PENYESALAN CINTA

 Saat berpapasan di kantin, Lia melihat kak Leon sedang asik bercengkrama bersama gadis itu. Tanpa basa basi, dia pun menghampiri mereka. kedua sahabat nya juga ikut menyusul.

  "Hai kak." ucap nya dengan nada tenang seolah tak terjadi apa apa. Wati dan Dodo tau, bahwa sahabat nya menyembunyikan perasaan cemburu nya di depan laki laki itu.

  "Eh, Lia. Aku kira tadi siapa." ucap Leon dengan tersenyum tipis.

"Leon, dia siapa?" tanya Aurel yang masih belum terlalu kenal dengan gadis di depan nya ini.

"Oh ya rel, kenalin dia cewe gue." ucap Leon dengan santai nya.

"Apa!" pekik nya yang kaget membuat mereka langsung menoleh

"Eh, sorry sorry Leon. Aku kaget aja. sejak kapan kalian pacaran, kok ga kasih tau aku sih?"

 "Udah hampir sebulan lebih." ucap Lia yang menjawab sambil tersenyum tipis.

"Kamu pasti Aurel kan, aku Lia pacarnya kak Leon." ucap nya dengan penuh penekanan.

"Oh hai Lia. Aku Aurel sahabat kecilnya Leon." ucap gadis itu dengan raut wajah yang rumit.

Wati dan Dodo saling menyenggol dan berinteraksi lewat mata melihat kedua gadis itu seperti nya akan bersitegang.

"Kamu udah makan sayang?" tanya Leon yang memecahkan lamunannya.

"ini mau makan kak, oh ya semalam kakak kok ga ada kabar sih. Aku udah chat berkali kali tapi ga di balas?" tanyanya.

 "Sorry semalam, hp aku ketinggalan. Aku bantuin Aurel pindahan ke apartemen. kamu ga marah kan?"

"Kak, boleh ngomong berdua ga?" ucap nya meminta waktu agar bisa memiliki waktu bersama.

 "Bol_

 "Leon, kita kan harus nganterin formulir aku dulu ke ruangan kepala sekolah." ucap Aurel dengan nada manja nya membuat Wati dan Dodo menatap kesal ke arah gadis itu.

 Bagi mereka, seperti nya Aurel sengaja, agar kedua pasangan itu tak memiliki waktu bersama.

"Oh ya. Sayang, maaf ya, aku nyusul kamu nanti. aku anterin ni bocah ke ruangan kepala sekolah dulu."

"Tapi kak_

Belum sempat Lia menyelesaikan ucapan nya, langsung di potong oleh Aurel, hingga membuat Lia begitu kesal.

"Sorry ya Lia. Gue sama Leon masih ada urusan. Nanti kita nyusul kok. Ayo Leon aku cape ni nungguin."

"Iya iya bawel." ucap Leon sambil mengacak-acak rambut Aurel. Sehingga membuat gadis itu cemberut manja, tangan Lia mengepal saat melihat pemandangan yang menyakitkan itu.

 setelah kepergian dua orang itu, Lia menatap kosong dengan pandangan terluka.

"Sumpah ya, tuh cewe sengaja banget. jijik banget gue liat nya." ucap Wati yang begitu kesal.

 "Betul, gatal banget dia kayak panu." ucap dodo yang blak blakan.

"Lia, harus nya Lo Jambak aja tadi, sumpah kak Leon juga reaksi nya malah mendukung. Kocak banget tuh cowo." omel Wati yang masih terlihat kesal.

"Udah guys, biarin aja. Aku gpp kok."

 "Gpp apanya, bohong banget si Lo li. terlalu baik banget sama orang.ni ya tuh cewe kayaknya ga suka deh, liat Leon pacaran sama Lo. Sengaja banget dia tadi." ucap Wati dengan panjang lebar nya.

Lia tau, tapi dia hanya diam. Dia tak bisa berbuat apa apa, sebelum Leon sendiri yang memutuskan pilihan nya sendiri. Perasaan nya masih tetap sama kepada Leon. Tapi ga tau Leon nya masih tetap mencintai nya atau tidak, dia hanya menunggu waktu nya saja.

***

Pulang sekolah, Lia berdiri tak jauh di depan kelas, dan mendengarkan pembicaraan siswi siswi itu yang bergosip tentang Leon.

 Lia tipe orang yang tak suka ikut campur dengan urusan orang lain. Tapi saat mendengar ucapan mereka tentang Leon, langsung menajamkan telinga nya untuk mendengarkan informasi apa yang terjadi.

 "Tuh cewe kata nya sahabat Leon, tapi kok lengket banget ya kaya lem Korea."

"Leon masih pacaran ga sih, sama adik kelas itu?"

"Kurang tau sih, tapi kayak nya udah putus deh, ga cocok mereka berdua. Memang sih wajah adik kelas itu cantik, tapi ga setara aja gitu sama prince kita."

"Leon juga kayaknya perhatian banget sama sahabat nya itu, udah kayak pasangan aja mereka."

 "Cocok si menurut gue."

Begitulah bisik bisik yang terdengar di telinga Lia, dia menahan emosi saat mendengar pembicaraan yang menyakitkan itu.

Lia langsung melamun seketika, apakah dia ga cocok dengan kak Leon, tapi kenapa mereka menilai seperti itu, dia juga memiliki perasaan.