Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.
Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.
"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"
Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?
Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Awalnya Rahmat tidak ingin ibunya tahu terlebih dahulu tentang hubungan Mirna dan juga ayahnya, karena dia takut kalau ibunya akan begitu terluka. Selain itu, bukti belum sepenuhnya terkumpul.
Namun, kini Ibunya sudah melihat foto dan juga video yang dikirimkan oleh temannya. Dia tidak bisa mengelak lagi, Rahmat hanya bisa menunggu ibunya untuk mengambil keputusan.
"Rahmat! Cepat jelaskan kepada ibu, apakah istri kamu dan juga ayah kamu itu selingkuh?"
"Sepertinya begitu, tapi aku sengaja nggak bilang kepada Bunda karena buktinya belum terkumpul sepenuhnya."
"Ini sudah sangat cukup bagi Bunda, ayah kamu itu ternyata sangat keterlaluan. Mirna juga sudah seperti seorang pela cur, bisa-bisanya menikah dengan kamu tapi mesra-mesraan dengan ayah kamu. Dia gila, wanita apa yang sebenarnya kamu nikahi? Kenapa kamu membawa duri ke dalam rumah tangga Bunda?"
"Bun, kalau hanya Mirna yang disalahkan, Bunda salah besar. Karena kalau misalkan ayah tidak menanggapi, Mirna tak akan bisa masuk ke dalam kehidupan ayah. Sama seperti aku dengan Asih, hubungan kami tidak akan hancur kalau dulu aku tidak terlalu terburu napsu."
Bu Lurah setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rahmat, dia tidak menyangka kalau ternyata pria yang sudah berumah tangga dengan dirinya selama tiga puluh tahun itu bisa berkhianat.
Tentunya yang lebih tidak dia percaya lagi karena suaminya itu berselingkuh dengan menantunya sendiri, sungguh ini adalah perbuatan yang begitu bejat.
"Bunda mau menceraikan ayah kamu," ujar Bu Lurah.
Jika menuruti emosi Rahmat juga ingin sekali menceraikan Mirna saat ini juga, tetapi rasanya kalau hanya dengan menjatuhkan talak saja, atau hanya dengan menceraikan wanita itu dirasa begitu rugi.
Sepasang manusia bejat itu harus mendapatkan ganjarannya, dia ingin memberikan pelajaran yang berharga di kehidupan ini untuk kedua manusia itu.
"Jangan sekarang, Bunda. Kita harus memberikan pelajaran dulu kepada mereka, karena kalau diceraikan begitu saja sangatlah rugi."
"Maksudnya bagaimana? Bunda tidak paham," ujar Bu Lurah.
Rahmat akhirnya menceritakan idenya kepada ibunya tersebut, bu Lurah merasa kalau ide dari putranya itu cukup ekstrem. Namun, memang pantas kedua manusia itu mendapatkan hal itu.
"Gimana? Bunda setuju nggak dengan idenya aku?"
"Setuju sih, tapi kau Bunda rasanya nggak sabar kalau harus nunggu sampai bulan depan."
"Sabar ya, Bun. Bukti juga harus dikumpulkan, biar nantinya bisa dijadikan gebrakan. Kita harus sama-sama sabar dan sama-sama kuat," ujar Rahmat.
Dikhianati oleh suaminya seperti ini mengingatkan bu Lurah kepada Rahmat yang dulu mengkhianati Asih, menelantarkan wanita itu dan bahkan membuat wanita itu keguguran bersama dengan dirinya.
Dia merasa kalau dirinya kini sedang mendapatkan karma, dia saja merasa kecewa dan terluka mendapatkan penghianatan dari suaminya.
Lalu, bagaimana dengan Asih yang dulu selain dikhianati, wanita itu juga dicampakkan? Pasti rasanya sangat menyakitkan, Asih pasti depresi berat kala itu. Bu Lurah kini merasa begitu menyesal.
"Hem, kamu pernah mikir nggak sih Mat?"
"Mikir apa?" tanya Rahmat.
"Tuhan sedang menegur kita, karena dulu sudah membuat Asih terluka. Padahal, Asih adalah wanita baik."
"Ya, Rahmat juga merasa begitu. Tapi, sekarang kita harus kuat, Bun. Kita jalani berdua bersama-sama," ujar Rahmat.
"Hem, kapan-kapan Bunda ingin ketemu sama Asih. Bunda mau minta maaf sama dia," ujar Bu Lurah.
"Boleh, Bun."
"Oiya, Bun. Besok kita mulai melakukan hal yang Rahmat katakan tadi," ujar Rahmat.
"Ya, atur saja."
Keduanya terdiam sambil merenungkan apa yang akan mereka lakukan ke depannya, hingga saat sore hari tiba keduanya memutuskan untuk pulang.
Saat mereka pulang, ternyata Mirna dan juga pak Lurah sudah ada di sana. Keduanya sebenarnya merasa jijik terhadap mereka, tetapi keduanya harus bersabar karena akan ada hal yang mereka lakukan.
Bu Lurah dan juga Rahmat tentunya berpura-pura baik terhadap mereka, walaupun dalam hati merasa sangat jijik. Mereka bahkan makan malam bersama di dalam ruangan yang sama, tetapi tidak bertegur sapa.
*
Mirna sudah terlihat begitu cantik sekali, dia sudah memakai make up yang begitu tebal. Bahkan, bibirnya juga sudah terlihat merah merona. Baju yang dia kenakan terlihat begitu seksi, sama seperti biasanya. Wanita itu selalu saja mengumbar auratnya.
"Aku mau ketemu sama ayah dan ibu aku lagi, boleh?" tanya Mirna.
Hari sudah berganti, Mirna tentunya ingin bertemu kembali dengan pak Lurah. Namun, dia selalu beralasan akan pergi ke rumah kedua orang tuanya.
''Boleh, pergi aja."
Mirna sangat senang, dia langsung pergi. Selepas kepergian istrinya, Rahmat langsung pergi ke toko elektronik. Dia membeli CCTV untuk dipasang di rumahnya.
Saat datang ke rumahnya, dia mengganti CCTV yang lama dengan yang baru saja dia beli. Tentunya CCTV yang dia pasang hanya bisa diakses melalui ponsel miliknya dan juga ponsel milik ibunya.
CCTV yang dia beli tentunya merupakan CCTV yang sangat canggih, bentuknya begitu kecil dan dipasang di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh pak Lurah dan juga Mirna.
"Nanti malam kita mulai untuk melakukan rencana kedua," ujar Rahmat setelah dia selesai memasang cctv-nya.
Dia sudah tidak sabar untuk segera mendapatkan bukti-bukti, agar bulan depan bukti-bukti tersebut bisa dia jadikan bumerang untuk ayah dan juga istrinya.
"Ya, Bunda setuju."
Walaupun hatinya begitu sakit, tetapi dia tetap ingin melanjutkan rencananya dengan Rahmat. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh suaminya dan juga Mirna, dia tak mau seperti wanita yang begitu dicintai, tetapi nyatanya wanita yang dibodohi.
"Semoga saja berhasil," ujar Rahmat.
"Ya," jawab Bu Lurah dengan senyum yang dipaksakan.
beruntung banget asih...
bahaya nggak tuh..???
kalah cepet nih Rahmat... wkwkwkwkwkwk....
gimana asih .. balikan atau milih orang baru pada akhirnya....
kalau lagi bad mood ataupun marah-marah nggak iklas, masakannya juga anggak enak...😭