Lanjutan Novel Menikahi Tuan Muda Yang Kejam
Di sarankan agar membaca Novel pertama yang berjudul "Menikahi Tuan Muda Yang Kejam" dulu.
Hidup Sean benar benar berubah ketika seorang gadis misterius bernama Viana mendatanginya dan meminta pertanggung jawabannya atas apa yang dilakukan Sean padanya saat mabuk.
Sean terpaksa menikahinya karena Viana mengancam akan menyebarluaskan foto saat mereka tidur bersama di sebuah hotel.
Sean akhirnya menikahi Viana dan menemukan dirinya kalah kuat dari Viana yang ternyata jago bela diri sehingga ia semakin membenci Viana.
Namun, pada akhirnya Sean mengetahui sebuah rahasia yang disimpan rapat oleh Viana yang ternyata menjebaknya demi untuk melindunginya.
Bagaimana kah kisah mereka?
IG : yenitawati24
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Duka
Seminggu telah berlalu.
Sean dan Viana juga sudah kembali ke aktivitas masing masing.
Sean juga sudah menjumpai Dr. Risa dan meminta resep agar dia tidak kecanduan alkohol lagi.
Sean sedang fokus dengan laptopnya di kantor.
Tiba tiba Hpnya berdering.
Panggilan dari Mamanya.
"Halo Ma" Jawab Sean
"Sean, ajak Viana pulang sekarang juga. Mama dan Papa akan ke rumah kalian" Kata Alya dengan nada suara seperti menahan tangis
"Ma ada apa?" Tanya Sean khawatir.
"Cepat lah pulang nak, Mama tunggu" Alya mematikan teleponnya.
Sean masih bingung dengan apa yang terjadi.
Dia bergegas ke ruangan Viana.
"Ayo pulang sekarang dan jangan tanya apapun" Kata Sean yang kemudian menutup kembali pintu ruangan Viana
Viana bingung namun dia segera berkemas dan menyusul Sean.
Seperti kata Sean, dia tidak bertanya apapun.
Viana segera melajukan mobilnya.
Sean tampak terus diam dan membuat Viana sedikit khawatir.
Sesampainya di rumah, sudah ada Alya, Rangga dan Raya adiknya.
Alya yang melihat kedatangan Sean langsung memeluknya dan menangis.
"Ma ada apa?" Tanya Sean semakin khawatir.
Alya melepas pelukannya.
Ditatapnya wajah Sean yang penasaran dengan apa yang terjadi.
"Grandma Diani, dia dia baru saja meninggal Sean" Kata Alya yang kembali memeluk Sean
"Apa?" Sean terkejut dengan berita yang baru saja dia dengar. Wajahnya tampak menunjukkan raut kesedihan.
Viana menutup kedua tangannya karena dia juga terkejut mendengar berita ini.
"Sudah Ma. Kita harus menerima kenyataan ini" Rangga mengelus bahu Alya karena dia tahu betul kesedihan istrinya saat ini.
Bagaimana pun juga Grandma Diani sangat menyayanginya bahkan melebihi sayangnya pada cucunya sendiri yaitu Rangga dan Dirga.
"Sean, Viana kemasi barang barang kalian. Kita akan berangkat ke Amerika sekarang juga" Kata Alya yang berusaha menenangkan diri
Sean dan Viana mengangguk. Mereka segera ke kamar masing masing dan mengemasi pakaiannya. Beruntung Alya tidak memeriksa kamar mereka seperti waktu itu. Jadi rahasia kalau mereka tidur terpisah tetap aman.
Tak lama kemudian mereka sudah turun. Ternyata di bawah sudah ada Dirga, Celin, dan anak mereka Zein.
Celin tampak menangis di pelukan Alya.
Sedangkan mata Zein memerah seperti habis menangis.
"Ayo kita berangkat" Ajak Rangga.
Mereka semua masuk ke dalam mobil dan pergi ke bandara milik keluarga Armadja.
Mereka naik pesawat pribadi karena memang itu yang mereka butuhkan sekarang karena mereka tidak bisa menunggu lagi. Apalagi jarak tempuh antara Indonesia ke Amerika adalah 13 jam lebih.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai di Los Angeles, Amerika, tepat jam 8 pagi waktu Amerika.
Mereka segera pergi ke rumah Oma Laura yang merupakan rumah duka.
Disana sudah banyak pelayat berdatangan dan menyampaikan bela sungkawa mereka.
Kebanyakan adalah kalangan orang orang elit.
Alya berlari dan menghambur ke jenazah Grandma yang sudah siap untuk di kuburkan.
Dia menangis melihat orang yang paling menyayanginya sudah terbujur kaku.
Dia mengenang saat saat dulu bersama Grandma Diani yang selalu membela dan menyayanginya dengan tulus.
"Sudah lah sayang, ikhlaskan kepergian Grandma. Sekarang dia sudah tidak merasakan sakit lagi. Dia sudah tenang menyusul Arya dan Adinda" Kata Rangga mencoba menenangkan Alya yang masih terus menangis.
"Ma sudah Ma" Raya juga mencoba menenangkan Alya. Raut wajahnya juga menunjukkan kesedihan yang amat dalam
Prosesi pemakaman telah selesai.
Mereka kembali ke rumah Oma Laura.
Wajah wajah sedih mereka terlihat didalam rumah itu.
Mata Oma Laura tertuju pada wanita di samping Sean yang tak lain adalah istrinya, Viana.
Oma Laura terlihat tidak suka dengan keberadaan Viana di rumahnya.
"Kenapa kalian harus membawa perempuan ini?" Tanya Oma Laura
Semua mata tertuju pada Viana.
"Mam, dia adalah istri Sean. Dia juga bagian dari keluarga kita" Ucap Rangga
"Tidak, sampai kapan pun Mami tidak sudih menganggapnya cucu menantu. Dasar perempuan tidak tau malu. Wanita miskin yang gila harta dan tidak terhormat. Kamu lebih pantas menikah dengan orang orang dari kalangan rendahan bukan orang sehebat Sean" Ucapan Oma Laura mampu menghantam pertahanan Viana.
Hati Viana sangat sakit mendengarnya. Kata kata Oma Laura begitu menusuk relung hatinya. Dia tidak mampu membendung air matanya.
"Vi, ke toliet dulu" Ucap Viana yang langsung melangkahkan kakinya menuju toilet.
Sean yang melihat raut kesedihan di wajah Viana segera menyusulnya.
"Mam, kenapa Mami harus sekasar itu pada Viana" Rangga menatap ke arah Oma Laura
"Dia tidak pantas mendapat perlakuan baik dari Mami" Kata Oma Laura melipat tangannya di dada.
"Tapi tidak seharusnya Mami mengatakan itu semua Mi. Kasihan Viana pasti dia sangat terluka dengan kata kata Mami" Tambah Alya
"Kamu juga Alya. Seharusnya kamu melarang Sean menikah dengan wanita seperti dia" Oma Laura menatap penuh kesal
"Mi, sudah lah. Grandma baru saja di kuburkan. Tidak sepantasnya kita saling menyalahkan disini. Sebaiknya kita berdoa agar Grandma mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah" Kata Dirga yang mencoba melerai perdebatan mereka.
"Dirga benar Mam, sebaiknya kita jangan membuat suasana rumah ini jadi memanas. Kita baru saja berduka" Tukas Rangga
"Kalian selalu saja menentang Mami. Terserah lah. Tapi ketika wanita miskin itu berhasil menghancurkan kalian, jangan pernah menyesalinya" Mami berdiri dan pergi ke kamarnya.
Semua menatap Oma Laura dengan tatapan sedih melihat kebencian Oma Laura kepada Viana yang sangat besar hanya karena Viana orang miskin. Sepertinya Oma Laura tidak mau jika harga dirinya jatuh karena mempunyai cucu menantu miskin seperti Viana. Perkataan tentang merebut harta hanya alasan semata.
"Semoga Sean bisa menenangkan Viana" Kata Alya
Semua mengangguk menyetujui kata kata Alya.
Tak lama kemudian Opa Erlangga datang. Dia baru saja kembali dari menemui pelayat yang merupakan rekan bisnisnya yang sempat hadir setelah pemakaman selesai.
"Ada apa ini?" Tanya Opa Erlangga mengartikan ekspresi wajah mereka.
"Tidak apa apa Pi" Kata Dirga berusaha menutupi kejadian tadi.
"Mana Mami?" Tanya Opa Erlangga
"Di kamar Pi" Sambung Dirga
"Papi ke kamar dulu ya" Kata Opa Erlangga yang langsung mendapat anggukan dari mereka semua.
Biarlah, Oma Laura menjelek jelekkan Viana. Karena Opa Erlangga pun tau seperti apa sifat istrinya. Dia hanya akan menjadi pendengar tanpa perlu menanggapi serius apalagi mempercayai omongan istrinya.
Sementara itu. Sean masuk ke toilet yang terbilang cukup luas dan harum itu.
Dia melihat Viana yang tengah terduduk sambil menangis di depan kaca toilet yang cukup besar.
"Vi" Ucap Sean yang kini sudah berada di depan Viana. Dia melihat ke arah Viana dengan tatapan kasihan
kayak artis ME yang nolak ditembak cowok alesannya karena beda agama, padahal habis itu dia pacaran sm salah satu selebgram dan itu beda agama, jujur aku ga respek sih kayak kenapa pas ditembak sm HV di nolak sedangkan sm FF dia terima brati kan bukan karena beda agama nya tp karena dasar nya gasuka, gausah bawa2 agama kalo gt