NovelToon NovelToon
Dia Pelacur, Tapi Suamiku Murahan

Dia Pelacur, Tapi Suamiku Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Pelakor jahat / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Selingkuh / PSK
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ame_Rain

(Based on True Story)

Lima belas tahun pernikahan yang tampak sempurna berubah menjadi neraka bagi Inara.

Suaminya, Hendra, pria yang dulu bersumpah takkan pernah menyakiti, justru berselingkuh dengan wanita yang berprofesi sebagai pelacur demi cinta murahan mereka.

Dunia Inara runtuh, tapi air matanya kering terlalu cepat. Ia sadar, pernikahan bukan sekadar tentang siapa yang paling cinta, tapi siapa yang paling kuat menanggung luka.

Bertahan atau pergi?
Dua-duanya sama-sama menyakitkan.

Namun di balik semua penderitaan itu, Inara perlahan menemukan satu hal yang bahkan pengkhianatan tak bisa hancurkan: harga dirinya.

Kisah ini bukan tentang siapa yang salah. Tapi siapa yang masih mampu bertahan setelah dihancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setelah Bercerai

Sejak mereka memutuskan bercerai, Reni belum pernah datang lagi untuk menjenguk putrinya. Dia hanya menitipkan uang padaku, jaga-jaga misalnya Ratu ingin jajan. Dia tidak mau menitipkan uang itu pada mantan suami atau ibu mertuanya karena takut uang itu tidak akan sampai pada putrinya.

Aku menurut. Tak kuberitahu pada mereka jika Reni menitipkan uang sesuai dengan permintaannya. Aku hanya memberi uang itu pada Ratu jika misalnya dia ingin ikut jajan bersama Gita. Jadi, sudah pasti semua uang itu untuknya

"Makasih, Bibi Inara." Kata gadis kecil itu saat aku memberinya uang.

Aku mengangguk, menyuruhnya segera mendatangi Mamang tukang sosis yang sudah dia panggil.

"Kamu baik banget sih, In. Sering ngasih jajan buat Ratu."

Aku tersenyum saat perempuan yang umurnya sudah lebih dari setengah abad Itu---ibunya Reno, bicara padaku. Sebenarnya jika bisa jujur, uang itu sebenarnya bukan dariku. Melainkan dari Reni. Tapi karena Reni tak mau dia ketahuan mengirim uang karena takut uang itu akan diminta oleh mantan suami dan ibu mertuanya, terpaksa aku berbohong.

"Kasihan, Bu. Dia juga pastinya ingin jajan seperti anak-anak yang lainnya." Kataku berbohong.

Ibunya Reno mendengus.

"Itulah. Harusnya Reni tuh jangan ribut-ribut minta cerai kemarin. Lihat sekarang, kasihan kan Ratu? Dia jadi tidak punya Ibu karena Ibunya sibuk entah karena hal apa." Katanya sinis.

Dahiku mengerut mendengar hal itu. Kok bisa-bisanya dia mengatakan hal itu? Bukankah dia harusnya tahu apa yang menyebabkan perceraian anak dan menantunya?

"Bu, Reni kan minta cerai karena Reno yang tidak mau lagi dengan dia. Bahkan Ibu pun tahu kalau Reno digerebek di RT lain bersama istri orang. Bagaimana bisa Ibu ngomongnya begitu?"

Aku hanya mengatakan apa yang kutahu, tapi sepertinya Ibunya Reno tetap lebih menyalahkan Reni atas perceraian mereka.

"Ya tetap, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Reno tuh sering ngeluh kalau dia kerja mati-matian tapi uangnya selalu habis karena Reni. Makanya jadi istri harusnya jangan boros!"

"Reni boros karena apa sih, bu? Dia jarang loh beli-beli baju atau keperluan pribadi seperti perempuan lain, padahal dia masih muda. Pengeluaran mereka lumayan besar karena Ratu yang masih minum susu formula, itu saja. Reni enggak pernah pakai uang untuk foya-foya."

"Tapi tetap, lebih baik Yuyun. Waktu sama Reni, mereka pelit sekali. Bikin makanan jarang kasih ke mertua. Kalau sekarang sama Yuyun, masak apapun selalu kami kebagian. Yah, memang lebih baik Reno cerai dari Reni, sih." Katanya.

Aku menghela napas dan menggelengkan kepala. Yah, begitulah. Begitu ada masalah, yang teringat hanya hal-hal jeleknya saja. Seolah tidak ada hal yang baik dari Reni selama 6 tahun dia menjadi istrinya Reno.

"Yah, terserah Ibu saja kalau menurut Ibu begitu." Kataku, malas meladeni.

Akhirnya tak kuladeni lagi omongannya saat dia terus menyudutkan Reni.

***

"Kakak Gita, aku pulang dulu ya!" Kata Ratu.

Aku menoleh saat gadis kecil itu beranjak ingin pulang. Tiba-tiba mulai sadar bahwa sebulan terakhir ini, Ratu selalu pulang ke rumah di waktu yang sama, sekitar jam 1 siang. Padahal dulunya anak itu akan sulit diajak pulang sebelum benar-benar puas bermain di rumahku. Kenapa sekarang langsung bisa pulang tanpa disuruh?

"Ratu mau kemana? kok buru-buru pulang?" Tanyaku penasaran.

Karena aku tahu Yuyun tak berada di rumah saat ini. Dia selalu pergi entah kemana setelah suaminya pergi bekerja dan pulang sekitar jam 4 sore saat suaminya hampir pulang. Bisa dibilang, rumah mereka kosong saat ini. Bukanlah lebih baik Ratu berasa di rumahku saja jika begitu? Karena anak sekecil tak sebaiknya dibiarkan di dalam rumah yang kosong. Takut terjadi sesuatu nanti.

Gadis kecil itu pun segera menoleh padaku.

"Ratu harus pulang, Bibi. Nanti Ibu marah." katanya polos membahas Ibu tirinya.

Aku langsung menaikkan sebelah alis.

"Loh, tapi kan Ibu belum pulang?" tanyaku.

Dia mengangguk.

"Iya, makanya Ratu harus cepat-cepat pulang sebelum Ibu pulang. Supaya Ratu bisa cuci piring dan bersih-bersih rumah."

"Loh, cuci piring dan bersih-bersih rumah? Emang Ibu nyuruh Ratu melakukan itu?" tanyaku.

Dia mendekat padaku.

Dia menaikkan lengan bajunya yang panjang, menunjukkan sesuatu yang tersembunyi disana. Beberapa lebam biru pun terlihat.

"Kalau Ratu belum selesai cuci piring dan bersih-bersih rumah saat Ibu pulang... nanti Ratu dipukuli." katanya.

Mataku melebar, syok. Aku bahkan sampai lupa bernapas saat melihat beberapa lebam di tangan kurus gadis kecil itu.

Serius Yuyun melakukan ini? Pada anak yang bahkan baru berumur 5 tahun?

"Ini beneran Ibu yang pukul?" tanyaku.

Ratu mengangguk. Dia kemudian menunjukkan beberapa luka lainnya yang berada di pahanya.

"Dipukul, dicubit..." katanya.

Teriris lah hatiku melihat luka-luka itu. Dia memang bukan siapa-siapaku, hanya tetangga. Tapi siapa yang tidak sedih melihat anak sekecil ini dijahati oleh ibu tirinya? Bahkan tubuh kecilnya sampai lebam dan membiru seperti itu.

Padahal kupikir Yuyun sudah sangat keras saat dia menghentikan pemberian susu formula pada Ratu. Dia tahu Ratu masih sangat senang minum susu formula, tapi dia bilang anak itu sudah cukup besar sehingga tak perlu lagi untuk meminumnya. Dan sekarang, Ratu bilang dia dicubit dan dipukuli?

Jika ingin mengajarkan Ratu untuk mulai membantu pekerjaan rumah, silakan, tapi haruskah dengan cara kekerasan? Tubuh anak itu bahkan sudah habis terluka karenanya! Dia masih 5 tahun, ya Allah...

"Bibi, Ratu harus pulang." katanya lagi.

Anak itu tampak gelisah saat melihat jam di dinding. Sepertinya dia merasa sudah cukup banyak membuang waktu demi pembicaraan kami saat ini, takut jika dia belum selesai mengerjakan tugasnya saat Ibu tirinya pulang. Aku hanya bisa tersenyum ngilu dan mengusap lembut rambutnya sebentar.

"Ya, pulanglah. Kalau ada apa-apa bilang sama Bibi, ya?" pintaku.

Anak itu mengangguk, lalu segera berlari menuju rumahnya.

Aku menatap kepergiannya dengan getir. Padahal, anak itu sangat dimanja sebelumnya. Karena dia anak satu-satunya. Tapi begitu orang tuanya bercerai... semuanya berubah. Tak bisa lagi dia menjadi anak manja seperti dulu, apalagi dengan Ibu tiri yang keras seperti itu.

Padahal jika dibilang, Yuyun pun pergi seharian dan bermain di rumah temannya. Semua cucian menumpuk dibiarkan saja olehnya. Jadi kenapa dia mewajibkan sekali bagi Ratu untuk melakukan pekerjaan rumah disaat dia pun lalai dengan tugasnya? karena dia ingin Ratu belajar mengurus rumah?

Tapi Ratu masih kecil, dia bahkan masih TK. Apa wajar dia diwajibkan mengerjakan pekerjaan rumah?

Atau, aku yang terlalu berlebihan dalam melihat caranya mendidik anak?

***

Yo, author penasaran juga nih.

Menurut kalian yang Yuyun lakukan itu wajar gak, sih? Apa memang anak seumuran itu emang sudah wajib ngurusin pekerjaan rumah?

Tapi, kasihan juga gak sih kalau lihat Ratu yang biru-biru karena dipukuli Ibu tirinya 😭

Jangan lupa like, komen, dan subscribe!

See you tomorrow!

1
Nuri_cha
Ceritanya sangat menarik, dekat dengan kehidupan sehari-hari... gaya bertuturnya juga mudah dibaca dan dipahami. Bikin greget n emosi, bagaimana lika-liku seorang wanita yang terkhianati. Sangat layak baca.

Semangat berkarya ya Thor
Drezzlle
betul kalau salah imam yang ada dirumah cuma jadi pembokat doang /Sob/
Drezzlle
kalau bisa jangan terpancing dan ikut salah jalan juga kaya Dewi
TokoFebri
astagaa.. gimana ya si Dewi ini.. dibilang pinter ya pinter tapi ya ga gitu juga bisnisnya 🤣
TokoFebri
ya pasti Reno berubah. harga dirinya terluka. apalagi kalau marahinnya di depan umum.😢
TokoFebri
gila.. wkwkw. konyol banget dah mereka 🤣
Nuri_cha
suaminya ngizinin? gila siiih
Nuri_cha
tapi ttp harus diingat kalo Dena nih anak buahnya Dewi. Jd ttp harus hati2
Anggrek Handayani
Bermanfaat juga ya berteman dengan orang seperti Dena? Bisa tahu sedikit banyak tentang dunia malam.
Anggrek Handayani
Nikah muda ini Si Rena.
Irfan Sofyan
dimana rumah kamu Ra, aku akan ke sana, terus akan ku bom tuh si Hendra 😤
Irfan Sofyan
kamu tidak usah bingung, sudah cerai saja
Irfan Sofyan
inara, tong di denge si eta mah, nya oge bageur
Irfan Sofyan
apa? sebulan?
Irfan Sofyan
oh sudah pasti dong
Rezqhi Amalia
otaknya udh GK berfungsi kali😭
Rezqhi Amalia
ya msih takut , coba nnti klo udh berbulan bulan kemudian psti kmbli begtu
Dedeh Dian
ditunggu up nya author.. makasih
Ameee: Aaakkkhhh, makasih udah baca sampai sini 😆 maap author jadi kegirangan sendiri 🙈😭 author up tiap hari kok insyaa allah, tungguin yaaa 🤭
total 1 replies
Nuri_cha
dari awal yang salah emang Hendra siiih... perempuan gak bakal jadi pelakor kalo lakinya gak ngasih kesempatan
Nuri_cha
wkwkwkwk... beneran jatuh cinta dong. Tiba2 jadi mual /Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!