NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Rania Kirana seorang penjual cilok berprinsip dari kontrakan sederhana, terpaksa menerima tawaran pernikahan kontrak dari Abimana Sanjaya seorang CEO S.T.G. Group yang dingin dan sangat logis.

Syarat Rania hanya satu jaminan perawatan ibunya yang sakit.

Abimana, yang ingin menghindari pernikahan yang diatur keluarganya dan ancaman bisnis, menjadikan Rania 'istri kontrak' dengan batasan ketat, terutama Pasal 7 yaitu tidak ada hubungan fisik atau emosional.

Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!!

FOLLOW ME :
IG : Lala_Syalala13
FB : Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PKCD BAB 23_Kunjungan Mendadak

Rania meletakkan dokumen itu di meja, pidato itu adalah bom waktu, sumbangan itu menunjukkan kemurahan hati yang tulus, tetapi juga memamerkan kemandirian Rania yang secara tidak langsung menampar Amelia.

Amelia tampak tercengang, wajahnya pucat, sumbangan tanah di lokasi strategis jauh lebih bernilai dan tulus daripada sumbangan tunai.

Abimana yang awalnya terkejut segera memahami strategi Rania, dia tersenyum, senyum yang kali ini tidak ia paksakan.

Ia meraih tangan Rania dan mengangkatnya tinggi-tinggi dengan penuh rasa bangga.

"Itu istri saya! Sumbangan yang paling berharga malam ini! Rania bukan hanya cantik, tapi hatinya jauh lebih kaya daripada kekayaan Sanjaya!" seru Abimana suaranya dipenuhi kebanggaan.

Penonton bertepuk tangan riuh Abimana dan Rania berhasil mencuri perhatian dan mereka membungkam semua kritik.

Ketika mereka turun dari panggung Amelia segera menghampiri Rania dengan perasaan marah.

"Kamu... licik! Kamu sengaja membuatku terlihat buruk!" bisik Amelia matanya berkilat marah.

"Saya hanya menggunakan apa yang saya punya nona Amelia dan apa yang saya punya adalah kejujuran dan warisan Ayah saya, saya tidak licik, saya hanya bertahan dan saya tidak akan membiarkan anda meremehkan warisan saya," balas Rania dengan suaranya penuh kemenangan.

Di mobil dalam perjalanan pulang Rania merasa lelah, tetapi puas sekali.

"Rania kamu brilian, ide menyumbangkan tanah peninggalan ayah mu adalah ide jenius dan kamu memenangkan hati publik dan kamu membuat Amelia terlihat picik," puji Abimana.

"Itu adalah aset yang paling berarti bagi aku Abi, aku senang itu bisa berguna," jawab Rania dan ia menoleh ke Abimana.

"Tapi, satu pertanyaan kenapa kamu mengulurkan tangan dan meminta ku naik ke panggung? Itu bukan bagian dari perjanjian."

Abimana menatap Rania jawabannya kini tidak lagi logis.

"Aku... aku melihat kamu memiliki sesuatu yang perlu dilihat oleh dunia dan akh ingin semua orang tahu bahwa kamu adalah istri ku dan aku bangga pada mu Rania, itu bukan sandiwara namun itu adalah kebenaran," akui Abimana.

Untuk pertama kalinya Abimana mengucapkan sesuatu yang sangat personal dan emosional, melampaui logika dan kontrak.

Rania hanya bisa menatapnya, dia merasa jantungnya menghangat, terancam oleh kebaikan yang datang dari pria yang seharusnya ia jauhi.

Dampak dari pidato Rania di acara amal sangat besar, media memberitakan Rania sebagai The New Philanthropist seorang wanita sederhana yang memiliki hati emas dan integritas yang tinggi.

Citra Abimana sebagai pria dingin yang berhati tulus meningkat drastis, tuan Kusuma gagal menekan dewan direksi untuk Proyek Bali akhirnya mendapatkan lampu hijau pendanaan, sebagian besar berkat citra positif yang dibawa oleh Rania.

Kembali di penthouse, dinamika hubungan Rania dan Abimana telah berubah.

Abimana kini memandang Rania dengan rasa hormat yang mendalam, bahkan sedikit kagum.

Ia tidak lagi memperlakukan Rania hanya sebagai variabel atau sekutu, tetapi mulai mendengarkan pendapat Rania bahkan tentang urusan bisnis kecil.

"Kami tahu Rania kamu benar-benar jenius dalam manajemen krisis, mumbangan tanah itu adalah langkah yang tak terduga dan mematikan bagi Amelia dan dia tidak akan bisa menyerang kamu lagi dengan isu uang," kata Abimana sambil menyerahkan berkas-berkas rapat dewan direksi kepada Rania untuk dibaca.

Rania menerima berkas itu, merasa canggung dia kini memiliki wewenang yang lebih besar, tetapi hatinya tetap sama.

"Aku hanya mencoba melindungi diri ku dan Ibu Abi dan juga melindungi kamu karena kamu telah melindungi Ibu," jawab Rania.

"Tidak, kamu melindungi ku dari diri ku sendiri, kamu mengingatkan ku bahwa ada nilai yang lebih penting daripada logika dan uang," ujar Abimana.

Dia menatap Rania dengan ekspresi yang sangat terbuka dan rentan.

Malam itu, saat mereka bersiap tidur Rania kembali ke kasur dan Abimana kembali ke sofanya.

Namun keheningan di kamar kini terasa berbeda, ada rasa saling percaya dan pengakuan yang mengambang di udara.

Keesokan harinya, Rania sedang menjalani sesi pelajaran bahasa asing ketika Rendra masuk ke penthouse dengan ekspresi panik.

"Nyonya Sanjaya ada masalah besar," bisik Rendra.

"Ada seorang wanita di lobi yang menuntut bertemu Anda, dia mengaku sebagai tetangga lama Anda dari kontrakan." bisik Rendra.

Rania langsung pucat, dia tahu siapa itu dan dia adalah Bu Wati.

"Kenapa dia bisa tahu alamat penthouse ini?" tanya Rania panik.

"Sepertinya dia mengintai Bang Jaelani, dia melihat mobil kami melacaknya dan entah bagaimana dia berhasil sampai ke lobi, dia sedang membuat keributan di sana." jelas Rendra.

"Dia tidak boleh masuk! Dia tidak boleh melihat penthouse ini!" seru Rania.

Jika Bu Wati melihat kemewahan ini, ia akan kembali ke kontrakan dan menyebarkan gosip terburuk yang bisa sampai ke telinga Amelia.

"Tenang nyonya, keamanan sudah menahannya tapi dia mengancam akan memanggil media jika Anda tidak menemuinya," kata Rendra.

Abimana, yang mendengar keributan itu dari ruang kerjanya pun segera keluar.

"Ada apa Rendra?" tanya Abimana suaranya tajam.

Rendra menjelaskan situasinya dan Abimana menoleh ke Rania dia bisa melihat kepanikan di wajahnya.

"Bu Wati? Tetangga yang suka mencibir mu?" tanya Abimana.

Rania mengangguk, matanya memohon.

"Dia adalah ratu gosip Abi, jika dia melihat kamar ini sandiwara kita akan hancur, dia akan menyebarkan berita bahwa aku menjual diri untuk kekayaan dan Amelia akan menggunakannya untuk menekan dewan direksi lagi." tutur Rania.

Abimana terdiam sejenak, ia melihat kepanikan Rania dan ia memutuskan untuk mengambil tindakan yang tidak terduga lagi.

"Biarkan dia masuk," putus Abimana.

Rania membulatkan matanya. "Abi! Anda gila?"

"Tidak, aku sedang menguji kejujuran mu,jika dia datang untuk mengancam maka kita akan menghadapinya namun jika dia datang untuk meminta uang aku akan memberinya pelajaran. Rendra, bawa dia ke ruang tamu. Rania ganti pakaian mu dan kenakan gaun yang paling elegan," perintah Abimana.

Beberapa menit kemudian Bu Wati yang masih mengenakan daster rumahan dan membawa tas belanja, duduk di sofa mahal penthouse.

Matanya jelalatan, terkejut melihat kemewahan yang luar biasa itu.

Ia melihat Abimana lalu ia melihat Rania yang kini tampil sempurna, elegan dan berwibawa.

"Rania! Ya Allah nak! Ternyata kamu benar-benar jadi Nyonya Besar!" seru Bu Wati suaranya dipenuhi rasa tak percaya dan cemburu yang kental.

Rania dan Abimana duduk berhadapan dengan Bu Wati, Abimana memegang tangan Rania dan tatapan matanya menunjukkan keintiman yang jelas (sebuah acting yang semakin natural).

"Bu Wati selamat datang." sapa Abimana ramah namun formal.

"Apa keperluan Anda datang sejauh ini?" tanyanya.

"Saya... saya hanya ingin menengok Rania tuan, saya khawatir dia tidak betah di sini." kata Bu Wati berusaha terlihat bersimpati.

Padahal niatnya adalah mengorek informasi dan mengancam Rania dengan berita yang beredar.

"Saya sangat betah Bu Wati, Abi sangat baik pada saya," potong Rania memaksakan senyum.

"Bohong! Rania! Katakan padaku Abimana ini pasti mengancam mu kan? Atau dia memberikanmu uang besar agar kamu mau jadi istri simpanan!" seru Bu Wati mencoba memancing di air keruh.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
Sweet Girl
Naaaah, bahagia Ndak...???
Sweet Girl
Bukannya di lantai 45 ya...🤔
Sweet Girl
Emang kenapa...???
Sweet Girl
Taktik apa tiktok...
Sweet Girl
Emang njaluk di cabut gigine, Bu Wati ini ya...
Sweet Girl
Bwahahaha sing gak betah itu saat jadi tetangga mu, Bu Wati...
ayak ayak wae...
Sweet Girl
👏👏👏👏👏👏👏
Ariany Sudjana
puji Tuhan, Rania dan Abimana sudah bisa saling menerima, tetap jadi pribadi yang jujur dan berintegritas Rania
Sweet Girl
Meyakinkan dengan pelanggaran Pasal 7.
Sweet Girl
Lho lho lho ... Pelanggan Pasal 7 ini...🤪
Sweet Girl
Formal banget deh...
Lusi Hariyani
nah gitu dong adem...sm2 cinta tp gengsi
Sweet Girl
Good job...
Sweet Girl
Menggigil 🤣
Sweet Girl
Aamiin
Sweet Girl
Good, harus ada perlindungan
Sweet Girl
Demi Ibu, kendurkan sedikit idealisme mu Ran...
Mar lina
akhirnya Abi mencurahkan isi Hatinya ke Rania, cinta Rania tidak bertepuk sebelah tangan... lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
Sweet Girl
Otor tau, klo kamu lagi sangat butuh²nya Ran...
Sweet Girl
Ndak usah terkejut Bu Wati... anda memang sesekali mesti di pertegas.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!