Deskripsi.
Ivona wanita cerdas, tangguh dan Licik usianya kini beranjak dua puluh delapan tahun. Saat ivona membeli cake untuk merayakan hari ulang tahunya kejadian naas menimpanya ivona ditabrak sebuah Truk. Tubuhnya melayang di udara dan terpental jauh. Matanya menatap nanar cake yang sudah hancur. Ivona terkekeh sesaat sebelum menutup mata.
"Bahkan aku tidak diberikan kesempatan meniup lilin untuk terakhir kalinya. Batinya menutup mata".
Seakan takdir mempermainkannya. jiwa Ivona memasuki raga Selir Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam.
"Siall...
"Kenapa aku harus memasuki tubuh lemah ini, "Dan ingatan apa ini?
"Oo..shhiitt...
"Kenapa pemilik tubuh ini perempuan murahan
"Cinta sih cinta tapi gak juga sampai melakukan Hal sehina itu.
Umpatnya saat mengetahui semua ingatan perempuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE. 26
Apa yang ditangisi lelaki ini?
Batinya.
Ba Xi'an tersenyum saat istrinya menatapnya ada perasaan hangat saat wanita yang dicintainya menatapnya teduh.
Lalu Ba Xi'an menambahkan kata katanya.
"Orang yang mencoba membunuhmu.
"Sudah kubalas.
Ucapnya kedua tanganya memegang erat kedua tangan Ivona.
"Maksud yang Mulia apa?
Ivona sedikit kaget dan memicingkan matanya.
Dia ingin minta penjelasan lebih.
Ba Xi'an yang mendengar pertanyaan Ivona. Membalas tatapan mata itu dengan lembut.
Dia tau Istrinya itu berhak mengetahui kebenarannya.
Lalu Ba Xi'an menceritakan semua kepada istrinya itu kejadian lima bulan yang lalu.
Ivona yang mendengar penjelasan Ba Xi'an merasa syok.
Sekaligus Marah.
Urat di keningnya menonjol. Kedua tanganya di kepal.
Ba Xi'an yang melihat kemarahan di wajah istrinya itu segera menenangkannya.
"Jangan di pikirkan lagi.
"Semuanya sudah berlalu sekarang fokuslah kepada anak kita.
"Sebentar lagi anak kita akan lahir.
"Seluruh istana sedang bersiap menyambut kedatangan anak kita.
Ba Xi'an ingin berniat mengalihkan pemikiran sang istri .
Dia tau istrinya itu Marah besar.
Tetapi Ba Xi'an tidak mau. Istrinya itu berpikir keras memikirkan masalah yang sudah lewat.
Bahkan masalah itu sudah di bereskanya.
Jadi Ba Xi'an merasa tidak perlu lagi membahas masalah yang sudah berlalu.
Sementara Ivona yang mendengar kata kata acuh suaminya itu. Terkekeh...
Dia merasa suaminya itu Sangat bodoh.
Bahkan membunuh selirnya yang tidak bersalah. Sementara orang yang mencoba membunuhnya masih berkeliaran di luar sana.
Dan lebih menyakitkan lagi suaminya itu ikut membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Walaupun Ivona tidak menyukai selir ketiga karena selir itu pernah terang terangan menghinanya.
Ivona tidak akan membunuhnya karena selir itu hanya sebatas memprovokasikanya.
Saat ini dia hanya ingin membunuh orang yang mencoba meracuni Ivona dan juga buah hatinya.
Ba Xi'an mendengar kekehan Ivona.
Dia merasa selirnya itu masih merasakan sakit hati dan dendam kepada selir ketiga yang sudah di bunuhnya itu.
"Dari mana yang mulia tau bahwa selir ketiga yang meracuni hamba..
Ucapnya serak.
Dia akan mengali informasinya sendiri.
"Pelayan itu mengakuinya sendiri.
"Apakah setelah pelayan itu mengakuinya yang mulia langsung membunuhnya?
"Iya..
Apa yang Mulia tidak menyelikinya terlebih dahulu?
"Untuk apa jika buktinya sudah ada.
"Bisa saja ada orang yang memanfaatkannya yang mulia.
Ivona berusaha menahan gertakan giginya.
Ba Xi'an merasa istrinya itu meragukannya.
"Aku tidak akan salah.
Lagian setelah pelayan dan selir ketiga meninggal.
Bingwen kembali bertanya kepada pelayan selir ketiga yang lain.
Mereka juga mengakuinya bahwa selir ketiga yang memerintahkan pelayan itu meracunimu.
"Bahkan pelayan pribadinya sendiri yang dia bawa dari kediamanya yang telah merawatnya sejak kecil juga mengakuinya.
"Apa lagi yang ingin kau ragukan?
Tanya Ba Xi'an. Dia merasa telah membahas sesuatu yang tidak penting lagi.
Tetapi demi kepuasan istrinya itu.
Ba Xi'an mencoba bersabar sekalipun itu hal yang tidak penting.
IVONA yang mendengar penjelasan Ba Xi'an merasa aneh.
Dia semakin merasa bahwa masalah ini tidak sesederhana yang dia pikirkan.
Sedikit banyaknya Ivona telah mengenal ke empat selir itu.
Dari pada berdebat tidak jelas dengan Putra Mahkota lebih baik Ivona membahas yang lain. Toh juga Ba Xi'an sudah berjanji menjaga anaknya.
Walaupun namanya juga di sebut Dia masih merasa itu semua Demi anaknya.
Ivona mengangguk tanda sudah mengerti.
Ba Xi'an yang melihat ekspresi istrinya itu merasa lega.
Setidaknya istrinya itu tidak akan memendam amarahnya lagi.
"Sekarang Istirahatlah.
Ba Xi'an membantu Ivona meluruskan badanya di tempat tidur itu.
Ivona yang sudah merasa nyaman.
Menarik tangan Ba Xi'an membuat sang empunya tertekun ada desiran saat tangan kecil itu menyentuh jari jarinya.
Ba Xi'an memandang lembut Istrinya.
Lalu duduk di sebelahnya.
"Ada yang ingin kamu inginkan hmm?
Pancaran matanya memandang istrinya dengan penuh cinta.
Tanganya kembali menggenggam tangan mungil Ivona.
Ivona yang merasa sentuhan lembut Ba Xi'an merasakan getaran di hatinya.
Ivona tidak ingin terbuai lebih dalam lagi Dia ingin cepat mengakhiri kisah rumit itu.
Dia bukan seorang wanita yang mempunyai ambisi yang tinggi untuk menjadi seorang Ratu seperti yang sering di tontonya di serial drama kerajaan di zamannya dulu.
"Bisakah yang mulia mendatangkan kedua orang tuaku?
Pintanya..
"Apa hanya itu?
"Dan adikku juga tambahnya.
"Baiklah..istirahatlah biar cepat tenagamu pulih. Aku berjanji Besok akan mebawa mereka kesini. Balasnya.
Ba Xi'an memang sudah mengirim surat ke keluarga istrinya itu. Dia tau keluarga istrinya itu juga sangat menantikan kabar anaknya. Maka dari itu dia sudah menyuruh pengawal pribadinya kesana untuk melapor.
Ivona mengangguk..
Dan memejamkan kedua matanya.
Ivona juga merasa lelah.
Di kediaman Baron Alexander sebagian orang sedang bersukacita. Selir kedua yang mendengar kabar Putrinya telah sadar merasa sangat bahagia sekaligus terharu.
Akhirnya putri kecilnya itu dapat melalui alam mautnya kedua pipih tirus itu di banjiri air mata bahagianya. Selir kedua tidak lupa membagi bagikan kebahagiaanya itu dengan cara memberi angpao kepada penghuni kediaman itu.
Bahkan Dia memberi angpao itu lebih banyak dari sebelumnya. Membuat para pelayan yang menerima itu terharu dan semakin menghormatinya. Pada hal Dulu mereka sering memperlakukan selir kedua dan putrinya tidak hormat. Di Saat Tuan besarnya itu tidak ada di rumah.
Mereka selalu menuruti perintah istri sah dan Nona pertamanya itu untuk menyiksa mereka. Mereka juga tidak menyangka selir kedua itu punya hati yang luas dan pemaaf.
Selir kedua itu Tidak pernah dendam ataupun membalas perbuatan mereka. Bahkan mereka di perlakukan dengan sangat baik oleh selir kedua. Melihat itu Mereka telah berjanji akan lebih menghormati dan melindungi selir yang di cintai Tuan besarnya itu.
Di kediaman Istri sah..Emeli mengamuk sejadi jadinya kepada ibunya yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Ibunya itu hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur.
Bahkan wajahnya yang dulu di idam idamkanya. Mempunyai bekas yang sangat menyeramkan baginya.
Ibu..hanya bisa menyusahkan ku bentaknya..Ibu sudah berjanji akan melenyapkan ****** itu. Mana buktinya ibu. Bahkan wanita ****** itu sekarang sudah sadar.
Putra Mahkota menjaganya seperti harta Karun ucapnya meraung.
Air matanya mengalir dipipih kasar itu.
Barang barang di kediaman ibunya itu hancur lebur. Emosinya memuncak.
Putra Mahkota hanya milikku...hanya...milikku..teriaknya Prustasi. Membuat para pelayan bergidik ngeri. Mereka sangat tau Nona mudanya itu sangat mencintai Putra Mahkota.
Sementara Nyonya besar itu hanya bisa Menangis tersedu-sedu. Hidupnya sudah hancur sejak lima bulan ini di tambah lagi melihat kondisi Putrinya membuatnya semakin terpuruk dari hari ke hari. Dia ingin sekali mengakhiri hidupnya. Tetapi pikirannya masih Normal. Dia tidak mau meninggalkan kondisi Putrinya yang seperti ini. Apalagi melihat selir kedua semakin berkuasa di kediaman itu.
Membuatnya berfikir seribu kali untuk mengakhiri hidupnya. Dia tidak rela semua usahanya selama ini akan sia sia.
Dirinya kembali memandangi kedua kakinya itu. Sekarang kakinya itu sudah menyusut semakin kecil hanya kulit yang tipis yang melapisi tulang dalamnya.