Agares Everett adalah salah satu iblis yang tidak memiliki inti sihir, karena tidak memiliki inti sihir membuat Agares tidak bisa menggunakan sihir seperti iblis pada umumnya.
karena tidak bisa menggunakan sihir Agares menjadi iblis yang sangat lemah, ia sampai di khianati oleh pacarnya sendiri dan di buang ke hutan.
siapa sangka di hutan itu, Agares mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya, yaitu darah Kraken sosok monster yang di anggap mitos namun ternyata benar benar ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mode Kraken Ekor 4
Sementara itu di dalam gunung tepatnya di bawah Gunung, terlihat Amelia melayang dengan wajah sedikit gelisah, di sekitarnya hanya ada tembok, batu bara, lava dan pasir dari gunung Blaze ini.
Amel sama sekali tidak mengetahui tempat di mana letak penyimpanan Cincin Nirmala itu, oleh karena itu dia sangat lama.
"Tadi aku sempat mendengarnya, dari golem lava itu, bahwa letak cincin Nirmala di balik pintu yang ada di kaki gunung ini, namun di mana pintu itu? Mengapa aku justru tersesat?" Batin Amel dengan wajah penuh gelisah.
"Eh tunggu dulu apa itu?" Mata Amel menyipit ketika tatapannya mengarah ke sebuah lubang besar yang tidak jauh dari tempat ia melayang.
Tanpa basa basi lagi Amel langsung berjalan menuju ke lubang itu yang mirip seperti sebuah pintu Goa.
Lubang ini terlihat seperti lubang di pintu pintu Goa, namun perbedaannya lubang ini terdapat bara dan lava di sekitarnya.
"Lubang apa ini? Apa cincin Nirmala itu berada di sini?" Tanya Amel dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Coba sajalah masuk. Toh tidak ada salahnya mencoba." Amel kemudian melayang secara perlahan memasuki lubang ini.
Siapa sangka di depan Amel terdapat sebuah pintu kayu besar dan di atasnya terdapat tulisan, 'Pintu Dongeon level satu'
"Dongeon? Apakah ini semacam ruang atau lorong bawah tanah?" Tanya Amel dengan ekspresi bingung.
Tatapan mata Amel kemudian menatap ke sebuah gulungan kulit monster yang terletak di atas batu pinggir pintu itu. Tanpa berpikir panjang Amel langsung mengambil gulungan itu dan membukanya.
"Dongeon Gunung Blaze... adalah lorong bawah tanah yang di buat oleh sang leluhur ras naga Bernama Drako. Drako dahulu adalah teman seperjuangan Tuan Syaiton, alasan Drako membuat Dongeon gunung blaze ini adalah untuk melatih iblis iblis di masa depan.
Dongeon ini bukanlah Dongeon biasa, di dalamnya terdapat jutaan monster, semakin tinggi tingkat levelnya semakin sulit monster yang akan di lawannya." Ucap Amel yang membaca tulisan demi tulisan di gulungan ini.
"Hmm... jadi Dongeon gunung Blaze ini di buat oleh Drako sang leluhur ras naga, menurut catatan di dalam sini terdapat banyak sekali monster. Tidak ada salahnya aku mengeceknya." Ucap Amel kemudian dia membuka sedikit pintu Dongeon level satu.
Krieeeeet!
Bunyi suara derit pintu yang terbuka terdengar cukup nyaring di keheningan bawah Gunung Blaze ini.
Amel mencoba mengintip apa yang ada di dalam ruangan ini, seketika itu juga Amel bisa melihat ratusan tatapan mata merah menyala yang menggantung di udara.
Bukannya takut Amel justru tertawa, "haha..!!!" Tawa Amel, "ternyata benar lantai level satu Dongeon ini hanya di huni oleh para monster lemah, kalau hanya kalian para Skeleton dengan ring cakra level 7 aku sendiri saja sudah bisa menghabisi kalian!" Ucap Amel dengan percaya dirinya ia membuka pintu Dongeon level satu itu.
Amel kemudian melayang memasuki ruangan itu, seketika itu juga para Skeleton yang menggantung di langit langit ruangan ini mulai melayang bersiap menyerang Amel.
Tampak wujud Skeleton ini adalah kelelawar layaknya kelelawar di dunia manusia, hanya saja ukurannya sebesar Elang.
"Akan aku tunjukan kepada kalian seberapa kuatnya diriku! Hiyaaaat.... datanglah tombak mawar!" Teriak Amel dengan percaya dirinya seraya mengangkat tangan kananya ke atas.
Krik! Krik! Krik!
Suasana mendadak hening seketika, tidak ada apapun yang muncul di tangan Amel, para Skeleton saling pandang dari ekspresi mereka seolah mengatakan, "Apakah arwah manusia ini gila?"
kemudian para Skeleton itu secara serentak terbang menyerang Amel.
"Ahhhhhhhhhhh...." Amel melayang kebelakang dengan cepat dan berteriak keras sembari mengangkat kedua tangannya ke atas, "Sialan aku lupa tombak mawar milikku tersimpan di dalam liontin itu, dan liontin itu sedang di pakai Agares! Mustahil aku bisa memanggil tombak itu!"
"Aku benar benar bodoh! Kenapa aku tidak membawa saja liontin itu!" Imbuhnya ekspresinya terlihat ingin sekali menangis.
Wus...
Ketika Amel melewati pintu Dongeon level satu seketika itu juga para Skeleton berhenti mengejar, memang aturannya seperti itu di dalam Dongeon ini para monster hanya boleh menyerang apabila ada musuh yang masuk ke dalam pintu Dongeon.
Apabila mereka memaksa keluar mereka akan terbakar menjadi abu dengan sendirinya karena segel sihir dari Drako sang leluhur ras Naga.
Brak!
Tiba tiba pintu Dongeon level satu itu kembali tertutup dengan sendirinya.
***
Klontang!
Di tempat Agares, saat Agares sedang menatap waspada Arash dan Arizh tiba tiba sebilah tombak dengan ukiran ukiran mawar berwarna merah keluar dengan sendirinya dari liontin di leher Agares.
Baik Agares, Arash dan Arizh sama sama mengedutkan matanya melihat tombak itu terjatuh ke tanah dengan sendirinya kemudian tidak bergerak lagi.
"Hei bajingan apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan? Mengapa kamu memanggilku tombak milikmu namun justru tombak itu terjatuh ke tanah tanpa kau menangkapnya?" Tanya Arash dengan ekspresi dingin.
Arizh ikut menimpali, "Sepertinya kamu terlalu ketakutan menghadapi kami, sehingga kamu lupa menangkap tombak itu."
Agares tidak menjawab, dalam benaknya ia sedang berpikir, "pasti tombak ini milik Amel, mengapa dia memanggil tombak miliknya? Apakah dia sedang menghadapi kesulitan? Sialan! Aku harus segera mengalahkan mereka berdua dan menyusul Amel ke dalam!"
"Hei Morgan!" Teriak Arizh, "cepat kamu masuk ke dalam pintu itu dan ambil cincin Nirmala, aku dan Arash akan menghambat bajingan ini agar tidak bisa menghalangimu."
Morgan yang berada di bawah menganggukan kepalanya, "Baik Tuan Tua!" Ucapnya.
"Cuih!" Agares meludah darah kesamping, darah itu justru tidak keluar dan menempel di dalam topengnya sendiri, "Apakah kalian fikir semudah itu mengalahkanku?" Tanya Agares dengan dingin.
Agares memejamkan matanya, dalam dimensi lain terlihat Agares berdiri di hadapan Kraken yang tubuhnya terikat dengan ratusan rantai rantai hitam dengan asap keunguan.
"Hei monster bodoh! Pinjam kan kekuatanmu!" Ucap Agares ketus.
"Haha..!!!" Kraken tertawa, "tentu saja.." dari bawah kaki Kraken tiba tiba aliran energi sihir dengan tiga warna berbeda yaitu hitam pekat, merah gelap dan biru gelap terlihat merambat dan masuk ke dalam tubuh Agares.
Kembali ke pertarungan, Agares mematung. Tubuhnya bergetar hebat dari dalam tubuhnya energi sihir dengan tiga warna berbeda keluar dan berkobar bagaikan api unggun besar.
"Aaaarrrrgggghhhhh..... GRROOOOOOOAARRR!!!" Agares berteriak, namun itu tidak lama sebelum teriakan Agares berubah menjadi auman Kraken yang mengguncang pulau ini.
Secara perlahan sihir tiga warna itu meredup dan membentuk bola berwarna merah kehitaman dan menutupi tubuh Agares sepenuhnya.
Krak!
Krak!
Krak!
Tidak lama kemudian bola hitam kemerahan itu retak retak, dan pecah seketika.
Menampilkan sosok Agares dalam mode Kraken Ekor empat. Tampak Agares sudah tidak memakai topeng, seluruh tubuhnya hitam legam bagaikan tinta gurita, bahkan termasuk rambut Agares berubah hitam, tubuhnya bagaikan bayangan yang seluruhnya hitam pekat hanya mata Agares saja yang berwarna merah nyalang.