pasti rea paham
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤣🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
rea kepooooo🤣🤣🤣🤣🤣🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰
nnti ada saja yg cemburu dan iri hati pd Nurma
Perista Aja
bagus kak cerita nya,,ada berapa episode ini ka ceritanya..
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 👍😊
total 2 replies
suryani duriah
khan khan ketahuan lagi cipokan🤭😁😁lanjuuut👍👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!