Cerita ini banyak mengandung adegan ciuman,yang tidak suka dengan adegan ciuman lewatkan.
Alice Walker seorang wanita cantik yang memiliki kehidupan yang sempurna,ayah yang hebat di agen FBI,kakaknya yang penyayang dan ibu yang lemah lembut.
Tapi pada suatu malam,alice mendapati keluarganya terbunuh,semuanya mati kecuali anak kakaknya yang masih berusia lima tahun.
Gadis kecil itu dia temukan didalam lemari karena mendengar tangisannya,dalam satu malam kehidupan Alice langsung berubah.
Alice membesarkan anak kakaknya dan belajar dengan giat,belajar menjadi seorang agen FBi hebat seperti ayahnya untuk menangkap para pembunuh keluarganya.
Tapi sebelum itu,dia harus menjadi seorang polisi mengikuti saran ayahnya Adam Walker.
Suatu hari,Alice bertemu dengan Jacob Smith,mafia dicalifornia.apakah pria itu yang membunuh seluruh keluarganya ataukah pria itu yang akan membantunya membalas dendam?
Sekuel dari cerita Hot Mother And The Bos Mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Olivia
Disebuah restoran fastfood yang ada dikota itu, tampak seorang pria dan wanita sedang duduk bersama. Pria itu si Jacob dengan gadis incarannya Alice Walker.
Hari ini Alice telah berjanji akan bertemu dengan Olivia, sebelum dia bertugas lagi, gadis itu ingin menghabiskan waktunya dengan baik.
Mereka sudah lima belas menit berada disana, tapi Olivia belum juga tiba. Jacob sih sudah tahu, adiknya itu tidak mungkin bisa tepat waktu alias jam karet.
Benar saja, Olivia masih dirumah, sibuk merapikan rambutnya padahal waktu janji untuk bertemu dengan Alice sudah lewat, gadis itu ya santai saja.
Setelah selesai Olivia keluar dari kamarnya dan berlari kebawah, gadis itu berjalan keruang keluarga dengan cepat untuk meminta ijin pada kedua orang tuanya.
"Eh, kak Edward." Olivia menghentikan langkahnya saat melihat kakaknya yang paling tua ada disana.
"Oivia, kau mau pergi kemana?" tanya Edward pula saat melihat adiknya itu sudah rapi.
"Mau bertemu temanku apa kak Edward mau ikut?"
"Maaf lain kali ya, kakak pulang hanya untuk mengambil barang dan harus segera kembali ke Colorado." tolak Edward pula.
"Sayang sekali, padahal ada kak Jacob loh disana." tebak Olivia.
"Wah, apa Jacob sedang mendekati sahabatmu itu?" tanya Edward pula.
"Maybe."
"Sepertinya aku sudah harus menyiapkan sebuah helikopter." gerutu Edward.
"Kak, aku sudah terlambat.tolong beritahu mommy and daddy ya."
"Oke."
Olivia memeluk kakaknya itu sejenak setelah itu dia segera berlari keluar untuk pergi menemui sahabatnya.
Kembali kerestoran fastfood, mereka sudah lama menunggu tapi Olivia belum muncul juga. Alice benar-benar kesal tapi bukan karena harus menunggu Olivia tapi karena Jacob menempel padanya terus menerus, padahal dia tidak mengajak pria itu tapi kenapa harus mengikutinya?
Alice ingin menghabiskan waktunya dengan Olivia tapi Jacob malah mengikutinya.
Ya, sebenarnya Jacob mau bertemu dengan adiknya juga, tidak hanya itu dia juga ingin tahu apa yang akan dibicarakan oleh Olivia. Jangan sampai adiknya itu menjelek-jelekkan dirinya didepan Alice.
Alice menyomot kentang gorengnya dengan kesal tapi langsung direbut oleh Jacob.
"Hei, jangan makan makanan seperti ini, tidak sehat."
"Apa urusanmu? Kenapa sih kau mengikutiku?" tanya Alice kesal.
Jacob hanya tersenyum dan mengusap kepalanya.
"Kenapa sih janjian disini? Kenapa tidak direstoran pinggir pantai saja biar romantis." ujarnya.
"Jacob, kita ini tidak sedang pacaran ya jadi jangan banyak bermimpi!" Alice kembali mengambil kentang gorengnya dan memakannya.
Jacob memegang wajah Alice dan mengecup bibirnya.
"Rasa kentang goreng." ujarnya.
"Si*lan, jangan menciumku didepan umum!" Alice menutup mulutnya.
"Biarkan saja, tidak ada yang perduli." jawab Jacob santai.
"Tapi aku perduli!" Alice hendak memukul wajah Jacob tapi pria itu menangkap tangannya.
"Kenapa kau begitu kasar terhadap pacarmu?" Jacob sedikit mengencangkan suaranya sehingga orang-orang yang ada disekitar mereka mulai melihat kearah mereka.
Wajah Alice merah padam sedangkan senyum mengembang diwajah Jacob dan hal itu langsung dimanfaatkan oleh Jacob.
Pria itu menarik Alice sehingga gadis itu bersandar pada bahunya, Jacob mengelus kepala Alice sedangkan gadis itu diam saja.
"Hm!" Olivia yang sudah tiba berdehem pelan.
Sontak saja Alice melepaskan diri dan melihat kearah datangnya suara.
"Maaf jika aku menggangu kalian." ujar Olivia.
"Tidak, kau datang diwaktu yang tepat." jawab Alice cepat.
Olivia tersenyum pada kakaknya dan duduk dihadapan mereka berdua sedangkan Jacob melotot pada adiknya itu.
"Apa dia pacarmu Sekarang?" Olivia pura-pura bertanya.
"Tidak kau salah paham, dia bukan pacarku tapi dia seperti parasite yang menempel padaku." jelas Alice pula.
Olivia menahan tawanya sedangkan Jacob sangat kesal mendengarnya, parasite?
Apa Alice kira dia kuman?
"Olivia aku akan memesan makanan untukmu." Alice segera bangkit berdiri dan berlalu pergi.
"Kak, kau tidak berbuat macam-macam pada sahabatku bukan?"
Olivia mulai bertanya saat Alice sudah pergi.
"Ini bukan urusanmu jadi kau diam saja." jawab kakaknya pula.
"Kak Jacob, jika kau mempermainkannya aku akan laporkan hal ini pada mommy, kau tahukan apa yang akan terjadi selanjutnya?" ancam Olivia.
"Olivia awas ya jika kau berani mengadukan hal ini pada mommy." Jacob balik mengancam.
"Kak Jacob berhenti bermain-main, segera cari istri sana dan jangan mempermainkan sahabatku terus."
"Olivia, kau tidak mengerti, aku sedang taruhan dengan kak Edward jadi aku tidak sedang bermain-main saat ini."
"Bertaruh apa?"
"Ini taruhan diantara pria jadi kau tidak boleh tahu!"
"Kak, jika kau tidak mengatakan padaku maka aku akan beri tahu Alice tujuanmu mendekatinya dan aku akan memberitahu mommy jika kau sedang mempermainkan hati seorang gadis." ancam Olivia.
Jacob menatap adiknya itu dengan tajam, bisa gawat jika sampai itu terjadi.
"Bodoh, aku sedang Mencari kakak ipar untukmu apa kau tidak mengerti?"
Senyum Olivia langsung mengembang diwajahnya, Alice jadi kakak iparnya? Boleh juga.
"Kak, berjuanglah. Aku mendukungmu."
"Good girl." Jacob langsung mengacak rambut adiknya itu.
Alice yang sudah memesan makanan dan hendak kembali langsung menghentikan langkahnya saat melihat keakraban kedua orang itu, tapi walau begitu gadis itu kembali melangkah mendekati mereka.
"Sepertinya kalian akrab." ujarnya.
"Dia adalah?"
"Tidak, kami tidak saling kenal." Olivia menyela perkataan kakaknya dengan cepat.
Jacob melihat kearah adiknya tapi Olivia mengedipkan sebelah matanya pada kakaknya.
Alice hanya melihat kedua orang itu dengan heran, gadis itu meletakkan makanan yang dia bawa diatas meja dan duduk disamping Olivia.
"Alice, maaf ya aku terlambat." Olivia mulai berakting.
"Tidak apa-apa Olivia."
"Aku tadi sudah minta maaf pada pacarmu juga."
"Hei dia bukan pacarku." sangkal Alice dengan cepat.
Jacob menyeruput minuman cola dengan cepat dan melotot pada adiknya itu, pasti ada yang sedang direncanakan oleh Olivia.
"Jadi dia bukan pacarmu? Padahal baru saja pacarmu mengajak kita pergi kesuatu tempat untuk memberimu kejutan." kata Olivia lagi.
"Oh yah, kemana?"
Olivia tersenyum pada kakaknya, saat Jacob melihatnya dia mulai merinding. Apa yang direncanakan oleh Olivia?
"Taman bermain." jawab Olivia sambil tersenyum manis.
Jacob langsung terbatuk karena tersedak cola, Alice dan Olivia saling pandang tapi kemudian kedua gadis itu langsung bangkit berdiri secara bersamaan.
"Ayo kita pergi ketaman bermain." kata mereka secara bersama-sama.
Kedua gadis itu langsung menarik tangan Jacob, sedangkan pria itu mulai menolak.
"Hei, aku sedang banyak pekerjaan jadi aku harus pergi." tolaknya.
"Tidak bisa!" kedua gadis itu mulai menarik tangan Jacob.
Makanan yang dibelipun dibungkus untuk dimakan selama perjalanan dan yang pasti Jacob tidak bisa melarikan diri dari kedua gadis itu.
"Olivia, awas kau nanti!" maki Jacob dalam hati.