NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Status: tamat
Genre:Pembaca Pikiran / Selingkuh / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.

Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.

Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.

Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22— “Bayangan yang Bangkit di Istana Timur”

Fajar datang dengan warna merah lembut, namun hawa pagi kali ini terasa berat—seolah dunia menahan napas. Di luar Balai Lotus Emas, kabut tak biasa menggantung di atas jalanan. Para pedagang yang biasa memulai hari lebih awal kini berjalan tergesa, menatap langit yang tampak mengeruh.

Di ruang dalam, Yuanxin masih duduk di depan meja kayu, matanya terpejam, kedua telapak tangannya saling menempel dalam posisi mudra. Di sekitar tubuhnya berputar lambat cahaya biru dan keemasan, beradu tanpa saling memakan. Lan’er meringkuk di pergelangan tangannya, sementara Feng Yan berdiam di ambang jendela dalam wujud kecilnya, bulu merahnya tampak pucat tertimpa sinar matahari pagi.

“Aura dunia semakin goyah,” gumam Feng Yan pelan. “Aku bisa mencium bau racun iblis dari angin utara.”

Yuanxin membuka matanya. “Bukan racun iblis. Itu serpihan energi dari Gerbang Dimensi yang mulai retak.” Ia berdiri, mengenakan jubah putih panjangnya yang bersulam benang perak. “Seseorang sedang mencoba memanggil kekuatan kuno. Dan aku tahu siapa.”

Lan’er mengangkat kepala. “Kau yakin?”

“Feng Zihan,” jawab Yuanxin tanpa ragu. “Ia selalu menginginkan kekuasaan yang bisa menandingi saudaranya. Ia pasti sudah menemukan sisa mantra pemanggilan yang dulu disegel di Pegunungan Utara.”

Phoenix kecil itu menggeram halus. “Makhluk bodoh yang bermain dengan kekuatan dunia. Ia tidak tahu, membuka gerbang itu sama saja menulis surat kematian.”

Yuanxin tersenyum tipis. “Itulah sebabnya kita harus menemuinya sebelum terlambat.”

Beberapa jam kemudian, Balai Lotus Emas sudah ditutup sementara. Ruan dan Ren menatap cemas ketika Yuanxin menyiapkan tas kecil berisi beberapa botol ramuan dan jimat segel.

“Apakah nona akan pergi lama lagi?” tanya Ruan lirih.

“Tidak lama,” jawab Yuanxin lembut. “Tapi kali ini, aku mungkin akan membawa sedikit badai kembali bersamaku.”

Ren menatap Phoenix kecil di pundak gurunya. “Apakah kami boleh ikut membantu?”

Yuanxin menggeleng. “Tugasku kali ini tidak bisa dibagi. Kalian jaga Lotus Emas. Jika ada pasien dari utara datang, sembunyikan mereka dulu. Akan ada yang mengejar.”

Ruan menunduk, air mata nyaris jatuh. “Tolong jaga diri, nona.”

Yuanxin menepuk kepala keduanya dengan lembut. “Aku selalu melakukannya, anak-anak bodoh.”

Setelah itu ia melangkah keluar, menatap langit yang mulai berwarna ungu keabu-abuan. Angin dari utara terasa tajam membawa kabar perang antara kekuasaan dan takdir.

Perjalanan menuju istana Feng tidak mudah. Jalan berbatu basah oleh hujan malam, sementara hawa di sekitar seolah bergetar dengan energi liar. Yuanxin berjalan dengan langkah tenang, meski bulu-bulu Phoenix kecil di bahunya sudah berdiri waspada.

Saat mereka tiba di lembah sebelah utara, langit di atasnya tampak berputar seperti pusaran air. Di tengah pusaran itu, aura ungu hitam menyala energi gelap yang hanya bisa muncul dari satu sumber sihir pemanggilan dunia bayangan.

Yuanxin mengangkat tangan, membentuk segel dengan ujung jarinya. “Lan’er, lindungi tubuhku. Feng Yan, bantu aku pecah penghalang luar.”

“Baik!” Phoenix kecil itu melesat ke langit, berubah menjadi siluet besar berapi-api, mengepakkan sayapnya yang membakar udara. Api suci Phoenix menembus pusaran energi hitam, membuka jalur bagi Yuanxin.

Di balik tirai cahaya itu, berdiri sosok pria berjubah ungu tua dengan mata merah keperakan Feng Zihan. Bibirnya melengkung senyum licik. “Oh… jadi kau benar-benar kembali, Yuanxin.”

Yuanxin melangkah ke depan. “Kau sudah melangkah terlalu jauh, Zihan.”

Zihan tertawa pelan. “Terlalu jauh? Aku hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Selama ini kau yang menahannya. Dunia ini memihakmu seolah kau Dewi yang tak bisa tersentuh!”

“Karena aku pernah belajar dari kehancuran,” jawab Yuanxin dingin. “Sedang kau masih mencintai kegelapanmu sendiri.”

Mereka saling berhadapan, angin di sekitar mulai berputar ganas. Feng Zihan mengangkat tangannya, dan dari tanah muncul bayangan-bayangan hitam berbentuk manusia.

“Terlambat untuk kata-kata manis, Yuanxin! Dunia ini akan tunduk padaku, bukan padamu!”

Seketika, bayangan itu menyerang. Namun Yuanxin tak bergerak. Ia hanya menutup mata, membiarkan aura cahaya mengalir dari telapak tangannya. Dalam hitungan detik, setiap langkah bayangan yang mendekat berubah menjadi abu.

Zihan tertegun. “Kau…”

Yuanxin membuka mata. Cahaya keemasan menari di irisnya. “Kau lupa, siapa yang pertama kali mengajari mantra ini padamu?”

Zihan menjerit marah dan memanggil tombak bayangan, menusuk lurus ke dada Yuanxin namun Phoenix besar meluncur menembus langit, membentuk perisai api yang menelan serangan itu. Cahaya menyilaukan menyebar, memecah kegelapan lembah.

Ketika asap mereda, Feng Zihan terlempar ke tanah, tubuhnya bergetar. Yuanxin berdiri di hadapannya, wajahnya tak menunjukkan kebencian hanya kesedihan mendalam.

“Zihan, jika kau terus memaksakan kehendakmu pada dunia, dunia akan menolaknya. Kekuatan yang kau cari akan mengorbankan dirimu sendiri.”

Feng Zihan menggertakkan gigi. “Kau pikir aku takut mati?!”

“Tentu tidak,” bisik Yuanxin,

Ia menepuk udara dengan satu jari. Cahaya lembut mengalir, menembus dada Zihan, menghapus energi gelap yang menodai jiwanya. Perempuan itu menatap dengan mata terbelalak sebelum pingsan, tubuhnya perlahan terangkat oleh kekuatan Yuanxin.

Lan’er melingkar di bahu tuannya. “Kau masih lembut, bahkan pada mereka yang ingin membunuhmu.”

“Lembut, bukan berarti bodoh,” sahut Yuanxin pelan. “Ada hukuman lain yang menanti di istana.”

Saat malam tiba, Yuanxin membawa tubuh tak sadarkan diri Feng Zihan ke gerbang timur kerajaan. Pasukan pengawal Putra Mahkota langsung menyambut dengan keheranan.

Ketika laporan sampai ke istana, Feng Liansheng segera turun tangan. Ia berlari melintasi aula istana, menyambut Yuanxin yang berdiri di bawah sinar obor.

“Yuanxin!” serunya lega. “Aku dengar aura kegelapan dari utara jadi benar itu ulah Zihan…”

Yuanxin menunduk sedikit, matanya masih tenang. “Dia hanya bermain dengan kekuatan yang tidak seharusnya disentuh. Aku telah menyegelnya untuk sementara.”

Liansheng menghela napas, menatap adiknya yang tak sadarkan diri. “Aku tahu suatu hari ini akan terjadi. Terima kasih… lagi-lagi kau menyelamatkan kerajaanku.”

Yuanxin tersenyum tipis. “Kerajaan ini juga milikku untuk dijaga, setidaknya sampai utang masa lalu lunas.”

Mereka berdua berjalan berdampingan menuju ruang dalam. Angin malam membawa aroma darah dan dupa.

Liansheng berhenti, menatap wajah Yuanxin dari samping. “Kalau dunia ini runtuh lagi, apakah kau masih akan berdiri di sisiku?”

Yuanxin menatapnya balik, mata emasnya berkilau lembut. “Kalau dunia ini runtuh, aku yang akan membangunnya kembali dengan atau tanpa kau di sana.”

Senyum Liansheng samar. “Selalu keras kepala.”

“Dan kau selalu keras hati,” balas Yuanxin.

Keheningan menyelimuti mereka beberapa saat sebelum Yuanxin melangkah pergi lebih dulu. Dari jendela aula utama, bulan purnama menggantung, dan bayangannya jatuh di wajah sang Putra Mahkota yang termenung.

Di malam yang sama, di Balai Lotus Emas, Ruan terbangun karena suara gemerincing dari halaman belakang. Saat ia keluar, ia melihat kolam teratai berpendar cahaya biru lembut dan dari dasar kolam, muncul simbol berbentuk bunga dengan tiga lapisan cahaya.

Ruan menatap takjub. “Apa itu…?”

Suara lembut Yuanxin bergema di udara meski tubuhnya belum kembali. “Itu adalah segel perlindungan. Mulai hari ini, Lotus Emas berada di bawah penjagaan langit.”

Ruan dan Ren berlutut serempak, menatap langit malam yang kini dihiasi bintang-bintang emas kecil.

Di kejauhan, jauh di atas awan, Yuanxin berdiri di punggung Phoenix, rambutnya berkilau dalam cahaya bulan. Suara Lan’er menggema pelan.

“Langit mulai bergeser. Kau tahu ini baru permulaan, bukan?”

Yuanxin menatap ke timur, di mana kerajaan bersinar di bawah cahaya bulan. “Ya. Tapi selama aku masih di sini… takdir tak akan menulis ulang kisah ini tanpa izinku.”

Phoenix itu mengepakkan sayapnya, menembus awan, meninggalkan jejak api emas di langit.

Dan di bawah sana, Balai Lotus Emas bersinar seperti bintang kecil di tengah kegelapan dunia.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lauren Florin Lesusien
dua orang keras kepala jika bersatu sangat lucu dunia tidak akan pernah sepi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lauren Florin Lesusien
waduh lucu ketawa sampai kepalaku dipukul centang nasi sama emak🤣🤣🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/
Tiara Bella
wow....mantap....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
cahaya pasti menang melawan kegelapan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
tanpa mereka sadari, sebenarnya sang dewi semesta dan sang penjaga agung sama² keras kepala 🤣
beybi T.Halim
sekarang semua akan terlalu serius..,💪
Tiara Bella
wow mantap.....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
lebih baik lagi kalau yuanxin dan pangeran mahkota satu tim melawan kegelapan, pasti menarik 😍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang putra mahkota bisa jadi takdir nya yuanxin
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ketenangan yuanxin adalah badai besar yang akan menghancurkan keserakahan dan kelicikan ke 2 parasit itu
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, apakah Liansheng akan jadi jodohnya Yuanxin?/Shy/
Wulan Sari: semoga saja berjodoh
total 1 replies
Phebe ZM
Aku suka dengan karya2mu Thor selalu menarik utk dibaca
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
apa yang kalian tabur itu pula yang kalian tuai.
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
suka banget kata² ini
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
semoga jodoh nya yuanxin nanti orang yang lebih kuat dan berkuasa, agar lebih gampang membungkam para parasit
beybi T.Halim
mulai panas..,lanjut💪👍👍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
good job yuanxin, balas mereka dengan cara yang syantik dan jadikan dirimu sultan yang sesungguhnya.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!