Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.
Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
"Apakah ada yang salah? Bukankah dulu Rivan selalu berusaha keras untuk mencari perhatianku," pikir Angel dalam hatinya.
Setelah tawanya mulai mereda, Rivan pun berkata, "Angel ... Dulu itu aku masih kecil, dan aku hanya menyukaimu. Karena kamu memiliki kepintaran yang luar biasa, yang kedua kamu itu selalu wangi."
"Parfum yang kamu gunakan waktu itu persis yang digunakan oleh ibuku sehari-hari. Setelah dia meninggal dunia, kehadiranmu selalu mengingatkan ku padanya." imbuh Rivan disertai tawa kecil.
Angel sedikit merasa malu, tapi dia masih berusaha untuk menutupinya, "terus untuk makanan kesukaanku ini, kenapa kamu masih mengingatnya?"
Rivan kembali tertawa, "Aku hanya asal pesan, lihatlah daftar menu. Semua yang aku pesan adalah makanan utama di cafetaria ini."
Mendengar penjelasan Rivan yang masuk akal, Angel memilih diam dan tidak banyak bertanya lagi.
Takutnya pertanyaannya nanti malah akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
Rivan mengambil ponsel dari saku celananya, lalu dia nampak bertukar telepon dengan seseorang.
Angel bisa menduga, jika orang yang sekarang ini berbicara dengan Rivan memang seorang perempuan.
Tapi Angel memilih untuk acuh, lagian dari awal dia memang tidak pernah memiliki sedikit pun perasaan pada Rivan.
*****
Malam hari pun tiba, didalam kamar Gricelin duduk didepan cermin.
Menatap wajahnya yang terlihat sangat cantik dan sedikit berisi.
Lalu tangan kanannya mengelus perutnya.
"Bagaimana pun juga, aku harus membuat perhitungan pada Marina," gumam Gricelin penuh tekad.
Ntah Rava setuju atau tidak, dia yang sudah memiliki ikatan batin dengan bayinya akan melahirkan bayinya itu apapun resikonya.
Lamunan Gricelin buyar, saat tiba-tiba seseorang melingkarkan tangannya diperutnya. "Apakah kamu perlu bantuanku untuk melampiaskan amarahmu sekarang?"
"Sayang ... " Gricelin menatap Rava yang masih mengenakan setelan kerja dari cermin.
Rava terlihat sangat tampan.
"Nggak perlu, aku kan sudah mengatakannya berkali-kali. Aku nggak ingin kamu mendapatkan karma."
Rava membalas tatapan Gricelin dengan lembut. "Oke, aku nggak memaksa."
Gricelin yang melihat Rava ingin melepaskan dasinya, sontak dia pun berdiri dan mendekat ke arahnya.
Lalu tangannya menyentuh ke arah dasi Rava, guna membantu melepaskannya.
Rava seperti mengerti, arti tindakan yang dilakukan oleh Gricelin barusan. Dengan penuh minat dia bertanya, "Apakah ada yang kamu inginkan?"
Gricelin tersenyum lega, dia menganggukkan kepalanya. "Apapun yang terjadi, aku nggak ingin kamu melenyapkan anak ini!"
Tatapan Rava menggelap. "Ini demi keselamatan kamu!"
Gricelin malah salah paham. "Walaupun kamu nggak nikahi aku nantinya, aku nggak papa. Aku berjanji nggak akan menjadikan anak ini alasan untuk mengekang mu!"
"Celine ...." Ucap Rava seraya merapatkan gigi-giginya.
Dia mulai kesal karena Gricelin menuduhkan tuduhan yang tidak masuk akal.
"Bagiamana kamu tahu? Nama panggilan yang diucapkan ayahku ..." Gricelin tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat bibirnya sudah disosor oleh Rava.
Gricelin meronta, berusaha menjauhkan Rava karena masih banyak hal yang ingin dia katakan.
Tapi, Rava malah terus melumat bibirnya, sama sekali tidak berniat untuk melepaskannya.
Ciuman panas itu berlangsung lama, akhirnya Gricelin tidak bertenaga lagi.
Dia berhenti meronta.
Rava pun melepaskan ciumannya, seraya berbisik. "Ada atau tidaknya bayi itu. Aku tetap akan menikahi mu dan menjadikan mu satu-satunya wanita yang ada didalam hatiku."
Ucapan Rava membuat Gricelin menoleh.
"Tapi, kalau kamu memilih untuk mengorbankan bayi itu. Kamu sama saja membunuhku, sekarang ini aku sudah tidak mempunyai harapan hidup selain bayi itu."
Rava menatap wajah Gricelin yang berbicara dengan raut serius.
Dia hanya bisa menghembuskan napas kasar dan memasang wajah tidak berdaya.
"Baiklah, aku akan usahakan untuk menyelamatkan kalian berdua! Tapi apapun yang terjadi dengan bayi itu, aku harap kamu tetap semangat untuk hidup, nanti kita bisa membuat bayi lagi," jelas Rava dengan nada enteng.
Hal itu sontak membuat Gricelin merasa gemas, dia merasa kesal dan marah.
Memangnya semudah itu membuat bayi?
Lantas dia pun menjauhkan tubuhnya tiba-tiba, lalu mengambil bantal dan memukulnya ke arah Rava.
Melihat amarah Gricelin, Rava tersenyum dan malah mencubit pipinya.
"Jangan cubit!" titah Gricelin kesal, dia ingin memukul Rava dengan bantal lain yang ada ditangannya.
Dengan mudahnya, Rava memegang tangan Gricelin yang memegang bantal dan menggagalkan.
Lalu tangannya yang lain dengan mudahnya mencubit pipi Gricelin.
"Rava ... "
"Karena kamu nggak memanggilku sayang ... Oke ... Hukuman menantimu sekarang," ucapnya Rava lalu perlahan menidurkan Gricelin diatas ranjang dan menindihnya.
Walaupun tidak melakukan surga duniawi, tapi Rava tidak akan melepaskan Gricelin malam ini.
Rivan yang sedari tadi mengintip dari balik pintu, hanya bisa menelan ludahnya yang kelu.
Melihat kemesraan antara Rava dan Gricelin, tentu dia juga merasa iri.
Mau bergabung? Tapi dia masih memiliki gengsi yang tinggi.
Mengingat sampai sekarang dia belum begitu dekat dengan Gricelin.
Tiba- tiba Regan memanggil namanya.
Rivan bertanya, "kenapa?"
Wajah Regan terlihat sangat serius. "Aku ingin kita membatalkan perjanjian kita dulu."
Rivan terkejut mendengar ucapan Regan, mengingatkan sbelumnya Regan sangat tertarik pada Gricelin sampai rela mengeluarkan uang agar Rava melepaskan Gricelin.
Melihat kebingungan yang terpancar dari wajah Rivan, Regan pun bisa menebak apa yang sekarang ini Rivan pikirkan tentangnya.
Lantas dia berkata, "aku sudah mempunyai calonku sendiri. Dan nantinya aku sangat siap, jika harus kehilangan beberapa harta warisan yang harusnya menjadi hak ku. Jika aku nanti aku menikah wanita yang bukan kak Rava pilih."
Rivan mengusap hidungnya, dia yang sebelumnya menentang keras pilihan Rava, tapi setelah mengenal lebih dalam tentang Gricelin.
Dia memilih untuk membuka hati untuk gadis itu, mengingat gadis itu juga bisa menjaga kesuciannya.
Regan yang melihat Rivan malah diam dan memasang ekspresi ragu kembali berkata, "kamu jangan bilang kalau jatuh cinta pada gadis bermuka dua itu? Dia nggak sebaik yang kita kira."
"Apa maksudmu?" Tanya Rivan penuh minat.
Regan pun menjelaskan dengan antusias.
Tentang kejadian pagi tadi di universitas Utara.
"Apakah kamu yakin?" tanya Rivan yang merasa ragu dengan penjelasan Regan.
Regan memasang ekspresi jujur. "Aku beneran nggak bohong. Baiklah, kamu bisa pikirkan baik-baik lebih dulu. Kalau memang harus membatalkan perjanjian, kamu dan aku harus sama-sama batal."
Rivan hanya bisa menghembuskan napas kasar, "Baiklah biar aku pikirkan dulu dengan matang. Seraya mencari tahu tentang Gricelin dan juga Diandra Atmaja."
Regan mengangguk setuju.
Rivan sendiri ingin menjelaskan perihal penyulam yang Regan cari adalah Gricelin.
Tapi, dia tidak memiliki bukti yang autentik dan juga dia belum 100 persen yakin tentang kemampuan menyulam Gricelin karena juga belum pernah melihatnya langsung.
Jadi tidak bisa memberitahu kebenarannya pada Regan.
Untuk urusan perjanjian pernikahan bersama, kalau ada salah satu yang membatalkan.
Maka perjanjian itu tidak sah.
Jadi kalau sampai Regan bersikukuh untuk membatalkan perjanjian itu, berarti Gricelin akan menjadi istri Rava seutuhnya.
Walaupun Rivan memiliki perasaan pada Gricelin tapi dia tidak bisa ikut menjadi suami Gricelin kalau Regan tidak mau.
Alasannya, Rava pasti tidak akan setuju.