Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Ketika sampai di rumah Cheryl.
“Makasih ya Mas udah anterin aku pulang” kata Cheryl dengan malu-malu.
“Sama-sama Mba, lain kali jangan keluar malem sendirian bahaya” ujar Tommy mengingatkan.
Cheryl menganggukkan kepalanya sembari tersenyum “bisa nggak Mas Tommy jangan panggil aku Mba, panggil nama aja” keluh Cheryl, ia merasa kurang nyaman.
“Tapi….”
“Nggak usah tapi-tapi” potong Cheryl yang gemas.
Tommy tersenyum kemudian beranjak pergi meninggalkan Cheryl yang masih menatapnya dari belakang.
“Tunggu! Cheryl berlari mengejar Tommy.
Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya “boleh minta nomor teleponnya?” Cheryl mengedip-ngedipkan kedua matanya mengeluarkan pesona terbaiknya membuat Tommy tidak berkutik, lalu mereka bertukar nomor telepon.
Pukul 07.00 pagi, terlihat Saga masih terbaring di atas ranjangnya yang luas, perlahan membuka matanya ia mulai menggeliat meregangkan otot-ototnya yang kaku.
“Uh” Saga merintih kesakitan, keluar keringat dingin di sekujur tubuhnya, ia merasakan tak nyaman di bagian perutnya saat beranjak bangun turun dari ranjangnya ia tergolek lemas.
Saga lalu berdiri dan mengambil ponsel yang ia taruh di atas nakas, tangannya mulai berselancar menekan tombol hijau menghubungi Tommy asistennya.
“Halo Tom” tutur Saga
“Iya Tuan” jawab Tommy ia mendengar suara bosnya yang terdengar parau.
“Tom hari ini aku nggak masuk, tolong bantu urus pekerjaanku di kantor” pinta Saga sambil meringis kesakitan.
“Baik Tuan, tapi kenapa Tuan tidak masuk?” tanya Tommy yang khawatir dengan bosnya.
“Kayaknya perut aku kambuh lagi” Saga kemudian menutup saluran teleponnya.
“Apa” sahut Tommy terkejut, ketika Tommy akan bertanya lagi namun terlambat karena ponsel bosnya sudah tidak tersambung, hanya bunyi “tut…tut…tut… yang terdengar di telinga Tommy.
“Apa Tuan Saga baik-baik saja ya?” pikirnya kemudian ia bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
***
Kediaman Wyman.
Pagi-pagi Bik Idah sudah menyiapkan sarapan di meja makan,
hari ini ia membuat nasi goreng dan telur ceplok untuk menu sarapannya.
“Pagi Bik” sapa Sonya yang berjalan menuju meja makan.
“Pagi Nyonya” Bik Idah menyapa balik majikannya.
“Hemmm nasi goreng, kelihatannya enak nih” ujar Sonya sembari mendudukkan tubuhnya di kursi.
“Kalo lihat nasi goreng jadi inget Saga dia paling suka sarapan nasi goreng” imbuh Sonya lalu ia menyendokkan nasi goreng ke dalam piringnya.
Bik Idah tersenyum “sudah lama Mas Saga tidak mampir kesini Nyonya?” tanya Bik Idah.
“Dia pasti sibuk Bik” Sonya menyendokkan nasi goreng dan menaruhnya di piring yang lain.
“Pagi-pagi sudah ngomongin Saga” celetuk Wyman yang sedang
berjalan menuju meja makan diikuti Luna di belakangnya.
Sonya menoleh kearah suaminya “ini sayang Bik Idah bikin nasi goreng, aku jadi inget Saga soalnya dia suka banget nasi goreng” timpal Sonya tersenyum.
Wyman kemudian menggeser kursi dan duduk “nggak cuma Saga, tuh gadis cantik yang duduk di depan kamu juga suka nasi goreng” goda Wyman
pada putrinya, membuat Luna malu.
“iih ayah apaan sih”. Mereka semua yang berada di meja makan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Luna.
“Lun kamu nggak kuliah” tanya Wyman.
“hari ini nggak ada kelas yah” jawab Luna.
Setelah selesai makan Wyman dan Sonya bersiap-siap berangkat kerja, Wyman pergi ke restorannya sedangkan Sonya ke salon miliknya, namun saat akan melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil tiba-tiba Sonya berhenti dan terdiam sejenak.
“Ada apa sayang” tanya Wyman heran.
“Nggak tahu kenapa perasaan aku nggak enak, kepikiran Saga” jawab Sonya.
“Coba kamu telepon dia”. Kemudian Wyman dan Sonya masuk ke dalam mobil. Sonya mengambil ponsel yang ia taruh di dalam tasnya dan mencari nomor telepon Saga, kemudian berusaha menghubungi putranya.
“Gimana sayang?” tanya Wyman yang sedari tadi melihat istrinya bolak balik menghubungi Saga.
“Nggak di angkat” jawab Sonya sembari menoleh kearah suaminya dengan wajah yang terlihat cemas.
“Coba kamu telepon asistennya” usul Wyman melihat istrinya cemas ia pun ikut cemas.
Sonya menggangguk kemudian ia menggerakkan jari jemarinya mencari nomor kontak asisten putranya.
“Halo Tom” ucap Sonya.
“Nyonya besar” jawab Tommy gugup.
“Tante Sonya Tom, bukan nyonya besar” pinta Sonya kepada asisten putranya.
“Iya tante” tutur Tommy, kemudian ia melanjutkan lagi “Ada apa ya tante?” imbuh Tommy bertanya.
“Kamu sudah di kantor” tanya Sonya.
“Sudah tante baru saja sampai” jawab Tommy sembari berjalan masuk ke dalam lift.
“Saga lagi sama kamu?” tanya Sonya lagi.
“Tuan Saga hari ini tidak masuk, tadi beliau telepon katanya sakit” sahut Tommy menjelaskan.
“Sakit apa Tom, tante telepon ke nomornya tapi nggak ada yang angkat” Sonya mulai gusar.
“Sepertinya pencernaanya bermasalah tante, mungkin semalem Tuan terlalu banyak minum” ujar Tommy.
“Ya sudah kalau begitu, makasih ya Tom” Sonya menutup teleponnya.