Hidup sendirian setelah sang ayah meninggal, membuat Safira Johana tidak memiliki pilihan lain selain menuruti wasiat terakhir dari ayahnya untuk menikah dengan anak sahabatnya tersebut.
Namun, pernikahan itu hanya bersifat kontrak dan rahasia. Benny Zhen, sahabat dari ayah Safira dan merupakan ayah dari Virza Zhen, beliau mengidap penyakit jantung kronis.
Pria paruh baya itu mengancam Virza, kalau putranya tersebut tidak mau menikah dengan Safira, maka dirinya tidak akan mau menjalani operasi. Hingga pada akhirnya Virza melakukannya dengan terpaksa.
Bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka yang berawal tanpa adanya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersaing
Bab 28
"Tuh orang benar-benar kayak nenek lampir," hardik Sasha kesal. "Gue tadi lihat dia kayak senyum puas setelah nyiram lo," imbuh Sasha.
"Udahlah jangan ngomong terus, tuh bantuin Safira bersihin bajunya." Rafa mendorong kecil Sasha memasuki toilet wanita.
Sedangkan di luar toilet Virza hendak menyusul Safira tetapi dihadang oleh Raka.
"Pak. Anda harus tegas dengan semua ini. Masalah ini bisa membuat Safira tersudut!" kata Raka menahan Virza.
"Lo tau apa tentang kita? Lo nggak perlu ikut campur urusan gue dan Safira." Virza seolah tidak terima di hadang Raka.
"Kalau anda tidak bisa membahagiakan Safira, lepaskan dia!" tegas Raka.
"Sampai kapanpun kau tidak akan lepaskan dia," tolak Virza.
"Tapi apa Anda yakin kalau Safira mau bertahan dengan anda?" Raka masih bersikap sopan terhadap dosennya itu.
"Raka!" panggil Safira ketika keluar dari toilet.
"Saf, Lo nggak apa-apakan?" tanya Virza panik.
"Nggak, mending lo balik ke kantor dosen. Gue cukup malu untuk hari ini," kata Safira ketus. Safira mulai merasa jengah dengan sikap Virza yang sama sekali tidak bisa tegas. Safira hanya ingin kepastian darinya.
***
Di salah satu mall besar di Jakarta. Terlihat dua pemuda dan dua gadis tengah berjalan riang menyusuri toko baju. Terlihat mereka setengah memilih dan memilah baju yang bergantung.
Pandangan Safira jatuh kepada sebuah dress coklat muda. Safira mendekatinya dan menyentuh dress tersebut. Hal itu dilihat oleh salah satu pria yang juga tengah memilih kaos.
Safira kembali meletakkan baju tersebut dengan wajah kecewa. karena saat melihat harganya dia merasa tidak sanggup untuk membayarnya. Raka lekas mengambil baju yang diletakkan oleh Safira dan melihat harga yang terbilang murah untuk kantong Raka.
"Saf, Lo udah dapat?" tanya Sasha. Dengan membawa beberapa potong baju di tangannya.
"Belum gue masih bingung." Safira terlihat bimbang untuk memilih baju di hadapannya.
"Warna ini bagus," usul Sasha menunjuk kaos warna abu-abu dengan gambar beruang di bagian depan. "Ntar kita couple!" Seru Sasha.
"Oke, gue ambil ini." Safira mengambil kaos oversize berwarna abu-abu yang dipilihkan oleh Sasha.
Mereka lekas membayar ke kasir dan berburu ke toko yang lain. Langkah kaki Safira terhenti ketika mereka melintasi toko perhiasan. Matanya menatap lekat cincin couple dengan permata satu yang di pasang di etalase. Gadis itu mengelus cincin yang melingkar jari manisnya.
"Saf, ayo!" tarik Sasha dengan semangat karena hendak memasuki toko sepatu.
Sasha seperti gelap mata saat melihat sepatu dan sandal keluaran terbaru. Safira enggan memilih sepatu karena dia tahu harus berhemat lantaran tidak memiliki pekerjaan lagi. Tetapi Raka mengambil sepasang sepatu dan menarik Safira untuk mencobanya.
"Ka! Gue nggak beli." ucap Safira menolak untuk mencoba sepatu pilihan Raka.
"Kita udah masuk, kenapa nggak coba? Toh mencoba juga gratis," kata Raka. Pria itu tahu cara menyenangkan hati Safira.
"Enak nggak?" tanya Raka.
"Nggak," jawab Safira menggelengkan kepala. Kemudian Raka mengambil sepasang sepatu lain dan memakaikannya kepada Safira. Raka tidak malu untuk berlutut di hadapan Safira dan pengangkat kaki Safira untuk dipasangkan sepatu.
Tetapi saat mereka sedang bersenang-senang ada sepasang mata yang melihat mereka. Seorang gadis mengambil foto Raka dan Safira di dalam toko sepatu tersebut. Lalu mengirimkan kepada Benny.
Ting...
Pesan masuk di hp Benny. Pria itu lekas mengambil hpnya yang tergeletak asal di atas kasur. matanya melotot besar ketika melihat gambar yang dikirimkan oleh nomor yang tidak ia kenal.
"INIKAH MENANTU IDAMANMU?" pesan yang tertulis tepat di bawah foto Safira dan Raka.
Dengan tangan gemetar pria itu menelpon nomor tersebut. Tetapi panggilannya selalu tolak. Perlahan Benny turun dari tempat tidurnya. Tetapi keseimbangannya tidak stabil membuat pria itu tersungkur. Benny merintih kesakitan saat dadanya terasa sangat sesak.
"Astaga, Pak!" pekik Mbok Ijah kaget saat melihat majikannya tersungkur di lantai. Suara mbok Ijah pemancing para asisten rumah lainnya.
Mereka bekerja sama membantu majikannya untuk kembali berbaring di atas kasur. Mbok Ijah segera menelpon Virza dan mengatakan semuanya. Virza meminta mbok Ijah untuk membawa ayahnya ke rumah sakit. Akan tetapi Benny menolaknya. Dia hanya ingin Safira pulang bersama Virza. Tetapi Virza mengatakan jika Safira masih ada kelas dan dia akan pulang sendiri.
Kabar jatuhnya Benny terdengar oleh Agnes. Seketika gadis itu ikut datang ke Benny. Setelah melakukan pemeriksaan, akses mengatakan jika tidak ada hal yang serius. Hal itu membuat Virzha bernafas lega. Tetapi Agnes tidak bisa langsung meninggalkan kediaman keluarga Virza. Dia harus menunggu perawat yang akan mengantarkan infus dan alat lain.
Hingga malam tiba. Virza mengantarkan Agnes pulang sampai depan rumahnya. Namun saat Agnes melewati anak tangga dia hilang keseimbangan dan kemampuannya hampir terjatuh. Beruntung Virzha menahan tangan gadis itu. Namun, saat Agnes berbalik bibirnya bertemu dengan bibir Virza. Safira yang baru memasuki halaman rumah mematung ketika melihat pemandangan itu. Matanya melotot terkejut saat melihat Agnes melingkarkan tangannya di leher pria yang masih resmi sebagai suaminya itu.
Agnes melihat Safira mematung tak jauh dari tempat mereka berdiri. Maka dari itu dia merangkul mesra Virza agar terlihat mereka tengah bermesraan.