Kehilangan Marina dalam hidup Raga membuatnya kesulitan untuk membuka hati pada Miky—gadis culun yang kini menjadi istrinya.
Tak hanya tentang kematian Marina, tapi ada rahasia di balik dinginnya Raga. Rahasia yang membuat Miky tak mampu berkata-kata dan gamang untuk memilih antara bertahan atau tetap berada di sisi Raga dan anak sambungnya.
Ternyata rahasia yang selama ini Raga sembunyikan adalah ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong ....
Miky cekikikan, tak henti-hentinya ia menggerakkan jari, mengetik balasan pesan Abian.
"Berisik! Keluar sana!"
Miky terlonjak kaget, ponsel dalam genggaman tangannya terjatuh ke atas ranjang dengan posisi masih menyala.
Secara reflek mata Raga melirik ke arah ponsel Miky, matanya menyipit saat mendapati isi pesan yang menurutnya sangat receh.
"Selain cupu, suka menggoda juga, huh?!" hardiknya dengan suara tertahan.
Dahi Miky mengernyit, kenapa Raga terlihat marah begitu?
"Menggoda?" Miky bergumam pelan dengan wajah berkerut bingung.
Raga berdecih, kemudian menyodorkan mangkuk berisi bubur yang masih tersisa setengah, "Saya tidak berselera!"
Miky diam, namun tangannya menerima mangkok yang disodorkan Raga padanya.
Kepala Miky menunduk, bukan karena takut. Ia menatap bubur yang masih bersisa banyak. Rasanya sayang jika dibuang.
Akhirnya Miky memutuskan untuk menghabiskan bubur milik suaminya. Baru saja dirinya hendak memasukkan sesuap bubur ke dalam mulutnya, tiba-tiba Raga menghentikan aktivitasnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Raga dengan raut wajah tak suka.
Miky mengangkat kepalanya, menoleh ke arah Raga, "Makan, daripada dibuang lebih baik Miky makan aja ya, Mas," terang Miky.
"Enak saja, kemarikan!" tegas Raga.
Eh?
Miky meletakkan kembali sendoknya, lalu memberikan bubur yang ada di tangannya pada Raga.
"Tadi katanya nggak selera," gumam Miky sambil memanyunkan bibir.
Raga yang mendengar gumaman pelan itu sontak berdeham keras,"Menyindir saya?!"
Dengan cepat Miky menggelengkan kepala.
Diam-diam Miky memperhatikan Raga yang mulai memakan bubur. Wajah pria itu tampak tegang.
Hanya suara peraduan sendok dan mangkok keramik yang mengisi kesunyian di antara mereka.
Sampai tiba-tiba suara notifikasi ponsel Miky kembali terdengar.
Ting! Ting!
Miky menelan ludahnya, dengan gerakan kaku ia melirik pria di sebelahnya.
"Jauhkan ponselmu dari saya, sebelum saya buang!" ancam Raga tegas.
Mendengar ancaman itu sontak membuat Miky menyambar ponselnya yang tergeletak di atas ranjang, kemudian ia langsung menonaktifkan ponselnya agar Raga tak lagi marah.
"Eh, Mas mau ke mana?" Miky menahan lengan Raga ketika suaminya itu hendak beranjak turun dari ranjang.
"Kamar saya!" sahut Raga malas.
"Tapi ... Mas lagi sakit, mending di sini aja biar Miky pijitin," tawar Miky masih dengan tangan menahan Raga.
Raga melirik sinis istrinya, kemudian menarik tangannya yang digenggam Miky dengan kasar.
"Berisik!"
Miky terkejut akan reaksi Raga, ia mendongakkan kepala dengan tatapan penuh tanya.
Dengan keberanian yang tersisa, Miky mencoba menggapai lengan suaminya lagi. Namun ....
Prang!
Pecahan mangkuk keramik berserakan di atas lantai ketika Raga melemparkannya ke dinding.
Miky terperanjat kaget, mukanya berubah pias, bibirnya tak mampu berkata-kata.
Ada apa dengan Raga?
"Saya tau otak licik kamu! Jadi jangan coba-coba menarik perhatian saya dengan cara kotor!" berang Raga, tangannya menuding Miky dengan urat-urat tangan menonjol.
Mata Miky tak mampu berkedip, ia hanya bisa menengadah dalam kebekuannya, menatap wajah pria yang baru saja menuduhnya dengan. kejam.
Begitu melontarkan tuduhan tak berdasar, Raga melenggang begitu saja tanpa perasaan.
Miky tak patah arang, ia menguatkan diri, berusaha menggerakkan kakinya yang terasa lemas.
Tanpa memperhatikan langkah, disusulnya Raga yang sedikit lagi mencapai pintu kamar. Sampai sebuah pecahan keramik menancap tepat di telapak kaki kanannya.
"Awww!" Miky mengerang kesakitan, ia berpegang pada dinding dengan wajah meringis menahan perih.
Raga yang mendengar suara tersebut sontak berbalik, tatapannya jatuh pada kaki Miky.
"Mas, please ... tolongin Miky, ini ahh s-sakit banget," pinta Miky penuh harap.
Wajah Raga tampak datar, walau ia melihat pecahan yang menancap di telapak kaki Miky cukup besar dan dalam.
Melihat ekspresi wajah suaminya membuat pundak Miky jatuh lemas. Mau kah Raga membantunya?
Bersambung ....
Hewooo zeyeng. Hihi Othor hadir lagi setelah urusan di dunia nyata beres🙈🙈🙈🙈 kemarin-kemarin Othor susah turu karna satu dua hal, padahal hobi Othor mah rebahan🛌🛌🛌.
Oh iya, kalau boleh kasih masukan untuk karya Othor dong, biar Othor bisa upgrade novel-novel berikutnya. Menurut readers zeyeng apa yang kurang?
tapi lammmaaaaa😭
kangeeennnnnnnn
akoh kira kamoh mau hiatusssssssss lgi
truma gituh akoh
jgn suka tiba² kya jinnie donk cling iLang/Scowl/
kenapa Upnya LAAAMMAAAAAA /Angry//Angry/