Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Pesimis.
Riko yang terlihat semakin geram setelah mengetahui kebenaran jika dalang di balik kejadian di kamar hotel setahun yang lalu ternyata adalah mantan kekasihnya itu pun segera menghubungi seseorang.
Setelah merasa pembicaraan mereka cukup, Riko mematikan sambungan telepon.
"Kau sudah sangat keterlaluan Mona, sepertinya kau sudah salah mengartikan kesabaranku." gumam Riko.
*
Saat jam makan siang tiba, Riko bersiap menuju sebuah restoran di mana ia dan kedua sahabatnya janjian untuk makan siang.
Karena restoran tempat mereka janjian letaknya tidak terlalu jauh dari perusahaan miliknya maka tiga puluh menit kemudian mobil Riko pun kini tiba di restoran yang di maksud.
Di area parkiran, dari balik kaca mobil Riko dapat melihat mobil Hantara dan juga mobil Damar telah berada di deretan mobil yang terparkir dengan rapi, pertanda pemiliknya telah tiba lebih dulu.
Tidak ingin kedua sahabatnya menunggu terlalu lama Riko pun segera turun dari mobil kemudian berjalan memasuki pintu masuk restoran.
Di ambang pintu masuk Riko bisa melihat kedua sahabatnya yang kini telah menempati sebuah meja yang letaknya berada di sudut ruangan.
Riko melanjutkan langkahnya menghampiri Hantara dan juga Damar.
"Apa kalian sudah tiba sejak tadi??." tanya Riko sebelum kemudian menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi yang masih kosong.
"Tidak masalah." jawab Hantara pengertian.
"Apa kau tidak lihat kami hampir jamuran menunggumu di sini." Berbeda dengan Hantara, Damar justru nyerocos layaknya perempuan yang sedang PMS kepada Riko.
"Sorry."
Riko kemudian meraih buku menu. Setelah memilih beberapa menu yang akan menjadi menu makan siangnya hari ini, Riko pun melambaikan tangan ke arah pelayan.
Sedangkan Hantara dan Damar yang sudah tiba tiba puluh menit sebelumnya telah membuat pesanan terlebih dahulu.
Seraya menunggu pelayan mengantarkan pesanan, mereka pun mulai berbincang.
"Apa anak buahmu belum menemukan titik terang keberadaan istriku??." Riko membuka pertanyaan yang membuat Hantara menghela napas mendengarnya.
'Sorry..., sepertinya anak buahku merasa kesulitan mencari keberadaan istrimu." jawaban Hantara sangat tidak sesuai dengan harapan Riko saat ini.
"Bagaimana bisa, bukankah sebelumnya kau tidak pernah gagal dalam hal seperti ini??." ucap Riko seolah tidak ingin mendengar jawaban seperti itu dari Hantara.
"apa kau lupa siapa ayah mertuamu?? sepertinya ayah mertuamu memang sengaja menutup akses untuk siapapun termasuk anak buahku untuk menemukan keberadaan istrimu."
Riko mengusap wajahnya frustasi. "Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang, sudah hampir tiga bulan aku tidak tahu di mana keberadaan istriku saat ini." Riko hampir pesimis.
"Sebaiknya kau fokus saja dengan proyekmu di pulau Sulawesi yang akan mulai di kerjakan Minggu depan!! Untuk urusan istrimu, aku akan memerintahkan anak buahku untuk bekerja lebih untuk mencari keberadaannya."
Setelah menimbang nimbang cukup lama akhirnya Riko pun setuju dengan saran Hantara.
"Kau benar, aku juga tidak boleh egois dengan hanya memikirkan masalah pribadiku, bagaimana pun banyak pegawai yang bergantung pada perusahaan keluargaku." jawab Riko dengan bijak selaku pimpinan perusahaan.
"Bagaimana dengan rencanamu yang akan membuka restoran??." tanya Hantara teringat akan rencana Riko yang sampai saat ini belum terealisasi.
"Aku akan memikirkannya nanti, saat ini aku masih ingin fokus pada beberapa proyek besar yang akan di kerjakan bulan ini, termasuk proyek di Sulawesi yang tentunya akan menyita waktu dan pikiran." jawab Riko apa adanya.
"Baiklah."
Kedatangan pelayan yang mengantarkan pesanan sekaligus mengakhiri obrolan ketiganya.
Setelah pesanan tersaji di meja mereka pun segera menikmati pesanan masing masing.
Setelah menikmati makan siang ketiganya pun kembali ke perusahaan masing masing.
Di waktu yang sama namun di belahan kota yang berbeda. Rahma yang baru saja hendak menikmati makan siangnya di kantin rumah sakit sontak mengalihkan perhatiannya dari makanan di hadapannya ketika mendengar sapaan dari Dr Toni.
"Hai Ra...boleh saya duduk di sini??.".
Rahma hanya mengangguk saja, menolak pun rasanya tak mungkin sebab saat ini pria itu telah menempati sebuah kursi di hadapannya dan Ratu, hanya sebuah meja yang menjadi perantaranya.
"Ra, besok kan weekend saya libur dan kebetulan besok juga jadwal libur kamu, bagaimana kalau besok kita jalan jalan untuk me refresh pikiran.!!.".
"Jangan cemas karena kita pergi bukan hanya berdua saja, Ratu juga akan ikut bersama dengan kita. Bagaimana Ratu, kamu tidak keberatan kan??." lanjut ucap Dr Toni saat melihat Rahma masih diam, seperti sedang berpikir.
"Oh.... tentu saja aku tidak akan keberatan." Ratu yang sejak tadi fokus menikmati makan siangnya pun ikut menimpali.
Awalnya Rahma berat hati namun karena Ratu terus membujuknya akhirnya Rahma pun pasrah menerima ajakan Dr Toni.
*
Dengan penampilan kasualnya membuat Dr Toni terlihat lebih muda dan tampan, meski kenyataannya pria itu telah berusia tiga puluh tahun. Bentuk tubuhnya yang atletis dengan tinggi badan Kurang lebih seratus delapan puluh lima sentimeter serta kulitnya yang berwarna putih membuat pria itu semakin terlihat gagah dengan wajah klimis nya.
Dengan mengendarai mobil mewahnya Dr Toni menuju rumah Rahma dengan wajah berbinar.
Impiannya yang sejak dulu ingin sekedar jalan bersama dengan pujaan hati akhirnya kini terwujud setelah sekian purnama menantikannya, meskipun tidak hanya berdua namun bagi Dr Toni itu sudah cukup membuatnya bahagia.
Mungkin kali ini ada Ratu di antara mereka tapi bisa jadi suatu saat nanti Rahma tidak lagi menolak berjalan berdua dengan dirinya. setidaknya itu yang kini terlintas di benak Toni, saking cintanya kepada sosok mantan adik kelasnya tersebut pria itu tetap optimis.
"Memangnya kita mau kemana kak??." Di saat suasana di mobil terlihat hening bak kuburan lama, Ratu pun berinisiatif untuk memecah keheningan dengan pertanyaannya.
"Bagaimana kalau kita nonton bioskop??." usul Toni, berharap Rahma tidak keberatan dengan usulnya.
"Terserah kakak saja." mengingat mereka tidak berada di lingkungan kerja, Rahma memangil Dr Toni dengan sebutan kakak. Dan hal itu membuat sebuah senyum terbit di wajah tampan pria itu.
*
Sejak tiba di mall dan juga menonton film di bioskop tadi yang ada di benak dan pikiran Rahma hanyalah suaminya,Riko.
"Ya tuhan, kenapa susah sekali rasanya melupakan bayangan wajah mas Riko dari pikiranku." dalam hati Rahma ketika di perjalanan kembali ke rumah.
Tentunya Sikap Rahma tak luput dari perhatian Dr Toni, namun begitu pria itu memilih diam saja tak berniat menanyakan perihal sikap Rahma.
Sampai detik ini, Dr Toni masih menaruh harapan untuk dapat meluluhkan hati pujaan hatinya itu, tanpa mengetahui kebenaran jika saat ini ternyata wanita pujaan hatinya telah mengandung benih seorang pria yang merupakan suami sahnya.
*
Seminggu kemudian.
Boy nampak begitu sumringah ketika mengetahui jika besok pamannya akan tiba di kota tempat tinggalnya.
"Mah, apa besok om Riko beneran akan datang ke sini??" tanya Boy memastikan.
"Tentu saja sayang, om Riko akan berada di kota ini untuk waktu yang cukup lama karena om Riko ada urusan pekerjaan di sini." jawaban dari mamanya membuat bocah itu semakin tak sabar menanti hari esok.
Sayang sayangku jangan lupa beri bintang untuk penilaian ya ,,,,!!! 😘😘😘😘🥰🥰🥰🙏🙏🙏