NovelToon NovelToon
Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Status: tamat
Genre:Cerai / Teen Angst / Tamat
Popularitas:134.9k
Nilai: 5
Nama Author: X-Lee

Di balik kebahagiaan yang ku rasakan bersamanya, tersembunyi kenyataan pahit yang tak pernah ku duga. Aku merasa istimewa, namun ternyata hanya salah satu dari sekian banyak di hatinya. Cinta yang ku kira tulus, nyatanya hanyalah bagian dari kebohongan yang menyakitkan. Cinta yang seharusnya menguatkan, justru menjadi luka yang menganga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon X-Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Surat Cerai

Begitu punggung Ardian menghilang di balik gerbang, kekuatan yang tadinya Eva kumpulkan perlahan runtuh. Selimut tipis yang membalut tubuhnya melorot ke tanah, dan seketika tubuhnya bergetar hebat.

Eva jatuh berlutut di halaman itu, tangannya menutup wajah, dan tangisnya pecah tanpa bisa ditahan lagi.

Isakannya terdengar pilu, menghujam langsung ke dada siapa pun yang mendengarnya. Seakan semua luka yang selama ini ia tahan, kini tumpah dalam tangisan itu.

"Eva!" seru Julia panik, segera berlari menghampiri.

Arsen hanya diam saja di tempatnya dan menatap perempuan itu. Entah mengapa, hatinya sakit saat mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Eva.

"Tolong, Eva... cukup, jangan siksa dirimu lagi," bisik Julia, memeluk tubuh rapuh sahabatnya itu. Tapi Eva tetap menangis, seakan air matanya tidak akan pernah habis.

"Aku capek, Julia..." gumam Eva di sela-sela isakannya. Suaranya nyaris tidak terdengar. "Aku capek berusaha kuat... aku capek menunggu dia berubah... aku capek terus berharap..."

Julia membelai rambut Eva, mencoba menenangkan, meski hatinya sendiri terasa ikut hancur melihat sahabatnya sejatuh ini.

Sementara Arsen, yang biasanya tegas dan dingin, kali ini hanya bisa berdiri membisu. Ada rasa perih di dadanya melihat Eva menangis sedemikian rupa. Tanpa sadar, tinjunya mengepal kuat.

"Sudah, Eva..." kata Arsen akhirnya, dengan suara rendah tapi penuh ketulusan. "Sekarang kamu enggak perlu berjuang sendiri lagi. Kami di sini... Saya dan Julia. Kami akan lindungi kamu."

Eva perlahan mengangkat wajahnya. Matanya bengkak, basah, penuh duka. Tapi di balik itu ada secercah kelegaan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia merasa tidak sendirian.

Julia merangkul bahu Eva erat-erat, mengajaknya berdiri.

"Mari kita masuk ke dalam, sayang. Kamu butuh istirahat," bujuknya lembut.

Dengan langkah lemah, Eva membiarkan dirinya dibawa masuk ke dalam rumah.

***

Beberapa hari berlalu sejak kejadian itu. Luka di hati Eva memang belum benar-benar sembuh, tapi ada tekad baru yang mulai tumbuh di dalam dirinya—tekad untuk membebaskan diri, untuk benar-benar lepas dari belenggu luka lama.

Di ruang tamu rumah Arsen, yang kini sudah terasa seperti tempat perlindungan baginya, Eva duduk bersama seorang pengacara. Tangannya gemetar saat membolak-balik berkas di hadapannya, tapi matanya tegas.

"Saya mau ajukan gugatan cerai secepat mungkin," kata Eva dengan suara pelan, tapi tegas.

Julia duduk di sampingnya, menggenggam tangan Eva memberi dukungan. Sementara Arsen berdiri di sudut ruangan, matanya tak pernah lepas dari sosok Eva, siap membantunya kapan pun dibutuhkan.

Pengacara itu mengangguk profesional. "Kami akan memprosesnya segera, Bu Eva. Tapi mengingat kondisi suami Anda, ada kemungkinan dia tidak akan setuju begitu saja. Apakah Anda sudah siap menghadapi itu?"

Eva menarik napas panjang, menahan gemuruh dalam dadanya. "Saya sudah siap," jawabnya. "Saya harus melindungi diri saya sendiri sekarang. Saya enggak mau lagi hidup dalam ketakutan... dalam keraguan..."

Matanya berkaca-kaca, tapi Eva menahan air mata itu.

Tidak lagi.

Dia sudah terlalu lama menangis untuk seseorang yang bahkan tidak pernah benar-benar memperjuangkannya lagi.

Julia memeluk bahunya erat-erat. "Kamu kuat, Eva. Ini keputusan yang paling benar."

Tak lama kemudian, semua dokumen selesai ditandatangani. Surat gugatan resmi pun siap untuk dikirim ke pengadilan.

Saat pengacara itu pamit, Eva tetap duduk diam di tempatnya. Ada perasaan lega, tapi juga sedikit takut. Ini adalah awal baru baginya. Awal dari kehidupan tanpa Ardian.

Arsen berjalan mendekat, lalu duduk di depan Eva. Dengan suara dalam dan penuh ketulusan, dia berkata, "Kapan pun kamu merasa goyah, ingat... kamu tidak sendiri. Ada kami di sini."

Eva menatap Arsen, matanya basah namun berkilau oleh harapan baru yang mulai tumbuh perlahan. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia merasa ada masa depan yang layak untuk diperjuangkan.

Masa depan tanpa bayang-bayang Ardian.

Masa depan yang penuh dengan cinta yang sesungguhnya.

Dan kali ini, Eva berjanji dalam hati—dia tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkannya lagi.

***

Di sebuah kantor mewah milik Ardian, suasana biasanya tenang dan rapi. Namun hari itu, ketenangan itu pecah berantakan. Saat ini, dia berada di ruang rapat. Seorang bendahara di perusahaannya telah membawa kabur uang sebesar satu milyar. Bukan itu saja, dia sangat kesal dengan berita yang disampaikan oleh asisten nya. Bisa-bisanya orang kepercayaan nya yang dia tunjuk sebagai kepala proyek yang baru saja dia bangun, membawa kabur semua gajih para pegawai di proyek itu. Dia kesal sekali, di tambah masalah dia dan Eva, yang kini terus menghantuinya.

Seorang asisten mengetuk pintu ruangannya dengan ragu.

"Ada surat untuk Bapak," ucapnya gugup, lalu meletakkan sebuah amplop coklat di meja sebelum cepat-cepat keluar, seolah ingin menghindar dari ledakan yang akan terjadi.

Ardian yang sejak tadi duduk gelisah, menatap amplop itu dengan dahi berkerut. Ada perasaan tidak enak menyelinap di dadanya. Perlahan, ia mengambil amplop itu dan membukanya.

Begitu membaca isinya, napasnya langsung tersengal.

Surat gugatan cerai.

Atas nama Eva Alexia.

Tangannya bergetar saat membolak-balik lembaran surat itu, memastikan dia tidak salah baca. Tapi kenyataannya tetap sama: Eva... benar-benar ingin meninggalkannya.

"APA INI?!" Ardian membentak, suaranya menggema keras memenuhi ruangan. Dengan marah, dia melemparkan surat itu ke udara, berhamburan seperti salju pahit yang menyayat harga dirinya.

Meja kerjanya menjadi pelampiasan. Dia menyapu bersih semua yang ada di atasnya—laptop, dokumen, gelas kopi—semuanya terjatuh dengan bunyi keras menghantam lantai.

Setelah itu, dia keluar dari ruangan dan para karyawan serta karyawati di kantornya saling pandang. Mereka bingung dengan sikap bos nya. Mereka jadi penasaran, surat apa yang dibawa oleh asisten bos mereka.

Asisten merangkap sebagai sekretaris Ardian itu menatap semuanya. "Pertemuan cukup sampai di sini. Kita akan lanjutkan besok saja. Karena suasana hati bos kita sedang buruk."

Para karyawan dan karyawati di ruangan itu mengangguk cepat tanda mengerti. Lalu, dia keluar dari tempat itu.

Sementara itu, Ardian kembali ke ruangannya.

"Asal dia tahu! Aku enggak akan tandatangan!" raung Ardian, matanya memerah penuh amarah. "Eva itu milikku! Milikku seumur hidup!"

Dia menghentakkan kakinya, berjalan mondar-mandir seperti singa yang terjebak. Hatinya bergejolak antara marah, sakit, dan... ketakutan.

"Berani-beraninya dia menggugat aku! Setelah semua yang aku lakukan buat dia!" teriaknya lagi, membanting ponsel ke meja yang sudah berantakan.

"Aku tahu, kesalahan ku memang tidak bisa di maafkan. Tapi, seharusnya Eva bersikap dewasa."

Namun di balik amarah itu, Ardian tahu... Eva bukan lagi perempuan yang dulu. Eva yang dulu diam, sabar, dan selalu menunggu.

Sekarang, Eva berubah. Eva sekarang sudah berani memilih jalan hidupnya sendiri—tanpa dirinya.

Amarah Ardian bukan hanya tentang kehilangan. Tapi tentang ketidakberdayaannya. Dia tak bisa lagi mengontrol Eva seperti dulu. Dan itu membuatnya merasa kalah.

Sementara itu, jauh dari sana, Eva menatap langit sore dari balik jendela rumah Arsen. Ada kesedihan di matanya... tapi juga ada harapan. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar bebas.

Dan Ardian? Dia hanya bisa menggigit luka yang dia ciptakan sendiri.

1
Isabela Devi
semoga anaknya Brando dan Julia cepat ketemunya thor
Isabela Devi: baik thor
total 2 replies
Isabela Devi
tapi Julia kalo buat kesalahan sekali lagi maka maaf dari sudah habis
Isabela Devi
ngapain sekarang kamu harus sedih Julia, apa yang kamu sudah terlaksana sesuai dengan ke inginan anda
Isabela Devi
Julia Julia, apakah di dunia nyata ada seorang ibu sekejam itu, maski anak itu lahir karena kesalahan, anak itu tak bersalah, kenapa harus menghukum buah hatinya sendiri, sungguh kejam
Isabela Devi
biarlah julia pergi, mungkin itu lebih baik
Isabela Devi
Julia terlalu piara keegoisannya sendiri, maka jalanilah krrgoisanmu julia
Isabela Devi
biarkan Brandon bersan hans mungkin itu lebih baik, dr pada tiap hari hans ga merasakan kasih sayang dari mamanya sendiri
Isabela Devi
Julia terlalu egois bangat
Ninik Prasetyawati
terima kasih udah menuntaskan cerita ini,usul kelanjutan kisah Hansen dan sepupu2nya dong
X-Lee: untuk Edward--anak sulung Eva dan Arsen, ada cerita terbarunya, judulnya Gairah Terlarang Kakak Iparku. nantikan bab terbarunya yaa 🥰
total 1 replies
Maria Mariati
terimakasih Thor udah memberi cerita yang bagus buat kami ,sampai ketemu di cerita2 selanjut nya, semangat 💪💪💪💪😍😍
X-Lee: love sekebon yaa 🥰🤩
total 1 replies
Maria Mariati
bagusss ,aku suka yang gercep2 begini
Diana Ninetyfour
hhaaddddeehhh.....tegang bener ....
jangan lama2 ya thor up nya....seru nich...
Btw, selamatkan Jihan dan Brandon pulang dengan selamat ya thor....please jgn ada kesedihan lagi dikeluarga mereka ...🙏
X-Lee: bawa relax dulu 😁
total 1 replies
Diana Ninetyfour
jangan lama2 hilangnya thor....gak usah nunggu gede dulu si Jihan. Langsung diketemukan aja.....💪
Maria Mariati
semoga lekas ketemu,kasihan bayinya,masa nasib nya sama kaya bapak sama tante nya
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
X-Lee: terimakasih
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
keren banget 😍
X-Lee: terimakasih
total 1 replies
Diana Ninetyfour
lanjut aja thor ceritanya....tp jgn ada sedih2 atau menegangkan ya....🙏
X-Lee: oke siap 😃
total 1 replies
Maria Mariati
boleh tuh thorrr biar makin rame dan seru😍😍😍
Maria Mariati: boleh si Julia sama Eva punya baby lagi pasti seru tuh
total 2 replies
Mar Yati
sebentar lagi pasti akan ada Julia kecil 😍😍😍
Mar Yati: Ayukk Thor udah ga sabar nihhh 😍😍😍
total 3 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!