NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:55.1k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Pantas Disalahkan

Sedangkan di mansion besar milik keluarga Arsen, para wanita tengah berkumpul sambil membahas kabar mengejutkan yang membuat semuanya tercengang, kabar tentang salah satu orang yang juga bagian dari mereka, orang yang tidak mereka sukai karena sudah membuat si pewaris punya luka yang amat mendalam.

Ya, berita mengenai kehamilan kedua Anita!

Kabar itu datang bukan dari Arsen ataupun Anita. Justru Ananda lah yang pertama kali membuka mulut kepada keluarga tentang hal yang mereka anggap mengejutkan. Saat makan siang di ruang tengah, ketika suasana sedang cukup tenang, tanpa isyarat apa pun Ananda menaruh sendoknya, lalu menatap lurus ke arah sang suami, tante, om dan Eyang Soraya yang juga duduk di meja makan.

"Kenapa kamu berhenti makan, Nan?" ujar Glen begitu melihat keponakannya menaruh sendok dengan makanan yang belum habis di atas piring.

"Aku sedang tidak nafsu makan" ujar Ananda, dari raut wajahnya tampak wanita itu sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Ada apa sayang? Kamu sedang mau makanan yang lain?" timpal Vidi begitu melihat istrinya berhenti melanjutkan makan.

Ananda menggelengkan kepala, dia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut, pusing memikirkan sesuatu yang membuatnya terus kepikiran.

“Kalian tahu tidak? Ternyata kabar jika mbak Anita hamil itu memang benar adanya,” ucapnya tanpa ragu.

Teresa yang sedang memotong buah pepaya tertegun, pisaunya berhenti di tengah jalan. Eyang Soraya hanya mengerjapkan mata, tetapi tidak memberikan reaksi lebih dari itu.

“Hamil? Maksudmu, Anita sedang mengandung lagi anaknya Arsen?” tanya Teresa, nadanya meninggi setengah tak percaya.

“Iya. kemarin lusa aku mendatangi perusahaan mas Arsen, karena setelah pulang dari rumah ibu, aku mendapat kabar jika mbak Anita hamil, makanya aku ingin mendengarkan langsung dari mulut mas Arsen sendiri, dan ternyata benar mbak Anita memang hamil lagi” ujar Ananda, setengah menahan kekesalannya.

Teresa meletakkan pisaunya dengan suara berderak. “Astaga, apa-apaan ini? Mereka bahkan hampir tidak pernah terlihat akur setelah Anita keguguran. Bukankah seharusnya Arsen menceraikan Anita sejak saat itu? Apa yang dia pikirkan?!”

“Ya… aku juga sempat berpikir begitu. Tapi kurasa mas Arsen belum bisa melepaskan Anita,” ujar Ananda lirih, nadanya menahan jengkel.

Sedangkan para lelaki masih berusaha mencari letak kesalahannya.

"Bukankah bagus jika Anita hamil? Itu artinya Arsen akan punya keturunan" ujar Glen sembari melahap nasi, namun kemudian Teresa segera menyikut sang suami.

"Mas, apaan sih! Bagus dari mananya? Jika Anita hamil Arsen akan terus berada disisi wanita itu, kamu lupa jika dulu Anita sengaja menggugurkan bayi mereka?!" ketus Teresa tak terima.

"Benar apa kata Tante, om. Mas Arsen tidak akan bisa lepas jika punya anak dari wanita macam mbak Anita"

Eyang Soraya tetap diam. Tatapannya kosong ke arah mangkuknya yang berisi sup. Raut wajahnya tak berubah, hanya sorot matanya sedikit menggelap.

"Mungkin saja mas Arsen sudah memaafkan mbak Anita dan melupakan apa yang pernah terjadi di masa lalu" seru Vidi ikut menyahuti.

Teresa menyeka tangannya dengan serbet setelah meletakkan pisau yang tadi digunakannya memotong buah. Wajahnya menunjukkan kekesalan yang tidak bisa disembunyikan.

“Kalau Arsen tetap mempertahankan rumah tangganya dengan perempuan seperti Anita, maka aku tak tahu lagi harus berkata apa. Bukankah sudah cukup satu kali keluarga ini dibuat malu karena ulahnya?” ujar Teresa dengan nada tajam.

“Persis, Tante,” sahut Ananda cepat. “Sejak awal aku memang tidak menyukai mbak Anita. Bukan karena iri atau benci tanpa alasan, tapi karena dia sudah sangat jahat pada calon bayinya sendiri”

Vidi, yang masih berusaha netral di tengah-tengah percakapan, memijat tengkuknya yang mulai terasa tegang. Ia tahu istrinya tidak pernah akur dengan Anita, tetapi tidak menyangka akan separah ini reaksinya.

“Tapi, Nan… Bukankah kita sebaiknya memberi kesempatan kedua? Barangkali mbak Anita memang menyesali kejadian yang dulu,” ujarnya pelan.

Ananda menoleh dengan ekspresi kaku. “Menyesal? Kalau benar menyesal, kenapa dia tidak pernah berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarga ini? Kemarin saat dia datang ke rumah pun, dia hanya membuat suasana jadi tidak nyaman. Lalu dengan entengnya membawa hadiah, seolah itu cukup untuk menghapus luka lama.”

Glen yang sedari tadi mencoba untuk tidak ikut campur mulai merasa suasananya terlalu panas untuk dibiarkan. Ia pun angkat bicara dengan tenang, meski wajahnya menunjukkan rasa tidak nyaman.

“Memang kejadian masa lalu itu tidak mudah dilupakan, tapi kita juga tidak boleh menghakimi tanpa bukti. Keguguran itu... bisa terjadi karena banyak faktor.”

Namun, belum sempat kalimat itu selesai, Teresa sudah memotong dengan suara meninggi. “Faktor?! Mas, lagi-lagi kamu lupa jika Anita pernah meminum obat penggugur kandungan, bahkan cctv di rumah Arsen pun memperlihatkannya dengan jelas!”

Ucapan Teresa menggema di seluruh ruang makan. Sunyi beberapa detik, hanya terdengar suara kipas angin yang berputar lambat di langit-langit.

Eyang Soraya masih tak bergeming. Wanita tua itu hanya menatap mangkuknya tanpa menyentuh sendoknya lagi. Mungkin hanya dia yang memahami betul luka mendalam yang dialami Arsen, cucu kesayangannya. Ia tahu, di balik wajah keras Arsen, tersembunyi perasaan rapuh yang terlalu sering ia tutupi. Dan sejak menikahi Anita, hidup Arsen seolah penuh liku. Tapi Eyang Soraya juga tahu, Arsen mencintai istrinya lebih dari yang ia tunjukkan pada siapa pun.

“Lalu jika suatu hari nanti dia keguguran lagi… kita sudah tahu siapa yang harus disalahkan,” ujar Teresa kembali, kali ini dengan suara yang lebih pelan namun menekan.

Ananda menyahut dengan getir, “Dan tidak akan ada alasan apa pun yang bisa membenarkan perbuatannya. Tidak lagi. Sekali sudah cukup membuat kita semua hancur. Aku bahkan masih ingat bagaimana mas Arsen menangis diam-diam di sudut ruang tamunya, tidak mau makan, tidak mau bicara. Bahkan hampir gila”

Vidi mencoba menenangkan istrinya dengan meraih tangan Ananda. “Sayang, tidak semua orang bisa menghadapi duka dengan cara yang sama.”

Ananda menggeleng tegas. “Itu bukan soal cara menghadapi duka, tapi soal tanggung jawab. Mbak Anita gagal menjaga anak mereka, dan sekarang dia seolah ingin mengulang cerita itu kembali.”

Teresa mendengus. “Dan lebih parahnya, Arsen malah membiarkan Anita hamil lagi. Seolah semua yang pernah terjadi tak ada artinya. Di mana harga dirinya sebagai lelaki? Apa karena cinta, dia rela dipermalukan begitu rupa?”

“Cinta kadang memang membuat seseorang bertahan di tempat yang menurut orang lain tidak layak,” ucap Vidi pelan.

"Hufttt.... Mas sama saja seperti Mama. mama juga selalu membela mbak Anita dan menasihati mas Arsen supaya mempertahankan rumah tangganya. Kenapa sih mama masih mau punya menantu seperti itu?" gerutu Ananda melipat tangan di atas dada.

Sunyi kembali menyelimuti ruangan. Semua seolah menunggu reaksi dari Eyang Soraya yang masih belum berkata sepatah kata pun. Tatapan semua orang akhirnya serempak tertuju pada wanita tua itu, menanti komentar atau mungkin sebuah keputusan sebagai kepala keluarga.

Namun, Eyang Soraya justru menghela napas dalam dan berkata lirih, “Kalau kalian ingin terus menyalahkan Anita, silakan. Aku sudah terlalu tua untuk ikut berdebat. Tapi aku tahu betapa hancurnya hati Arsen saat kehilangan anaknya. Dan aku juga tahu, hanya Anita yang mampu membuat dia bangkit lagi. Meski kalian tidak suka, mereka tetap suami-istri. Dan kini akan menjadi orang tua kembali.”

Semua diam. Tak ada yang berani membantah ucapan Eyang Soraya. Meski tidak berpihak, kata-katanya mengandung kekuatan yang membuat semua orang merenung.

Teresa masih tampak tidak terima, namun ia memilih diam. Matanya menatap tajam pada meja, sementara Ananda mengepalkan tangannya di atas pangkuan.

Ananda pun menambahkan, “Aku tidak rela mas Arsen harus menanggung risiko itu lagi. Seharusnya dia menuntut mbak Anita, bukan membiarkannya mengulangi kesalahan.”

Sementara itu, Eyang Soraya memejamkan matanya sejenak. Dalam hati, ia bertanya, apakah ini semua akan berakhir seperti dulu? Atau mungkinkah ada kesempatan bagi Anita untuk membuktikan bahwa dia mampu menjaga kehamilannya dan memperbaiki semua kesalahannya di masa lalu?

Dan kini, semuanya tinggal menunggu... apakah Anita benar-benar bisa menjadi istri dan ibu yang baik, atau justru akan membuat semua luka lama berdarah kembali.

1
Uthie
semoga segera sadar, cinta yg seperti apa yg kamu miliki untuk si Arsen..
begitupun dengan cinta Arsen untukmu 😌
Uthie
sudah mulai-mulai niiii si Arsen 😏
Uba Muhammad Al-varo
Anita jangan kau paksa diri bahagia,buat apa kau terluka karena cinta,kau juga berhak bahagia apalagi kau punya sahabat Baim yang baik dan mencintai mu,pisah aja , Arsen udah mulai selingkuh dengan Natasha
Yoona Mell Abdullah
Anita cari kebahagiaan mu sendiri…tinggal kan keluarga yg tidak syg kmu
Ma Em
Anita semangat ya kamu harus bangkit jgn selalu mengalah kalau emang Arsen TDK peduli padamu lebih baik mundur mungkin itu jalan terbaik untuk Anita carilah kebahagiaanmu sendiri Anita jgn memaksakan diri
Siti Zaid
Semoga saja Arsen tidak lagi mengabaikan Anita dan pentingkan pekerjaan nya dari pada kesihatan Anita...
Ana_Mar
Arsen tetaplah Arsen yang tetep keukeuh prioritaskan pekerjaan daripada istrinya sendiri.
Humay Uum
mungkin dari orang yang sedang dekat dengan Arsen akhir akhir ini karena salah paham kemaren2 yg cuek trus Deket SMA yg lain dtambabh Anita sakit kyaya karena Janin yg dtunggu dluar kandungan apa lagi nih dharapkan banget kan SMA Arsen ,karenaa mau berubah jadi suami yaang baik dan nih lah cobany datang ,dan Anita tau Dy juga berubah tak peduli dengan suamiy karena berkhianat
Ma Em
Mungkin yg telepon Arsen adalah temannya Ananda kalau emang benar Arsen selingkuh semoga segera diketahui oleh Anita
Rahma Inayah
pasti tlp dr pelakor yg dia temui TDK sengaja di cafe tempo hari
Ana_Mar
apa diam-diam Arsen sudah selingkuhkah?
Siti Zaid
Cerita rumahtangga seorang wanita yang bernama Anita yang begitu sabar dan tabah menghadapi kekejaman suaminya..menarik..
Siti Zaid
Semoga Arsen benar2 menjadi suami yang bisa menjadi tempat utk Anita bergantung hidup dengan cinta dan kasih sayang yang tulus dari Arsen
dewi: jauhkan lah ulat2 bulu dr kehidupan mereka
total 1 replies
Cookies
jgn sampe Arsen selingkuh thor
Ma Em
Semoga Arsen tdk berubah lagi dan tetap sayang sama Anita jgn sampai kena hasutan yg tdk baik dari Selena dan Ananda
Uthie
Nexxxttt 💞
Ana_Mar
Alhamdulillah Nita..kamu bisa pulang kembali. sehat-sehat ya ..
Uthie
Masih menyimak kelanjutan hubungan mereka akan seperti apa dan bagaimana.... 😏
Uba Muhammad Al-varo
semoga yang terjadi kemarin ketika Anita mau operasi ketahuan Anita dan Arsen tidak benar' sendiri.
Ma Em
Anita ini terlalu polos dan jujur atau terlalu cinta pada Arsen makanya gampang sekali dibohongi baru ditungguin Arsen dan keluarganya datang langsung senang padahal seperti Teresa dan Ananda sangat benci pada Anita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!