Luka Yang Membawa Pulang

"Pagi semua." Askara menyapa kedua orang tuanya dengan hangat.

Laki-laki itu memang pulang ke mansion, akhir-akhir ini Askara memang sangat sering untuk mengunjungi orang tuanya ini.

"Pagii sayang." Jawab sang mommy.

"Pagi boy." Jawab sang Daddy.

"Selamat makan sayang-sayang nya mommy." Ujar nyonya Evelyn setelah menyiapkan makanan kepada sang suami dan anak tercintanya.

Evelyn sungguh bahagia jika Askara sedang pulang seperti ini, karena momen ini sudah sangat jarang terjadi setelah Askara memutuskan untuk pindah ke apartemen nya.

"Kamu mau dessert tidak nak?" tanya sang mommy kepada anak semata wayangnya itu.

"Tidak mom, aku ingin buah anggur saja." Jawab Askara.

"Baiklah."

Nyonya Evelyn pun menyiapkan dan menyodorkan buah anggur tersebut kepada Askara.

"Thanks mom." Ucap Askara sembari memakan buah anggur tersebut.

"Sama-sama sayang." Sang mommy pun tersenyum lembut.

Ia bahagia melihat sang anak yang kembali sedikit ceria dan tidak se kaku dulu. Nyonya Evelyn sebenarnya sangat penasaran adakah seseorang yang membuat anaknya ini berubah?

"Hari ini kau mau pergi kemana?" tanya sang Daddy.

"Akan mengajak anak gadis orang untuk jalan-jalan dad." jawab Askara dengan entengnya.

Tuan Rigantara dan juga nyonya Evelyn sedikit shock mendengar nya, setahu nya Askara tak pernah sedikitpun menceritakan tentang pendekatan nya dengan wanita manapun.

Namun kali ini berbeda, dengan terang-terangan Askara memberi tahu mereka. Meskipun Askara tidak memberi tahu siapa gadis itu.

"Benarkah? Wow siapa gadis itu Nak." Ucap Evelyn dengan mata berbinar-binar, ia benar-benar penasaran.

"Yang jelas dia seorang wanita mom."

"Mommy pun tahu ya." Kesal nyonya Evelyn.

Askara terkekeh.

"Jangan permainkan perasaan wanita lagi, bersikap lah dengan gentle sebagai mana seorang lelaki." Pesan sang Daddy.

"Baik dad, aku tidak akan melupakan pesan Daddy."

"Sayang mommy sangat senang mendengar nya, jika sudah yakin cepatlah bawa gadis itu ke hadapan kami!" Nyonya Evelyn sudah tak sabar.

"Sabar mom, semuanya butuh waktu." Ujar Askara dengan tenang.

"Perasaan dari dulu nyuruh mommy sabar mulu heran." Ujar sang mommy dengan kesal.

Sang suami, tuan Rigantara hanya tertawa melihat nya.

"Kenapa daddy malah tertawa juga?" Bertambah lah kesal Evelyn terhadap dua laki-laki dihadapan nya ini.

"Tidak mom." Jawab sang suami dengan senyum jahilnya.

"Ayolah nak cepat kenalkan, biar mommy ada temannya. Selama ini mommy tidak punya temen shoping."

"Mommy juga ingin ada teman curhat dan teman memasak." Tambah nyonya Evelyn.

"Kan ada Daddy." Jawab Askara.

"Ck! Daddy mu itu dingin seperti kamu."

"Kalian sama saja, jika sedang bercerita pun hanya mommy yang asik sedangkan kalian hanya diam dan menganggukkan kepala saja. Membuat bosan saja." kesal nyonya Evelyn lalu berlalu dari meja makan untuk menyiram tanaman keluar.

Askara dan Daddy nya pun terheran dan saling memandang satu sama lain, kemudian mereka terkekeh bersama.

Begitulah kelakuan Evelyn, tidak satu kali saja ia seperti itu hampir tiap hari jika mereka sedang berkumpul seperti ini pasti ujungnya akan begini.

Dua laki-laki ini hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Tak memusingkan sang mommy yang sedang kesal, Askara memilih untuk pergi ke dalam kamarnya. Ia sedang memeriksa laporan terlebih dahulu sebelum nanti ia akan pergi bersama dengan Alisha.

Askara memang sudah menghubungi Alisha dan mengajak gadis itu untuk pergi keluar. Gadis itu menyetujui, karena hari ini hari weekend pekerjaan nya sudah tidak terlalu sibuk.

"Rio, berkas-berkasnya sudah ku lihat kembali untuk besok, tinggal kau yang persiapkan!" ujar Askara melalui sambungan telepon.

"Baik Tuan akan segera saya persiapkan." Jawab sang Asisten.

Meskipun Askara sudah memiliki sekretaris tetap saja segala kebutuhan perusahaan di kantor ia membutuhkan Rio. Menurutnya, sang sekretaris hanya lah bantuan untuk Rio jika pria itu sedang mempunyai pekerjaan yang banyak.

Askara pun dengan cepat masuk ke dalam wall in closet untuk memilih pakaian apa yang cocok ia gunakan untuk ngedate bersama Alisha. Karena ini yang pertama setelah sekian lama nya berpisah jadi Askara akan memberikan yang terbaik.

Sebelumnya Askara hanya akan mengunjungi gadis itu ke apartemen, baru kali ini mereka akan pergi keluar.

Pilihan Askara jatuh kepada kemeja putih non formal, tangannya ia gulung sampai siku. Lalu memakai celana pendek, dipadukan dengan sepatu hitam mengkilat, dan tak lupa jam tangan yang sudah bertengger di tangan nya.

Askara bercermin dan menyisir rambutnya, memastikan penampilan nya sudah cukup tampan untuk dilihat sang wanita pujaannya.

"Askara memang selalu tampan di berbagai sisi" ujar Askara didepan cermin.

Ia turun kebawah dan berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Harum banget anakmu dad." Nyonya Evelyn berbisik sembari menyenggol lengan sang suami dengan tersenyum jahil.

"Ssttt mom dia sedang jatuh cinta itu." Jawab Tuan Rigan.

...----------------...

Akhirnya Alisha dan Askara bertemu untuk yang kesekian kalinya, namun kali ini rasanya sungguh berbeda. Karena ini pertama kalinya lagi setelah berpisah mereka jalan bersama.

Ada rasa deg-degan di hati keduanya, senang bercampur canggung masih menjadi satu untuk mereka.

"Ini kita akan kemana?" Tanya Alisha.

"Kita akan ke mall dulu, nonton atau lunch?" Ujar Askara sambil menengok kepada Alisha.

"Nonton aja deh."

"Apapun untukmu tuan putri." Ucap Askara tersenyum lembut dengan tangan yang menggenggam sebelah tangan Alisha.

Setelah sampai di parkiran mereka pun berjalan berdampingan, dengan tangan Askara yang tak henti-hentinya lepas dari tangan Alisha. Bahkan saat ini tangan Askara telah merangkul pundak Alisha bergantian dengan tangan yang memeluk pinggang Alisha.

Ia menegaskan kepada orang-orang yang melihat gadisnya bahwa gadis ini adalah miliknya. Karena Askara sudah melihat beberapa pasang mata laki-laki buaya itu sudah memberi tatapan suka kepada Alisha.

Askara mengeratkan tangannya di pinggang Alisha,

"Why?" Alisha bertanya-tanya.

"Lebih dekat baby, banyak mata buaya yang sedang memandang mu." Ujar Askara dengan berbisik ditelinga Alisha.

"Dasar posesif" batin Alisha.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam bioskop dan menonton film.

2 jam kemudian.

"Kita makan siang dulu."

Askara menggandeng tangan Alisha ke salah satu restoran favorit nya.

"Pilih apapun yang kamu mau." Ujar Askara sambil memberikan buku menu terhadap Alisha.

Alisha hanya bengong ditempat nya, banyak sekali menu-menu nya yang membuat ia sangat bingung. Alisha membolak-balikkan menu itu tapi ia malah semakin dibuat bingung untuk memesan apa.

"Samakan saja deh, aku bingung terlalu banyak menu." Ucap Alisha dengan tersenyum canggung.

"Baiklah, akan ku pesankan menu best seller disini."

Alisha hanya mengangguk untuk menanggapi. Selagi menunggu pesanan datang, mereka sibuk dengan ponsel masing-masing. Alisha begitupun Askara memeriksa pekerjaan mereka dahulu. Hebat bukan hubungan yang memang memberikan waktu dan timing yang pas untuk bekerja, berbincang, dan bersantai.