NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 27

Hujan deras mengguyur tanpa ampun, membuat tanah perkebunan menjadi licin dan berbahaya. Raka dan Aruna, yang tadi sibuk meninjau lahan, kini terpaksa berlari menembus hujan. Saat itu, kaki Aruna terpeleset. Dengan sigap, Raka menangkap tubuhnya sebelum jatuh sepenuhnya.

"Ibu Aruna!" seru Raka cemas.

"Aku... terpeleset," ujar Aruna pelan, menahan perih di pergelangan kakinya.

Melihat kondisinya, Raka tak berpikir lama. Ia langsung menggendong Aruna, melindunginya dari hujan sekuat mungkin, dan menuju rumah bilik kecil di dekat sana. Suasana bilik itu sepi, hanya suara hujan dan napas mereka yang terdengar.

Raka menurunkan Aruna di bangku kayu usang. Bajunya basah kuyup, tubuhnya menggigil, namun ia tetap memusatkan perhatian pada wanita di hadapannya. Ia melepas sepatu boot Aruna dan mulai memeriksa kakinya yang keseleo.

"Aku urut sebentar, ya," ujarnya lembut.

Aruna hanya mengangguk, menggigit bibir menahan rasa sakit. Tangan Raka bekerja perlahan, penuh kehati-hatian. Tapi semakin lama ia menyentuh kulit lembut itu, semakin sulit ia mengendalikan perasaannya.

Aruna menatapnya dalam. Tatapan itu bukan hanya karena sakit, tapi karena ada gejolak lain yang tak bisa ia sembunyikan.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Raka pelan, mencoba memalingkan wajah.

"Aku tidak tahu..." jawab Aruna, suaranya nyaris bergetar. "Mungkin karena kamu terlalu perhatian. Terlalu lembut. Terlalu... dekat."

Raka menelan ludah. Hatinya berdegup kencang. Ia tahu ini bukan tempat dan waktu yang tepat, tapi perasaannya tak bisa dibohongi.

"Ibu, aku..." ucap Raka pelan, namun kalimatnya terhenti saat tangan Aruna menyentuh pipinya, pelan, seolah meminta Raka tak perlu banyak bicara.

Aruna membuka kancing kemejanya yang basah, tapi Raka segera menahan tangannya.

"Jangan," bisiknya serak. "Ibu... kalau kau lakukan ini, aku bisa benar-benar jatuh. Dan bukan hanya sekali."

Aruna terdiam. Raka tidak menghindar, tapi juga tidak melangkah maju. Ketegangan di antara mereka begitu nyata. Di antara rasa sakit, kesepian, dan hujan yang turun seperti tak ingin berhenti, ada dua hati yang berusaha menahan badai di dalam diri mereka masing-masing.

Hening menyelimuti rumah bilik yang remang dan basah itu. Di luar, hujan masih mengguyur tanah dengan derasnya, seolah ikut mencurahkan perasaan yang selama ini terpendam di antara mereka.

Aruna tak menarik tangannya. Ia tetap menatap Raka dengan mata yang berkaca, menyimpan banyak rasa rindu, luka, dan sesuatu yang tak bisa lagi ia kendalikan.

"Biarkan aku... merasa hidup kembali, meski hanya sesaat," bisik Aruna dengan suara nyaris tak terdengar.

Raka menutup matanya sejenak, seperti sedang berperang dengan nuraninya sendiri. Tapi saat ia kembali membuka mata, yang terlihat hanya satu hal: Aruna. Wanita yang selama ini ada di pikirannya, yang diam-diam telah mengisi ruang kosong di hatinya.

Perlahan, ia mendekat, menyentuh pipi Aruna dengan lembut, seolah memastikan bahwa ini nyata. Aruna menutup matanya saat jemari Raka menyusuri sisi wajahnya, lalu jatuh di belakang lehernya, menariknya perlahan dalam dekapan.

Ciuman pertama itu bukan ledakan gairah tapi pertemuan dua jiwa yang sama-sama lelah. Lembut, penuh rasa, dan lama tertahan. Hujan menjadi latar musik yang mengiringi keheningan mereka, menyelimuti rumah bilik itu dalam rasa yang terlalu lama dipendam.

Tak ada kata. Hanya napas yang perlahan berpadu, dan pelukan yang menghapus jarak. Mereka tidak tahu akan ke mana semua ini berakhir, tapi untuk pertama kalinya, mereka membiarkan hati mereka bicara. Tanpa logika, tanpa alasan.

Hanya rasa.

Dalam keheningan yang tiba-tiba menggantung, napas mereka masih tersengal, tapi bukan karena hasrat melainkan karena kenyataan yang perlahan kembali menyelinap ke dalam kesadaran mereka.

Raka menarik diri perlahan. Tatapannya berubah. Ada gelisah di sana, ada rasa bersalah yang tak bisa ia sembunyikan.

"Maafkan aku," katanya pelan, nyaris seperti bisikan. "Kita tak seharusnya... Aku tak seharusnya membiarkan ini terjadi."

Aruna tidak langsung menjawab. Ia masih diam menatap ke arah hujan yang jatuh di luar jendela bilik. Wajahnya tenang, tapi ada luka kecil yang mulai tumbuh di matanya.

"Aku yang memulai," katanya lirih. "Aku tahu apa yang kulakukan, Raka. Aku sadar... Dan aku tidak menyalahkanmu."

Raka menunduk. "Bukan soal siapa yang memulai, tapi... ibu masih istri seseorang. Itu yang tak bisa kupalingkan. Bahkan jika hatiku berkata lain."

Aruna mengangguk pelan, walau hatinya terasa ngilu. Ia tahu Raka tidak salah. Tapi ia juga tahu betapa rumitnya keadaan yang mereka hadapi.

"Aku hanya lelah," ucap Aruna, nyaris tak terdengar. "Lelah merasa sendiri... Lelah menggantungkan harapan yang tak pasti."

Raka memandangnya lagi, kali ini lebih dalam. "Aku mengerti. Dan aku pun sama. Tapi biar bagaimana pun... aku tak ingin kau menyesal karena aku."

Mereka kembali terdiam. Hujan kini mulai mereda, menyisakan sisa embun dan dingin di udara. Tapi suasana di antara mereka lebih hangat dari sebelumnya bukan karena tubuh, tapi karena perasaan yang akhirnya terucap, meski belum selesai.

Mereka tak tahu ke mana arah hubungan ini akan pergi. Tapi setidaknya, hari itu mereka tahu ada ruang kosong dalam hati mereka masing-masing yang telah saling disentuh.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
R 💤: siap thorr 🙏🏻 kayaknya iya nih hehe
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 2 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!