Bagaimana jika sikap baik dan penuh perhatian sang suami ternyata adalah sebuah sandiwara untuk menutupi kesalahannya?
Dara Jelita tidak pernah menyangka kalau Raditya Pratama, suami yang sangat dicintainya ternyata menyimpan banyak rahasia. Cinta yang ditunjukkan oleh suaminya ternyata hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebohongan yang selama ini disembunyikannya selama bertahun-tahun.
Akankah Dara tetap bertahan dalam pernikahannya setelah tahu rahasia yang disembunyikan oleh suaminya?
Yuk, simak kisahnya di sini. Jangan lupa siapin tisu karena cerita ini mengandung banyak bawang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAYA INGIN MENINDAK LANJUTI LAPORAN ISTRI KAMU
Kinara dan Mira sangat terkejut mendengar ucapan Raditya. Mereka sungguh tidak menyangka kalau Raditya dan Dara ternyata melakukan perjanjian pra nikah.
"Apa kamu sudah gila, Mas? Kamu membuat perjanjian pra nikah seperti itu?" Kinara menatap Raditya dengan marah.
"Bodoh!"
"Nara!" Raditya berteriak mendengar makian Kinara.
"Apa maksudmu menyebutku bodoh?" Lelaki itu menatap Kinara dengan tajam.
"Apa yang dikatakan oleh Kinara memang benar, Raditya. Kamu memang bodoh. Kenapa kamu membuat perjanjian yang jelas-jelas merugikanmu?" Mira ikut menimpali ucapan menantunya. Sungguh benar-benar seorang ibu yang tidak bisa melindungi harga diri putranya.
"Saat itu aku sangat ingin menikahi Dara, Ma. Apalagi, saat aku tahu kalau Dara sangat mencintaiku. Surat perjanjian pra nikah itu bukannya mama dan papa juga tahu? Perjanjian pra nikah itu adalah salah satu syarat yang diajukan oleh kedua orang tua Dara saat aku meminta restu, kalau mama lupa!" Raditya menatap ke arah perempuan yang melahirkannya itu. Perempuan paruh baya itu tampak terkejut mendengar ucapan Raditya.
Apa yang dikatakan oleh Raditya memang benar. Saat itu Raditya memang kesusahan saat ingin mendapatkan restu dari orang tua Dara. Ayah dan ibunya Dara meminta syarat pada Raditya dan Dara agar mereka membuat surat perjanjian pra nikah.
Kedua orang tua Dara baru akan merasa tenang jika mereka melepaskan putrinya untuk laki-laki yang tepat.
"Sepertinya, kedua mertua kamu itu mempunyai insting kuat. Dari awal mereka sudah menjebakmu untuk membuat surat perjanjian itu agar kamu tidak bisa melakukan apapun terhadap Dara. Herannya, bagaimana mereka bisa memprediksi kalau suatu saat nanti kamu pasti selingkuh dari Dara?"
Mira tidak habis pikir. Bagaimana kedua orang tua Dara begitu tidak mempercayai Raditya saat putranya itu ingin menikahi Dara?
"Mama." Raditya menatap sang mama. Memang ada benarnya juga apa yang diucapkan oleh perempuan yang sudah melahirkannya itu.
Sebenarnya, Raditya tidak akan memutuskan untuk selingkuh seandainya ia tidak bertemu kembali dengan Kinara. Lelaki itu memang tidak mencintai Dara, tetapi, kebaikan Dara membuat Raditya memutuskan untuk hidup bersama Dara.
Raditya yakin, seiring dengan berjalannya waktu, ia pasti akan mencintai Dara, apalagi, perempuan itu begitu mencintai dirinya. Namun, keputusan Raditya berubah setelah lelaki itu bertemu dengan Kinara, mantan pacar yang dulu pernah meninggalkannya.
"Dulu, keadaan kita tidak seperti sekarang, Ma. Apa Mama lupa, jabatan Dara di kantor bahkan lebih tinggi dariku. Jelas saja kedua orang tua Dara khawatir karena anak perempuannya itu masih jauh di atasku saat itu. Uang gaji yang Dara terima bahkan lebih besar dari gajiku."
Semua yang dikatakan oleh Raditya membuat Mira dan Kinara merasa terkejut.
"Jadi, apa rencanamu sekarang?" Mira menatap putranya yang terlihat sangat lelah.
"Mama tidak mau semua harta yang kamu punya jatuh ke tangan Dara. Enak saja, kamu yang capek masa Dara yang menikmati semuanya."
***
Raditya baru saja sampai di kantor saat seseorang mendatanginya. Dino, sahabatnya mengatakan kalau saat ini dirinya sedang ditunggu oleh Pak Hendrawan.
Pak Hendrawan adalah atasannya. Lelaki itu adalah orang yang kemarin ditelepon oleh Dara saat mengetahui perselingkuhannya.
Tamat sudah riwayatku. Dara, kamu benar-benar keterlaluan!
Tubuh Raditya langsung lemas saat mendengar ucapan sahabatnya. Baru sehari perselingkuhannya terbongkar, nasibnya langsung berada di ujung tanduk.
Raditya sungguh tidak menyangka kalau istri pertamanya yang begitu mencintainya dan sangat penurut itu mampu membuat hidupnya berantakan dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam.
Raditya melangkah ke ruangan Hendrawan dengan hati berdebar. Seandainya benar, atasannya itu memanggil dirinya karena masalah pribadi, sudah bisa dipastikan kalau pekerjaannya akan tamat hari ini juga.
Akan tetapi, jika Pak Hendrawan memanggilnya karena urusan pekerjaan, maka pekerjaannya akan tetap aman.
Raditya mengetuk pintu ruangan Pak Hendrawan. Lelaki itu kemudian masuk ke dalam ruangan saat terdengar suara yang mempersilakannya masuk ke dalam.
"Selamat pagi, Pak. Bapak memanggil saya?"
Hendrawan menatap laki-laki yang saat ini berdiri di hadapannya.
Laki-laki bodoh! Modal tampang saja, berani-beraninya bermain api dengan pemilik perusahaan. Seharusnya dia bersyukur karena Nona Dara telah memilihnya sebagai seorang suami.
Kalau bukan karena istrimu adalah pemilik perusahaan ini, tidak mungkin kamu menempati jabatan yang lumayan menjanjikan di kantor ini.
Hendrawan memindai wajah Raditya yang terlihat cemas.
"Apa kamu tahu kenapa saya memanggilmu ke sini?"
Raditya menggeleng dengan wajah cemas.
"Saya ingin menindak lanjuti laporan istri kamu."
BERSAMBUNG ....
Sambil nunggu update, mampir juga ke karya temen Author yuk!
seru banget
makasih thor dah buat novel sebagus ini. semoga sampai akhir ya bagusnya