NovelToon NovelToon
SEKRETARIS INCARAN

SEKRETARIS INCARAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Selingkuh / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Noona Rara

Febi adalah gadis cerdas dan menawan, dengan tinggi semampai, kulit seputih susu dan aura yang memikat siapa pun yang melihatnya. Lahir dari keluarga sederhana, ayahnya hanya pegawai kecil di sebuah perusahaan dan ibunya ibu rumah tangga penuh kasih. Febi tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. Ia sangat dekat dengan adik perempuannya, Vania, siswi kelas 3 SMA yang dikenal blak-blakan namun sangat protektif terhadap keluarganya.
Setelah diterima bekerja sebagai staf pemasaran di perusahaan besar di Jakarta, hidup Febi tampak mulai berada di jalur yang cerah. Apalagi ia telah bertunangan dengan Roni, manajer muda dari perusahaan lain, yang telah bersamanya selama dua tahun. Roni jatuh hati pada kombinasi kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Febi. Sayangnya, cinta mereka tak mendapat restu dari Bu Wina, ibu Roni yang merasa keluarga Febi tidak sepadan secara status dan materi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Rara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENCURIAN

Febi masih menatap Arkan dengan mata membelalak. Pipinya panas bukan main.

“Bapak tahu nggak, itu tadi bisa masuk kategori pencurian!”

Arkan pura-pura bingung. “Pencurian? Emangnya saya ngambil dompet kamu?”

“Bukan dompet! Tapi CIUMAN!” bentak Febi, makin salah tingkah.

Arkan tertawa pelan. “Yah, cuman sebentar banget. Itu mah nyolek, bukan nyium.”

“Co-lek-mu itu udah cukup bikin saya pengin nyundul bapak pake dashboard!” Febi bersedekap sambil manyun lagi.

Arkan kembali mendekat. “Jangan manyun lagi dong. Bahaya.”

Febi buru-buru menoleh ke arah lain. “Saya serius, Pak Arkan. Jangan kayak tadi lagi.”

Arkan menatapnya, kali ini lebih lembut. “Oke, saya minta maaf. Tapi jujur ya, saya nggak tahan liat kamu kayak gitu. Kamu tuh lucu banget, Feb.”

Febi hanya diam. Tapi jantungnya berisik. Deg-degan kayak nunggu pengumuman CPNS.

“Lagian….” lanjut Arkan sambil menyalakan mesin mobil, “kamu juga kayaknya nggak terlalu keberatan.”

Febi melotot lagi. “Berat sebelah, kali!”

Arkan terkekeh. “Tapi sebelahnya kamu kan… diem aja pas saya cium.”

Febi memukul bahunya pelan. “Dasar laki-laki nyebelin!”

“Nyebelin tapi kamu nggak bisa jauh-jauh, kan?”

Febi pura-pura nggak dengar dan malah memalingkan wajah, menatap jendela.

Selama perjalanan pulang, suasana di dalam mobil jadi canggung-canggung manis. Febi diam, tapi sering mencuri pandang. Arkan, di sisi lain, nyetir sambil sesekali melirik Febi dengan senyum tipis.

Sesampainya di depan rumah Febi, mobil berhenti perlahan. Febi masih belum buka sabuk pengamannya.

“Udah nyampe.” ujar Arkan pelan.

Febi menunduk, mainin ujung cardigan-nya. “Iya…”

“Feb,” panggil Arkan. Suaranya agak serius.

Febi menoleh. “Apa?”

“Saya tahu mungkin waktunya belum tepat, tapi... aku suka kamu. Serius. Jangan terlalu lama menggantung saya.”

Febi menelan ludah. Matanya membulat. “Pak Arkan...”

“Enggak perlu jawab sekarang.” potong Arkan cepat, seolah takut ditolak. “Saya cuma pengen kamu tahu kalau saya beneran serius tapi kamu juga jangan terlalu lama memberi jawaban.”

Febi diam. Lalu menarik napas. “Saya juga... hmmm…saya akan memberinya jawaban weekend ini.”

Arkan mengangkat alis. “Apa itu artinya kamu mengajak saya kencan weekend ini?”

“Bukan kencan, Pak Arkan, tapi bertemu untuk memberi jawaban.”

Arkan mendekat pelan. “Boleh aku minta satu hal lagi?”

Febi mengerutkan dahi. “Apa?”

Arkan menatap matanya. “Ciuman yang nggak dibilang ‘pencurian’.”

Febi langsung membuka pintu mobil. “Selamat malam, Pak Arkan!”

“Lho, kok kabur?”

Febi menoleh sambil tersenyum kecil. “Biar Bapak  kangen. Biar Bapak tahu rasanya nunggu.”

Dan dengan langkah cepat tapi malu-malu, Febi masuk ke rumahnya. Meninggalkan Arkan yang masih senyum-senyum sendiri di balik kemudi.

**

Febi membuka pintu rumah dengan hati-hati, tapi wajahnya tak bisa bohong, merah merona seperti baru dikejar kupu-kupu cinta. Ia menarik napas dalam-dalam dan berharap tak ada yang memperhatikan ekspresi konyol di wajahnya.

Sayangnya, harapannya tinggal harapan.

“CIYEHHHH….. Kakak pulang dengan senyum 17 kelopak bunga!” seru Vania dari ruang tengah, berdiri dengan gaya sok dramatis seperti presenter infotainment.

Febi langsung panik. “Apaan sih, Nia! Jangan mulai deh…”

Vania melompat-lompat kecil sambil mengikuti kakaknya. “Ciuman pertama ya? Hayo… hayo… pipi merah, mata berbinar, pasti habis... CIUMAN!”

“VANIA!” Febi nyaris tersedak udara. “Itu mulut kamu tar dikunci ayah lho!”

Pak Beni yang sedang duduk di sofa membaca koran hanya menggeleng sambil menahan senyum. “Nia, biarin dulu kakakmu. Dia capek habis kerja.”

“SIAP KOMANDAN!” Vania memberi hormat, lalu berdiri ke samping dan membuka jalan. “Silakan masuk, Putri Malu, sang Ratu Cinta yang baru pulang dari kerajaan Kasmaran!”

Febi mendengus sebal, tapi senyum-senyum sendiri saat masuk ke kamarnya. Kalau saja dia tak malu, mungkin sudah loncat-loncat di kasur.

Sementara itu, Vania kembali duduk di sebelah ayahnya. Ia memeluk lengan Pak Beni dan mulai bermanja seperti anak kucing.

“Nah, ini baru anak baik.” ucap Pak Beni sambil mengelus kepala Vania.

Tak lama kemudian, Bu Anita ikut duduk di sebelah mereka, membawa sepiring buah potong.

Obrolan pun mengalir, hingga sampai pada topik yang agak berat.

“Para tetangga ngomongin Bu Sekar terus. Sampai-sampai ibu ditanya melulu.” Kata Bu Anita pelan.

Pak Beni mengangguk. “Iya. Ayah juga gitu. Ya begitulah, ada yang bersyukur Bu Sekar ditahan, tapi nggak sedikit juga yang iba.”

“Iba sih iba… tapi salah tetap salah.” ujar Vania dengan gaya sinetron. “Plot twist-nya,  anaknya malah mantan tunangan kak Febi. WAW.”

“Vania.” tegur Bu Anita.

“Maap. Aku cuma mewarnai suasana.”

Dua puluh menit kemudian, Febi keluar dari kamar, wajahnya lebih tenang. Ia ikut duduk di tengah-tengah mereka, menyimak percakapan dengan tenang.

“Ngomong-ngomong…” ujar Pak Beni, sedikit menaikkan nada suaranya, “Ayah ada kabar baik. Ayah diangkat jadi manajer, meski cuma di perusahaan kecil. Tapi buat ayah itu besar.”

Semua langsung bersorak kecil. Febi memeluk ayahnya, Bu Anita menepuk bahunya bangga.

Vania, tentu saja, tak mau ketinggalan momen.

“Berarti boleh minta traktiran dong? Restoran Korea juga nggak nolak…” katanya dengan mata berbinar.

Pak Beni tertawa. “Boleh. Kita sekalian syukuran ya.”

“YES!” Vania merentangkan tangan ke udara. “Naik jabatan, naik porsi makan!”

Mereka tertawa bersama. Suasana hangat dan penuh syukur memenuhi ruang keluarga itu malam itu.

**

Sementara itu, di rumah Roni…

Rumah Roni diselimuti suasana sunyi, hanya terdengar detik jam dinding dan obrolan serius antara ayah dan anak.

Roni duduk di ruang kerja bersama Pak Prabu, menunduk dengan gelisah.

“Tadi sore aku ke perusahaan Febi, Pak. Mau minta dia cabut laporan. Tapi ternyata... yang melapor bukan dia. Atasannya langsung. Pak Arkan.”

Pak Prabu menghela napas. “Berarti lebih rumit dari yang kita kira.”

Roni mengangguk. “Dan... kalau mau ibu bebas, ya... harus pakai uang jaminan. Tapi pasti gede.”

Kening Pak Prabu mengkerut. Ia tampak berat hati.

“Terpaksa. Mau sejahat bagaimana pun ibumu, dia tetap istri bapak. Bapak juga nggak tega lihat dia lama-lama di penjara.” ujarnya pelan.

Roni menatap ayahnya. Ada konflik di matanya. “Tapi uang kita terbatas. Aku udah rencanain dana itu buat... nikah sama Raisa.”

Pak Prabu menoleh, ekspresinya tajam. “Kamu jangan egois, Ron. Masalah pernikahan kita pikirkan nanti. Yang sekarang kita pikirkan bagaimana membebaskan ibumu dengan segera. Bapak nggak mau gosip ibumu yang di penjara semakin menyebar di kampung kita. Sudah cukup ibumu buat malu keluarga.”

Suasana sempat hening. Tapi pada akhirnya, keduanya saling mengalah.

“Oke. Kita bagi dua, Pak. Pengacara dan jaminan.” kata Roni.

“Bagus. Besok kita bicara sama pengacara. Jangan sampai kasus ini makin panjang,” timpal Pak Prabu.

Roni mengangguk, meski dalam hatinya... tetap berat.

1
Andriyani Lina
namanya juga suka Febu, ya gitu2 kelakuan bos kalau mau dekat2 sama karyawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!