Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Saat itu, dari dalam Menara Pelatihan, sebuah Energi spiritual keemasan bercampur aura gelap naik menjulang tinggi ke langit, menggemparkan Akademi Tujuh Warna.
Energi spiritual keemasan bercampur aura gelap itu memancarkan aura yang sangat kuat, membuat semua orang di Akademi Tujuh Warna merasa terkejut dan penasaran. Mereka semua tahu bahwa energi seperti itu biasanya terkait dengan seseorang yang memiliki elemen kegelapan dan elemen cahaya.
Para tetua dan mentor di Akademi Tujuh Warna langsung memusatkan perhatian mereka pada sumber energi itu. Mereka bisa merasakan bahwa energi itu berasal dari Menara Pelatihan, tempat di mana para murid dan para tetua bermeditasi untuk meningkatkan kemampuan mereka.
"Siapa yang mempunyai sumber energi seperti itu?" tanya Tetua Han, suaranya penuh dengan penasaran.
"Belum jelas," jawab Tetua Xue, "tapi energi itu sangat kuat. Mungkin ada seseorang yang memiliki bakat luar biasa atau sedang mengalami pencerahan spiritual. Tapi, elemen kegelapan itu terlalu kuat, aku takut orang itu tidak mampu menahannya." sambungnya.
Para tetua dan instruktur itu memutuskan untuk menyelidiki sumber energi itu lebih lanjut. Mereka ingin tahu siapa yang berada di balik energi spiritual keemasan bercampur aura gelap itu dan apa yang sedang terjadi di Menara Pelatihan.
Di menara pelatihan, Tetua Ma Jiu sangat begitu terkejut, ia pun sontak berlari menuju ruang pelatihan, seolah-olah ia adalah seorang kakek dengan tubuh kekar, dan tidak lagi bungkuk, berlari menuju tempat di mana Yuan Chen bermeditasi.
Krreekk!
Pintu gerbang terbuka, tetapi sebuah hempasan udara yang disebabkan dari fluktuasi energi yang kuat, menghempaskan Tetua Ma Jiu hingga terdorong mundur.
"Kuat sekali!" ucap Tetua Ma Jiu, penuh takjub. Dia tahu bahwa di dalam ruangan itu hanya ada seorang murid baru, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa Yuan Chen memiliki kemampuan seperti ini.
Tetua Ma Jiu pun melapisi tubuhnya menggunakan energi spiritual, membuat fluktuasi energi itu tak berdampak apapun terhadap nya. Namun, di saat dia memasuki ruangan pelatihan tempat Yuan Chen bermeditasi, ia benar-benar membuka lebar-lebar kedua matanya, nafasnya tertahan. Tetua Ma Jiu tidak bisa untuk tidak terkejut di saat di dalam ruangan, ia melihat sosok perwujudan Naga Emas dan Naga Hitam yang terbentuk dari energi itu berada dibelakang Yuan Chen yang tengah duduk bersilang kaki.
"Manifestasi Roh Bela Diri?" ucap Tetua Ma Jiu dengan segala keterkejutannya, "Bagaimana mungkin seorang praktisi tingkat ketiga bisa mengeluarkan wujud roh bela dirinya?" sambungnya, sangat tidak percaya atas apa yang telah dia lihat.
Umumnya, seorang kultivator dapat mengeluarkan Roh Bela Diri yang mereka miliki, tetapi itu bagi mereka yang telah berada pada tingkatan ranah Alam Tranformasi Roh dan telah berhasil membentuk inti roh sebagai tahapan pertama ranah tersebut.
Walaupun sebelumnya Yuan Chen pernah mengeluarkan energi spiritualnya dalam bentuk naga emas, di saat ia menghadapi Wu Yu, tetapi itu hanyalah sebuah bayangan samar yang membentuk wujud naga, berbeda dengan saat ini, di mana sosok roh bela diri kembar milik Yuan Chen sudah dikatakan sebagai hampir sempurna, di saat energi spiritual sudah mencapai 70% membentuk Roh Bela Diri dengan tubuh asli.
Namun, di saat Tetua Ma Jiu melangkah maju, hendak semakin mendekat kepada Yuan Chen. Tiba-tiba kedua Roh Bela Diri kembar milik Yuan Chen itu kembali berubah menjadi energi spiritual yang kemudian kembali diserap oleh Yuan Chen. Dan pada saat itu, Yuan Chen pun menyudahi meditasinya, perlahan ia pun membuka kedua matanya sembari menarik nafas dalam-dalam dan perlahan menghembuskan nya.
Di saat Yuan Chen membuka kedua matanya, ia melihat Tetua Ma Jiu yang tengah berdiri mematung dihadapannya.
"Tetua Ma!" seru Yuan Chen, merasa bingung kenapa Tetua Ma Jiu berada diruangan pelatihannya. Yuan Chen mengingat dengan jelas, bahwa ia telah menutup pintu ruangan saat itu.
Namun, di saat Tetua Ma Jiu hendak berbicara kepada Yuan Chen. Tiba-tiba Qin Yi datang dan telah berada di depan pintu ruangan tanpa disadari oleh Yuan Chen dan juga tetua Ma Jiu.
"Chen Chen! Kau harus kembali dan beristirahat, besok adalah hari pertandingan semi final mu." ujar Qin Yi, nadanya begitu dingin, tetapi nampak terburu-buru.
Tetua Ma Jiu pun memalingkan pandangannya, melihat ke arah Qin Yi yang tengah berdiri anggun di depan pintu ruangan.
"Ternyata Tetua Qin!" kata Tetua Ma Jiu, ramah.
Yuan Chen pun sontak berdiri dan berjalan maju ke depan. Yuan Chen pun membungkuk sebagai tanda hormat dan rasa terimakasihnya kepada Tetua Ma Jiu, kemudian segera berjalan menghampiri Tetua Qin Yi.
Namun, tiba-tiba Tetua Ma Jiu berbicara, "Tetua Qin! Anda tidak perlu khawatir, biarkan para orang tua itu menjadi urusanku!" kata Tetua Ma Jiu, nampak sangat yakin dengan perkataannya.
Tetua Qin Yi pun menurunkan tubuhnya dengan anggun, kedua tangannya bertumpuk di depan, ia pun berbicara, "Terimakasih, Senior Ma." ucap Tetua Qin Yi, sopan. Namun ia pun segera menarik lengan Yuan Chen dan pergi dengan terburu-buru meninggalkan Menara Pelatihan.