NovelToon NovelToon
IKATAN PERJODOHAN

IKATAN PERJODOHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ivan witami

Arjuna dikenal sebagai sosok yang dingin dan datar, hampir seperti seseorang yang alergi terhadap wanita. la jarang tersenyum, jarang berbicara, dan selalu menjaga jarak dengan gadis-gadis di sekitarnya. Namun, saat bertemu dengan Anna, gadis periang yang penuh canda tawa, sikap Arjuna berubah secara drastis.

Kehangatan dan keceriaan Anna seolah mencairkan es dalam hatinya yang selama ini tertutup rapat. Tak disangka, di balik pertemuan mereka yang tampak kebetulan itu, ternyata kedua orangtua mereka telah mengatur perjodohan sejak lama. Perjalanan mereka pun dimulai, dipenuhi oleh kejutan, tawa, dan konflik yang menguji ikatan yang baru saja mulai tumbuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ivan witami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Melihat Elsa

“Juna, kamu sudah yakin mau masuk? Aku tahu ini berat, tapi kamu harus menghadapi semuanya,” suara Anna lembut dan tegas terdengar di lorong rumah sakit itu, menggema melewati dinding putih yang dingin.

Juna menarik nafas panjang, matanya tajam memandang pintu ruang perawatan di ujung koridor yang steril itu. Udara dingin membuat bulu kuduknya berdiri, tapi ada tekad yang tersembunyi di balik kerutan halus di dahi dan kelopak matanya yang berat. “Jujur, aku tidak ingin melihat Elsa, Anna... Itu hanya akan membuat semua luka ini semakin dalam,” kata Juna, suaranya hampir pecah.

Anna menggenggam tangan Juna dengan erat, seolah ingin menyalurkan kekuatan paling tulus yang ia miliki. “Justru karena itulah, kamu harus masuk dan menyelesaikan masa lalumu. Kalau tidak, kita tidak akan bisa melangkah ke depan bersama.”

Langkah mereka yang berani, meski penuh rasa takut, menapaki lantai rumah sakit yang berkilauan seperti kaca. Baru beberapa langkah, muncul sosok wanita cantik yang berdiri di depan pintu itu, wajahnya lelah tapi penuh kehangatan yang membungkus ruang dingin.

“Juna, Anna... Kalian datang juga,” sapa Nuri dengan senyum tipis yang menyembunyikan rasa khawatir dan sedikit keterpaksaan.

“Tapi seharusnya Anna tidak perlu ikut ke sini,” tambah Nuri pelan, pandangannya menolak untuk menerima sosok Anna sebagai bagian dari situasi ini, “aku nggak suka kalau Anna ikut lihat Elsa.”

Anna hanya diam di samping Juna, menunjukkan wajahnya tegas tapi ramah. Juna memicingkan mata, ada ketegangan yang hampir tak terlihat dalam tatapannya. “Nuri, Anna tunanganku. Aku tahu papaku kemarin bertemu denganmu dan memperingatimu agar tidak bicara tentang Elsa padaku. Aku datang ke sini atas usulan Anna. Terus kenapa kalau Anna ikut?” Suara Juna sedikit meninggi, tapi tetap rendah, penuh kewaspadaan.

“Ya, gak apa-apa sih. Ya sudah, ikut aku,” jawab Nuri dengan suara berat namun memaksa untuk seolah tenang. Ia lalu berjalan menuju ruang ICU dengan langkah cepat namun tersembunyi rasa malu dan tertekan.

Di depan pintu ruang ICU, udara terasa sunyi dan berat. Lampu-lampu neon berpendar dingin, memantul di lantai yang dipoles hingga mengkilap. Juna menekan tombol panggil, suara bip mesin tanda kedatangan dokter dan perawat segera menyambut mereka dengan nada yang rutin dan mekanis. Pintu akhirnya terbuka pelan, memperlihatkan ruangan putih bersih dengan selimut rumah sakit yang membungkus sosok perempuan kurus, rambut coklat gelapnya kusut terurai di atas bantal.

Juna menatap Elsa dengan rasa gemuruh di dadanya, suara batin yang bertempur antara dendam, cinta, dan kehilangan. Sementara Anna menunggu di luar, menatap lewat kaca pembatas seperti dunia mereka kini terpisah oleh tembok hampa dan dingin.

Juna menutup matanya sejenak, menghapus tetes air mata yang jatuh tanpa sadar. “Elsa,” lirihnya sambil menyeka air matanya, nadanya bergetar.

Elsa, mantan kekasihnya yang dulu begitu hidup, kini terbaring lemah tak berdaya. Tidak ada senyum manis atau tawa yang tersisa, hanya napas yang teratur oleh bantuan mesin. Tubuh kurusnya tampak rapuh seperti boneka yang mudah hancur hanya dengan sentuhan ringan.

“Maafkan aku, Elsa... untuk semua yang pernah terjadi, Sebenarnya aku marah, kecewa setelah tahu kalau kematianmu itu palsu, tapi kenapa kamu melakukan itu, Elsa?” kata Juna, suaranya hampir tak lebih dari bisikan. Hatinya hancur saat melihat keadaan Elsa yang jauh dari perempuan ceria yang dulu ia kenal.

Di sudut ruangan yang dipenuhi aroma antiseptik tajam, mesin-mesin berdengung pelan menemani kesunyian. Elsa terbaring, tampak seperti mayat hidup. Juna menatap wajah itu, seolah mencoba menggenggam kembali bayangan masa lalu yang kini menjadi mimpi yang sulit ia gapai.

"Elsa... Kamu harus tahu apa yang sebenarnya terjadi setelah kamu meninggal. Aku merasa hilang arah, sedih, tidak tahu harus bagaimana, hingga akhirnya aku tahu kematianmu itu palsu." Suara Juna serak terkenang segala memori yang tak sanggup ia ungkapkan.

Elsa yang tak mampu menjawab hanya bisa menarik nafas teratur berkat alat bantu napas.

Juna duduk di kursi samping ranjang, tangannya gemetar memegang tangan Elsa yang dingin. "Mengapa kamu melakukan semua ini? Kenapa kamu menyembunyikan penyakitmu dan membuat aku terus hidup dalam bayang-bayangmu.”

Anna menunggu di luar pintu, tangan terkepal pelan saat melihat Juna menggenggam tangan Elsa. Ia tahu ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ada masa lalu yang begitu manis mungkin saja Juna sedang mengingatnya.

Anna, menunduk lesu dan tersenyum tipis, ada rasa khawatir tetapi ia memilih untuk percaya pada Juna, bahwa semua akan baik-baik saja.

“Anna, kamu tidak ada apa-apanya dibanding Elsa.” terdengar suara Nuri membuat Anna tersentak.

Anna menoleh melihat Nuri berdiri di sampingnya.“Kenapa harus dibandingkan, Aku dan Elsa memang orang berbeda” jawab santai Anna dengan nada serius.

Nuri tersenyum tipis, rupanya Anna gadis yang tidak mudah terprovokasi.“Kamu tidak cemburu?”

“Cemburu sama orang sakit? Untuk apa?” Anna tersenyum tipis walau sebenarnya ia kesal dengan Nuri, sahabat tunangan itu.

“Kenapa kamu bilang begitu, Anna? Elsa masih bagian dari masa lalu Juna?” Nuri tiba-tiba melangkah mendekat, suaranya bergetar penuh rasa ingin tahu.

Anna menatap Nuri dengan tajam. "Masa lalu sudah berlalu, tapi tidak untuk dijadikan alasan untuk menyakiti orang yang masih ada di depan mata. Kalau Elsa tidak memalsukan kematiannya, dia juga tidak akan menjadi masa lalu Juna.”

Anna menatap tajam Nuri dengan berani, sedangkan Nuri tersenyum sinis lalu membuang pandangannya melihat Juna dan Elsa yang ada di dalam ruang ICU.

Anna memilih duduk di kursi tunggu, menyandarkan punggungnya, memejamkan matanya. Ia begitu lelah dengan pekerjaan yang harus diselesaikan dan juga harus menemani Juna melihat Elsa.

Juna menghapus air matanya, lalu melihat ke arah kaca pembatas, memastikan keberadaan Anna. Juna melihat Anna duduk dan sedang memejamkan mata, ia segera bangkit dan keluar, ia khawatir Anna kelelahan.

“Jun, sudah?” tanya Nuri tiba-tiba berdiri di samping pintu.

Juna sedikit terkejut tidak melanjutkan langkahnya.“Sudah.” Juna sekilas melihat Nuri lalu pandangannya ke arah Anna.

“Anna,” panggil Juna sambil menghampirinya.

Juna mengusap lembut pucuk rambut Anna.Anna membuka matanya dan melihat Juna.“Sudah?” tanya Anna sekilas menguap.

“Sudah, ya sudah kita kembali ke hotel,” ajak Juna.

“Jun, besok kamu datang ke sini lagi?” tanya Nuri.

Juna menggeleng pelan.“ Tidak, Nuri. Ini yang pertama dan terakhir. Jika terjadi sesuatu pada Elsa, tolong jangan kabari aku. Semuanya sudah selesai, sesuai janjiku pada Anna.”

“Jun, kamu serius ngomong begitu? Kamu tidak kasihan sama Elsa, dia melakukan itu demi kebahagiaan kamu,” cegah Nuri.

“Kebahagiaan yang mana?” Kamu tahu aku bagaimana saat dia mati saat itu. Sudahlah, Nuri. Aku sudah tidak mau berhubungan lagi dengan Elsa dan apapun yang menyangkut tentang dia. Masa depanku saat ini dan selamanya sama Anna.” Juna menarik tangan Anna dengan lembut lalu membawa Anna keluar dari ruangan rumah sakit itu.

Nuri terdiam, tidak bisa lagi berkata-kata. Hanya bisa memandangi kepergian Juna dan Anna.

“Lihat saja nanti Juna. Aku tidak bisa tinggal diam, kamu sudah memperlakukan Elsa seperti sampah,” batin Nuri penuh dendam.

1
yuni kazandozi
jangan sampai Anna tersakiti oleh Juna setelah nikah
yuni kazandozi
tuuh kan bener dikasih perangsang sama Nuri
yuni kazandozi
waduuuh takutnya Juna jebak sama Nuri tuh,diminumannya dikasih perangsang terus niat Nuri mo dibawa lehotel
Eridha Dewi
tinggalin Juna aja kenapa
yuni kazandozi: bener kak,tar takutnya kalau sudah nikah sama ana terus ana punya anak Juna kumat lagi kegaet perempuan laen
total 1 replies
yuni kazandozi
hahahaha ya bagaimana Anna bisa masak wong emaknya ga ngajarin eeeeh ternyata emaknya masa mudanya juga ga pernah kedapur😀
yuni kazandozi
nahlooo Juna sekarang baru tahu rasanya cemburu tuh gimana,kamu demi Elsa sampai melupakan perasaan Anna ,terus bintang,,bikin nyeri ati tuh kk sepupumu,Pepet terus Anna,biar kapok tuh juna
yuni kazandozi
yang aku takutkan nanti setelah nikah Juna tetep begitu ke Anna,, setelah ketemu lagi Elsa cinta Juna jadi ke Anna kayak berkurang jauh
Eridha Dewi
jdnya malah ana menurut ku yg menyebalkan, kayak GK ada cowok lain
𝔦𝔳𝔞𝔫 𝔴𝔦𝔱𝔞𝔪𝔦: sabar ya, klu mau yg wanita strong ada dicerita lain. judulnya JEJAK CINTA DIBALIK LUKA. tapi cerita yg ini baru aku revisi tulisan kk hehe, tulisan sebelumnya acak acakan 😭. baru sampai bab 30 revisinya. sisanya nanti pelan2 biar enak dibaca. tapi alurnya sama aja hehe😁
total 3 replies
yuni kazandozi
yak ampun junaaaaa demi orang mati kamu sampai melupakan Anna,,huuuh seandainya aku yang jadi Anna oguaaah jadi pacarmu lagi apalagi istrimu
yuni kazandozi
biarpun Elsa sudah meninggal tetap saja masih berpengaruh ke Juna,lagian kalau bener cinta Anna kenapa masih perduli Elsa, sudah mantan juga
yuni kazandozi
bodoh kamu Juna sudah jelas jelas Elsa terlalu nyakitin kamu kamu lebih memilih pergi tinggalkan Anna,,, sudahkah Anna mending kamu cari cowok lain yang bisa mengerti anna
yuni kazandozi
Waaah kenapa Juna berubah ikutan jadi ga jujur ke Anna,jadi kasihan Anna ternyata dinomor duakan oleh juna
yuni kazandozi
bagus Juna bisa tegas ke Nurida, lanjutkan masaa depanmu bersama anna dan buat Nuri AA ga kebalik kamu ngomong gitu kejuna,toh yg ngebuang duluan kan Elsa juna
yuni kazandozi
nah betul aku setuju sama pak hamdan,Juna jangan temui Elsa cukuplah Juna bahagia bersama anna
yuni kazandozi
kalau aku jadi Juna ogah nemui Elsa,toh sielsa sudah bikin merana Juna,,mati kok dibuat bohongan huuh kan ngeselin,dahlah Juna sama Anna saja semoga nanti tidak ada kebohongan kedepannya
yuni kazandozi
jangan jangan Aldo sama Tiara ada hubungan juga nih,,hayooo siapa Nurida,,muga az jangan jadi pengganggu hubungan Juna anna
yuni kazandozi
nikah karena perjodohan nanti saat sudah berumah tangga kalau pas berantem yang disalahkan ortu,biasanya gitu ga si🙏
Eridha Dewi
segera ana tahu klo Juna pulang duluan ke Indonesia, dan jangan mau nikah dulu sama Juna biar kapok itu perusahan keluarga nya hancur
yuni kazandozi: iya ya kak, semoga Aldo keceplosan ngomong ke Anna ya,kesel aku sama Juna
total 1 replies
yuni kazandozi
eng ing eng tralala tar malam pasti ada kekagetan dan keseruan ya, ternyata yang dijodohkan mereka juga😀😀
yuni kazandozi
hhhhh jangan puas dulu kamu Fiona, karena Juna anna sengaja jebak kamu,jadi orang jangan jahat Napa si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!