Apa jadinya kalau menantu berselingkuh dengan mertuanya sendiri.
Mencintai dua pria di dalam waktu bersamaan, dan hal itu lah yang saat ini sedang Lily rasakan, gadis kekurangan kasih sayang seorang Ayah dan ibu itu harus berada di posisi mencintai dua pria yang berstatus Ayah dan anak.
Sulit untuk Lily pilih di satu sisi Xeni adalah suami Sah nya, tapi di sisi lain ada James Papa mertuanya sekaligus Ayah dari janin yang ada di dalam rahim nya.
Apa yang harus dia lakukan? Apakah Lily harus melepaskan Xeni yang menawari nya kebahagiaan, atau James pria 40 tahun yang selalu melindungi nya dan menyayangi nya di saat dia membutuhkan kasih sayang?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggil Mas.
James membawa Lily kembali ke negara nya, saat ini mereka sudah sampai dan James membawa Lily ke rumah nya.
Tanpa terasa seminggu sudah Lily bersama James, hari ini James harus pergi ke kantor karena pekerjaan nya sudah menumpuk mengingat seminggu lebih dia tidak bekerja hanya untuk menemani Lily.
Lily perlahan mulai bisa tersenyum setalah segala hal mengetik yang terjadi di Belanda, dan itu semua berkat James yang selalu menemani nya dan tak pernah melepaskan tangan nya dari tangan Lily.
"Mulai sekarang kalau mau apa-apa kamu bisa minta tolong sama bi Narti, dia yang akan membantu kamu" ucap James.
"Itu berlebihan Pa, aku lebih nyaman melakukan segala sesuatu sendiri" balas Lily menolak.
James menggelengkan kepalanya, dia tidak mau hal yang tidak terjadi kembali terulang.
James sudah merasa sangat bahagia dengan kabar kehamilan Lily, dia tidak menyangka jika dia yang berusia 40 tahun akhirnya memilki keturunan.
"Jangan menolak, aku mau kamu menjadi penurut" jelas James, "Dan untuk panggilan mulai sekarang panggil aku Mas saja, itu lebih baik bukan?" lanjut James sambil menatap Lily.
Mas?
"Apa itu harus?" tanya Lily agak geli.
Usia Mereka terlalu jauh, dan Lily agak canggung jika harus memanggil James dengan panggilan Mas.
James memegang pipi Lily lalu mengecup kening Lily singkat.
"Itu harus karena aku calon suami mu, bukan Papa Mertua mu lagi" jelas James sambil tersenyum.
Lily agak kaget melihat James yang selalu tersenyum itu, tapi dia juga senang jika James bersikap baik padanya.
Perceraian Lily dan Xeni masih belum menemukan waktu yang tepat, Lily masih berstatus istri Xeni karena kehamilan nya.
Meski anak yang ada di dalam kandungan nya bukan anak biologis Xeni tapi yang saat ini menjadi suami dari Lily adalah Xeni.
"Baiklah Mas" Lily masih merasa canggung memanggil James dengan panggilan Mas.
James membawa Lily untuk sarapan bersama nya, keduanya sarapan bersama dengan James yang terus memperhatikan makanan yang di makan Lily.
Dan setelah selesai sarapan James pun pergi ke kantor, dia meninggalkan Lily di rumah nya atau lebih tepatnya rumah baru yang James beli khusus untuk Lily.
James tak mau Lily di ganggu Xeni saat putranya pulang nanti, maka dari itu James membiarkan Lily tinggal di rumah baru dengan di temani bi Narti.
"Non, mau minum obat sekarang?" tanya bi Narti mendekati Lily yang masih berdiri di teras depan.
"Bi, apa menurut bibi ini yang terabaik?" tanya Lily pada bi Narti.
Bi Narti mendengar pertanyaan dari Lily bingung harus menjawab apa, dia bukan ahli dalam mengomentari dosa seseorang ataupun hidup orang lain.
"Non jangan pikirin yang nggak-nggak, lebih baik sekarang non berpikir positif aja mungkin Tuhan punya rencana baru untuk kehidupan non. yang jelas bibi yakin non pasti akan bahagia" ucap bi Narti bijak.
"Hem, bibi benar aku juga berharap begitu. Papa James, ehk maksud aku Mas James pria baik, dia sangat perhatian dan aku nyaman bersamanya" balas Lily sambil tersenyum.
Lily ingat akan perlakuan James padanya yang selalu hangat, dan hal itu tak dia dapatkan dari suaminya Xeni.
"Andai waktu bisa berputar aku tak akan memutuskan menikah dengan Xeni, aku mungkin akan lebih dulu menjerat calon mertua ku saja" gumam Lily yang memuja James.
Karena harus minum obat mual dan beberapa vitamin dari dokter Lily pun akhirnya masuk ke dalam rumah, dengan bi Narti selalu siap menemani nya.
Sedangkan di tempat lain James sampai di kantor, dia langsung bergegas ke ruangan nya.
"Selamat pagi tuan" sapa Nuri.
"Ya, siapkan berkasnya meeting jam 9 nanti" kata James langsung masuk tanpa melirik Nuri.
Nuri yang sudah berpenampilan menarik itu mencebikan bibirnya sebal karena sama sekali tidak di lirik Bos nya.
Padahal Nuri menunggu moment ini, James baru pulang dari Belanda dan Nuri sangat berharap jika hubungan mereka bisa lebih dari Bos dan asisten.
"Tuan benar-benar sudah tidak memiliki hasrat menikah, harusnya dia sadar kalau usianya masih pantas menikah lagi dan sudah seharusnya punya anak lagi" gerutu Nuri kesal.
"Lagi pula apa bagusnya Lidia, dia hamil anak orang dan menangis meminta di nikahi tuan James, benar-benar nasib Lidia yang bagus andai dulu aku yang di pilihnya" Nuri terus menggerutu.
"Pagi-pagi udah ngedumel saja, sini curhat sama Abang" ucap Seno yang baru datang dari toilet.
Nuri yang mendengar suara Seno seketika melotot tajam.
"Abang? kamu masih 31 tahun jangan so tua pake Abang segala ingat usia aku lebih tua dari usia kamu" sewot Nuri kesal.
"Nggak papa tua yang penting kan masih enak goyang nya, Abang suka itu" balas Seno tersenyum.
Yang membuat Nuri geleng-geleng kepala, kenapa ada pria muda seperti Seno. pria muda yang gila.
"Siapkan berkas kita meeting sekarang" ucap Nuri lalu pergi meninggalkan Seno yang masih cekikikan karena berhasil membuat janda galak seperti Nuri kesal.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
