George Zionathan. Pria muda yang berusia 27 tahun itu, di kenal sebagai pemuda lemah, cacat dan tidak berguna.
Namun siapa sangka jika orang yang mereka anggap tidak berguna itu adalah ketua salah satu organisasi terbesar di New York. Black wolf adalah nama klan George, dia menjalani dua peran sekaligus, menjadi ketua klan dan CEO di perusahaan Ayahnya.
George menutup diri dan tidak ingin melakukan kencan buta yang sering kali Arsen siapkan. Alasannya George sudah memiliki gadis yang di cintai.
Hidup dalam penyesalan memanglah tidak mudah, George pernah membuat seseorang gadis masuk ke Rumah Sakit Jiwa hanya untuk memenuhi permintaan Nayara, gadis yang dia cintai.
Nafla Alexandria, 20 tahun. Putri Sah dari keluarga Alexandria. Setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa di paksa menjadi pengganti kakaknya menikah dengan putra sulung Arsen Zionathan.
George tetap menikahi Nafla meskipun tahu wanita itu gila, dia hanya ingin menebus kesalahannya di masalalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
“George bajing*n!!...apa yang kau lakukan, sialan!!" Teriak Nafla,meronta-ronta kala dirinya terikat di kursi roda.
George meringis. “Astaga.. Nafla apakah ini wujud aslimu?"
Nafla menghentikan pergerakannya. “Apa maksudmu?"
“Kau seperti singa betina yang kelaparan, sangat berisik." Jawab George menghela nafas panjang.
“Kalau kau tidak suka, lepaskan aku dan apa maksudmu mengikat ku di kursi roda seperti ini?" Nafla pada dasarnya memang berisik dan bar-bar, gila dan tidak sama saja.
“Kaki mu terluka, jadi sayangku..untuk sementara kau harus menggunakan kursi roda." Ujarnya.
Nafla merasa geli mendengar George memanggilnya sayangku, pria itu jauh berbeda dengan dari sebelumnya.
“Luka ini tidak sebera di banding.. " Nafla menggantung kalimatnya, kala George menangkup kedua pipinya. George menatapnya dengan lembut.
“Jangan terus membahas masalah yang sudah berlalu Nafla, aku minta maaf dan kau harus memaafkan aku, tidak ada penolakan, kau paham istriku?" Ucapnya.
Cup
George mengecup bibir mungil Nafla yang selalu menjadi candunya. Nafla menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri sampai terlepas dari tangan George.
“Kamu memaksaku George?"
“Anggap saja seperti itu." Jawab George lalu kembali menjatuhkan tubuhnya di sofa.
Markas bukan tempat untuk bernegosiasi, tetapi tempat mereka menyusun rencana, tempat menyimpan barang dan tempat penyiksaan bagi musuh yang tertangkap.
Tetapi untuk malam ini, George membuat satu ruangan di bawah tanah seperti hotel bintang lima. hanya satu ruangan.
Bukan tanpa alasan kenapa George membawa dan menempatkan istrinya di penjara bawah tanah, jika kembali ke Mansion tentunya wanita itu bisa melarikan diri.
George merasa banyak waktu yang terbuang jika harus mencari Nafla setiap hari, jadi akan lebih baik jika mengurungnya di markas.
Selain tempat yang terjaga ketat, juga di kelilingi oleh lautan, meskipun Nafla bisa keluar dari markas tetapi tidak akan bisa melewati luasnya lautan.
Di tempat ini, George meminta anak buahnya menyediakan makanan bergizi, setidaknya kondisi Nafla harus lebih baik dari sebelumnya, mengingat istrinya baru saja mengalami keguguran, George harus memberikan nutrisi yang cukup.
Selain itu George juga membawa Dokter Vio untuk menemani Nafla.
***
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, mereka turun bersama dengan anggota lainnya dan truk kontainer yang berhenti di belakang mobil mereka.
Tidak ada topeng yang George gunakan, wajah aslinya sudah di kenali oleh para pemimpin organisasi.
Musuh semakin di buat repot, mereka harus bisa membedakan, mana ketua Black wolf dan ketua The Silent Reapers. serupa tetapi tidak sama.
Di depan sana orang-orang dari pihak pembeli barang sudah menunggu, mereka tengah minum-minum dan merokok, tidak lupa sembari menikmati barang terlarang yang sudah hal lumrah bagi mereka.
“Ah.. kalian terlambat lima belas menit.. Tuan George." ucap salah satu dari pihak musuh, terkekeh pelan.
Siapa sangka orang yang mereka kagumi dan ingin menjadi rekan kerjasama, ternyata putra sulung Arsen yang di rumorkan tidak berguna.
George melirik jam mewahnya, mereka memang terlambat dan itu karena salahnya sendiri yang sibuk membujuk istrinya.
Namun George terlihat tetap santai seakan tidak perduli dengan keterlambatannya. dia penjual dan mereka membeli, tentunya membutuhkan barang miliknya.
Jika ada pembatalan, George tidak akan rugi, sebab dia akan menghabisi mereka dan mengambil dua koper yang sudah pihak musuh siapkan.
George berbeda dari ketua lainnya, dia hanya menerima uang chas sebagai bayaran dan tidak menerima transferan. Tidak ada alasan tertentu, dia hanya menyukai hal itu.
Melihat George yang nampak tidak perduli dan angkuh tentu saja membuat mereka kesal, tetapi harus menahan diri sebab mereka membutuhkan barang kiriman George.
George menarik sudut bibirnya, dari ekor matanya dia menangkap bayangan dari atas gedung.
“Bersiaplah" ucap George yang hanya di dengar oleh Xavier dan Max.
Keduanya mengangguk paham. jika seperti itu pastinya pihak pembeli tengah menyiapkan perangkap.
“Kita selesaikan transaksinya, aku tidak memiliki banyak waktu." Ucap George sembari memberikan kode pada anak buahnya untuk membawakan simple barang yang musuhnya pesan.
Salah satu anak buah George membawa satu koper kecil dan membukanya, lalu meletakan di atas meja.
Pihak musuh saling bertukar pandang, mereka tersenyum, lalu salah satu dari mereka mengambil pisau kecil dan menusuk isi dalam bungkusan plastik putih yang berada dalam koper.
Dari ujung pisau itu, serbuk putih terlihat begitu menggiurkan, lalu mendekatkan ke hidungnya dan menghisapnya perlahan sembari memejamkan matanya.
Efek dari setiap hisapan itu sangat memuaskan, barang milik George memang paling bagus kualitasnya. banyak juga di minati oleh para penggunanya.
Senyum mereka dari pria bertato Naga itu menunjukkan kepuasan. Dia menganggukkan kepalanya.
Setelah beberapa saat, kedua belah pihak maju secara bersamaan dan di ikuti beberapa anak buah masing-masing yang memegang senjata.
Mereka sudah mengecek keaslian barang George, sekarang giliran George yang melihat isi dalam dua koper besar itu.
George sedikit menggerakkan kepalanya, Max dan Xavier maju satu langkah, melihat sampai beberapa tumpukan uang dan merabanya. Keduanya menganggukkan kepalanya sembari mengacungkan jempol.
Transaksi berjalan lancar, namun pria yang memiliki tato Naga itu sejak tadi memperhatikan George, menatap dari ujung kepala sampai kaki, dan beberapa pengawal di belakangnya.
Sungguh dia tidak menyangka, jika kedua putra Arsen terjun kedua bawah dan memiliki masing-masing kelompok.
Keduanya sama-sama kuat. tetapi George yang lebih mirip dari Arsen. tidak menampakkan kekonyolannya seperti Felix.
Awalnya semua berjalan sesuai rencana, namun karena rasa penasaran itu, pria bertato Naga, Tiba-tiba menyerah George.
Dalam sekejap pihak musuh sudah mengangkat senjata mereka, Panik? Tentu saja tidak, George masih tetap berdiri santai, instingnya mengatakan jika mereka memang akan melakukan penyerangan mendadak karena penasaran dengannya.
“Mereka menyerang!!..Rubah rencana!! lakukan sesuai perintah." teriak Max dan anak buahnya pun bersiap.
Sementara pria bertato itu melebarkan matanya, dia hanya melirik sekilas kesamping tetapi George menghilang dari pandangannya.
“Sialan!!... kemana dia?" Gumamnya pelan.
“Fuck!! kita kehilangan... "
Slassss!!!!
Pria bertato itu melebarkan matanya, ketika tiba-tiba rekannya tumbang dengan sayatan di leher yang terlihat hampir putus.
Bugh
Pria itu mundur beberapa langkah karena tendangan dari George. “Sialan.." meludahkan cairan merah.
George mengangkat kedua bahunya. “Aku sedang tidak ingin membunuh siapapun, tetapi jika kau ingin mati malam ini, akan aku percepat." ucapnya.
George tidak ingin berlama-lama, dia ingin segera menemui istrinya yang semakin gila. sebab mulut Nafla tidak berhenti berteriak ketika melihat wajah tampannya.
Kesombongan George menang sudah menjadi turun temurun dari generasi pertama dan itu sangat memuakan bagi musuh.
“Sombong sekali.. Matilah kau George!!.."
gk pnts jd ank
puas kau... kau tendag perut ny brkali"... laki kau...
tlg psh kn merk
kalau aku jadi nafia aku si ogah balik lagi ke orang yg plin plan
ud aq tebak dy gk gila cp" kau nara