Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Ruang BK
"Oke gue akan ke ruang BK tapi sebelum itu.."
Bug!
Aleesha memukul pipi Ethan keras sampai wajah itu terhempas ke samping. Ethan terkejut memegang pipinya.
Kejadiannya begitu cepat, semua orang terkejut melihat kejadian barusan. Thalia menutup mulutnya dengan tangan karena terkejut.
Ethan bisa merasakan pipinya sakit, lalu ia memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Ethan merasa de javu ia seperti pernah merasakan ini. Beberapa detik Ethan terus berfikir, ia pernah merasakan ini dimana.
Rasanya gue pernah ngalamin kejadian begini tapi dimana? Gue sama sekali gak ingat
Aleesha tersenyum puas setelah memukul pipi Ethan, sekalian saja ia melakukan ini tanggung banget kalau masuk ruang BK cuman karena Jambak perempuan lemah itu. Thalia merasa marah melihat sang pujaan hati dipukul, apalagi Aleesha tidak menunjukkan wajah bersalah, ia malah tersenyum puas yang membuat amarah Thalia semakin meluap.
"Kenapa lo mukul Ethan? " marah Thalia. Kini semua murid menatap ke arah mereka setelah sadar dari keterkejutan.
"Gue gak suka aja liat wajah songongnya," ujar Aleesha santai.
Sheryn memijit pelipisnya, kenapa Aleesha harus melakukan ini? Kalau begini ia akan mendapatkan hukuman yang cukup berat.
"Lo udah puas kan mukul wajah gue? Sekarang kita ke ruang BK," Ethan kembali memegang tangan Aleesha.
Namun sebelum mereka benar-benar pergi, Aleesha menghentikan langkahnya. Ethan menatap gadis ini jengah."Apalagi yang mau lo lakuin? "
Aleesha menatap semua murid yang ada disini. Ia menepis dengan kasar tangan Ethan yang memegang tangannya."Gue mau bicara jadi pastiin kalian dengerin ucapan gue, gue gak akan ngulangin ucapan gue."
Semua murid menatap Aleesha penasaran."Gue udah gak suka lagi sama Ethan, jadi lo semua jangan kaitkan gue lagi sama dia apalagi ngomongin gue kayak tadi. Gue begini bukan karena mau cari perhatian Ethan atau tarik ulur, gue benar-benar gak suka lagi sama dia, gue bahkan benci dia. Gue juga gak ada niatan balikan sama Grey. Jadi bagi lo semua yang suka ngegosip atau ngomongin orang, sebarin omongan gue nih ke seluruh murid yang ada di sekolah bahwa gue gak suka sama Ethan dan Grey, bahkan gue benci sama mereka, kalau ada orang yang masih ngomongin gue dengan berkaitan dengan mereka, gue pastiin orang itu hidupnya gak akan tenang, camkan itu baik-baik," ujar Aleesha panjang lebar.
Setelah itu Aleesha pergi begitu saja, meninggalkan semua murid yang masih mencerna ucapan Aleesha yang panjang lebar. Ethan menyusul langkah Aleesha, takut gadis itu bukannya ke ruang BK malah ketempat lain.
"Itu serius Aleesha udah gak suka lagi sama Ethan dan Grey? "
"Kayaknya gitu sih."
"Halah palingan juga dia melakukan itu buat cari perhatian."
"Kalian diam deh, gak ingat apa ancaman dari Aleesha."
"Iya benar liat sahabatnya ngeliatin kita."
"Diam lo semua, atau kalian mau ngerasain apa yang dilakuin Aleesha ke Thalia," mereka pun diam membisu mendengar ancaman dari Sheryn.
"Grey menurut lo ucapan Aleesha barusan benar gak? " tanya Grace menatap pemuda bersurai abu-abu itu.
"Gue gak yakin ucapan dia sungguh-sungguh," ujar Grey seperti biasa dengan wajah datarnya, namun Grace bisa mendengar nada kelembutan dari ucapannya.
"Gue sih berharap ucapan dia sungguh-sungguh, supaya hidup gue bisa tenang dari gangguan dia," ujar Grace terlihat murung.
"Dia gangguin lo lagi? " ucap Grey terdengar seperti menahan amarahnya.
"Kemarin sih tapi kan lo sama Ethan bantuin gue, jadi gue baik-baik aja," ucapnya tersenyum manis, hal itu membuat Grey senang.
Di sisi lain, tepatnya di lorong yang menuju ruang BK terdapat dua orang yang berjalan berjauhan. Lebih tepatnya Aleesha yang menghindari Ethan.
Saat Ethan berjalan mendekatinya, Aleesha segera menghentikannya."Jangan jalan dekat-dekat gue."
"Siapa juga yang mau jalan dekat-dekat sama cewek berandalan kayak lo."
"Siapa yang lo sebut cewek berandalan? " Aleesha menatap marah Ethan.
"Ya lo lah, siapa lagi cewek yang berani mukul wajah gue," terdengar ada nada kesal diakhir ucapannya.
"Gue ngelakuin itu karena gak suka liat wajah songong lo," ucap Aleesha santai.
"Apa lo bilang? " geram Ethan tidak terima dengan ucapan Aleesha.
"Budeg lo? Sana pergi ke dokter THT."
"Lo yang harus ke dokter mata, bisa-bisanya lo bilang wajah gue songong."
"Emang kenyataannya kok."
"Aleesha," Ethan ingin mendekat namun dengan cepat Aleesha menjauh.
"Udah gue bilang jangan dekat-dekat," sebenarnya Aleesha mengucapkan itu karena takut Ethan akan berbuat kasar padanya karena telah memukul wajahnya.
Habisnya wajahnya songong sih jadi gue pukul, biar gak nanggung masuk BK nya
"Jangan kegeeran gue ngedeketin lo karena cuman mastiin lo gak akan kabur," ujar Ethan.
Tanpa sadar mereka telah sampai di ruang BK. Aleesha dan Ethan pun masuk lalu mereka berdua di persilahkan duduk oleh Bu Rena selaku guru BK.
Bu Rena sudah bisa menebak siapa yang melakukan kesalahan. Karena Aleesha emang langganan masuk kesini. Tapi ada hal yang membuatnya tercengang. Biasanya Aleesha akan duduk tidak sopan dengan kaki diatas meja, tapi sekarang Aleesha duduk dengan benar. Ethan pun terkejut karena setiap ia mengantar Aleesha ke ruang BK pasti Aleesha selalu berbuat tidak sopan. Bu Rena pun terkejut melihat seragam Aleesha yang terpasang rapi.
"Aleesha, Ibu senang kamu sudah mulai mematuhi aturan dengan memakai seragam yang benar. Kamu juga bersikap sopan," ucap Bu Rena tersenyum.
"Iya Bu," ucap Aleesha sopan dengan senyuman menghiasi wajahnya.
Lagi-lagi hal itu membuat Bu Rena dan Ethan tercengang, karena biasanya mau ke guru atau bahkan kepala sekolah Aleesha selalu tidak sopan bahkan bersikap seenaknya.
"Kenapa Ibu ngeliatin saya kayak gitu? " tanya Aleesha heran.
"Tidak apa-apa Ibu hanya terkejut, jadi kenapa kalian berdua kesini? " tanya Bu Rena.
"Aleesha telah melukai temannya Bu, ia menjambak rambut Thalia dan memukul wajah saya," ucap Ethan melaporkan Aleesha.
"Apa itu benar Aleesha? " Bu Rena ingin melihat apakah Aleesha akan mengakuinya atau berdalih seperti biasa.
"Benar Bu, saya melakukannya," Aleesha mengakui perbuatannya.
Bu Rena masih tidak terbiasa dengan Aleesha yang bersikap sopan. Tapi ia senang dengan perubahan muridnya.
"Kalau begitu Ibu akan menghukum kamu membersihkan perpustakaan sepulang sekolah selama seminggu dan akan diawasi oleh Ethan, apakah kamu keberatan? " tanya Bu Rena. Biasanya Aleesha tidak suka dengan hukuman yang ia berikan dan berakhir dengan menyuruh orang untuk melakukannya. Karena Aleesha melakukan kesalahan yang cukup berat jadi Bu Rena memberikan hukuman itu. Karena perpustakaan sekolah cukup besar jadi mungkin dengan melakukan hukuman ini Aleesha akan jera, begitulah yang ada di pikiran Bu Rena.
"Kenapa harus Ethan Bu? " tanya Aleesha.
"Karena hanya Ethan yang bisa saya percaya untuk mengawasi kamu," ujar Bu Rena. Jika anggota OSIS yang lain mereka tidak akan bisa menegur Aleesha, karena mereka takut kepada Aleesha.
Aleesha bisa melihat Ethan tersenyum puas. Aleesha mendengus kesal, meski begitu ia tetap tersenyum menatap Bu Rena.
"Baik Bu saya tidak keberatan," Ethan bisa melihat Aleesha tersenyum paksa. Hal itu membuatnya entah mengapa senang.