Ketika Janda & Duda Berjodoh

"Maaf non Zahra kami lama datang"

"tidak apa apa Viky silakan kalian duduk dulu!"

Viky dan Nila baru saja samapi kekediaman Hengky.

"aku sudah siapkan kamar untuk mu Viky, dan Nila kita satu kamar saja lebih baik"

"ah bagus Zahra aku juga suka sekamar denganmu!"

Zahra sengaja mengajak Nila tidur kekamarnya supaya mereka lebih dekat dan berkesempatan menjodohkan Viky dengannya

"kalau begitu non Zahra kamarnya ada dimana?"

"lho kok cepat banget mau tidur Viky?"

"ah apa kalian tidak mau tidur juga?"

"tentu tidak kita ngobrol dulu!"

Padahal Viky ingin segera masuk kamar sejak perjalan nya bersama Nila tadi dia hampir mati berdiri apa lagi gabung dengan kedua perempuan yang ada di depannya saat ini.

"ehm, lebih baik aku tidur duluan saja kalian berdua lebih enak ngobrol kalau aku tak ada!"

"hm Viky tidak asyik, baiklah mari aku antar ke kamar tidur mu!"

Zahra sengaja menahan Viky tujuannya untuk mendekatkan Nila dengannya namun Viky tidak mengerti maksud tujuan itu.

"ini kamar mu semua sudah aku siapkan!"

"terimakasih non!"

"tidurlah dengan nyenyak semoga kau mimpi dengan indah!"

Ia meninggalkan kamar Viky dan kembali di luar dimana Nila sedang menunggu nya.

"ehm Zahra, sebaiknya kita masuk kamar saja punggungku juga sangat pegel!"

"yasudah mari bawa barangmu!"

Karena ini permintaan Nila Zahra terpaksa mengikuti ia juga tidak ingin Nila tersinggung padanya.

"masukkan dalam lemari saja pakaiannya agar tidak kusut!"

"iya lebih baik begitu Zahra terimakasih!"

Nila meletakkan pakaiannya kedalam lemari Zahra, dengan sifat Zahra yang ramah dan baik orang lebih mudah berteman dengannya.

"ayo tidur dikasur atas biar aku yang tidur dikasur bawah!"

"bukannya lebih baik tidur bersama diatas saja Zahra?"

"ah tidak apa apa Nila aku disini saja tidak masalah!"

Kebetulan dikamar Zahra terdapat dua kasur ada yang lebih tinggi dan ada yang sedang.

Ia memberi tempat tidur yang biasa ia pakai untuk Nila sementara ia tidur dikasur bawah.

"Zahra mau tidur?"

"masih belum ngantuk sih, kenapa?"

"sama aku juga tidak ngantuk lebih baik kita tiduran sambil ngobrol saja!"

"haha oke, aku juga sepemikiran denganmu!"

Mereka yang baru jumpa sudah seakrab itu, Nila juga termasuk perempuan yang mudah bergaul dan baik tidak ada perbedaan nya dengan Zahra.

"udah lama kerja sama tuan Hengky?"

"baru mau sebelas bulan"

"ohh,,, ternyata baru mau setahun ?"

"iyah, Nila juga sudah lama kerja di kantornya?"

"hm aku sudah hampir empat tahun Zahra!"

"wow lumayan lama!"

mereka sekedar menanyakan berapa lama bekerja kepada tuan Hengky ternya Nila juga sudah lumayan lama tentu ia tau sedikit tentang bosnya.

"udah berapa bulan kalian menjalin hubungan?"

"ehm baru mau tiga bulan sih, masih belum lama!"

"tuan Hengky baik pertahankan lah dia!"

"hehe, iyah doain semoga kami berjodoh!"

Tentu harapan Zahra adalah sampai ketahap pernikahan dengan Hengky ia tidak ingin sia sia menjalin hubungan itu karena percintaan mereka tidak sekedar seperti anak remaja lagi.

"amin Zahra, semoga saja kau lah jodohnya yang tepat!"

Mereka tertawa bersama setelah Nila berkata seperti itu.

"kalau Nila bagaimana, apa sudah ada pasangan?"

"hm belum, masih sendiri saja tidak ada orang yang tepat untukku!"

Nila yang ternyata masih menyendiri belum mempunyai kekasih dan mungkin saja Viky adalah orang yang tepat yang dia nantikan itu.

"mudah mudahan Nila secepatnya punya jodoh!"

"hahah amin amin!"

Nila malah tertawa geli mendengar kata Zahra, ia rasa orang yang tepat untuknya itu sangat sulit di dapat.

dia pernah ditinggal nikah sejak saat itu ia trauma pacaran dia takut jika terulang lagi kekecewaannya di masalalu.

"aku sepertinya mulai ngantuk sebaiknya kita tidur yah!"

"iyah Zahra !"

Mereka pun tidur setelah banyak hal konyol mereka obrolin Zahra juga harus bangun lebih awal besok paginya.

Setelah melewati malam yang panjang mereka terbangun karena matahari mulai menampakkan cahayanya.

"Zahra sejak kapan kau bangun?"

"oh baru kok Nila!"

"aku bantu masak yah?"

"yaudah ayo!"

Zahra yang telah berada di dapur saat Nila melihatnya dia tidak enak jika membiarkan Zahra sendirian memasak makanan mereka.

Kegiatan pagi yang mereka lakukan adalah memasak sebelum Nila pergi kekantor.

"sayurnya ada dalam kulkas Nila tolong bantu potong yah!"

"oke serahkan padaku!"

"apa kau jago masak?"

"tentu, aku anak sulung dikeluarga kami ibuku telah melatihku untuk pekerjaan rumah!"

"wah bagus lah berarti sudah bisa jadi ibu rumah tangga!"

"haha tentu bisa kalau memang sudah ada jodohku!"

Viky baru saja bangun pergi kedapur untuk mengambil minum dia malah tidak sengaja mendengar pembicaraan Nila dan Zahra.

"oh Viky sejak kapan ada di sana?"

"ehm baru saja kok non !"

"oh mau ngapain, mau ikut masak juga?"

"ah tidak tidak aku hanya mau ambil minum kok di sini!"

Viky melambaikan kedua tangannya saat Zahra mengatakan jika ia ikut memasak, dengan buru buru ia mengambil minum dan segera pergi dari situ.

"hahaha,,,,Viky bikin ketawa saja!"

Nila dan Zahra malah menertawakan Viky saat kelihat gugup seperti itu.