Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Ibu Davina tersenyum masam. Dalam hati wanita itu terus mengumpat Fajar dengan bahasa yang sulit di gambarkan.
"Saya tidak bisa membantu kamu, Fajar."
Beberapa saat Fajar menahan napasnya.
"Kenapa, bu ? Apa Ibu mau rumah tangga anak ibu hancur di meja hijau ?"
"Dasar tidak tau malu!!" batin Ibu Davina.
Wanita yang masih cantik di usia nya yang sudah lanjut itu bukan tidak berani mengumpat dan memaki Fajar sekarang juga, tapi Lucy sudah mengatakan akan menyelesaikan masalah ini dengan caranya sendiri.
"Karena kesalahan yang kamu buat sangat sangat fatal." Meski muka nya datar, tapi suara Ibu Davina benar-benar bernada gemas seolah ingin langsung mencakar calon mantan menantu nya itu.
"Fatal bagaimana, Bu ? Saya kan hanya datang terlambat saat pesta anniversary waktu itu. Dan itu pun tidak di sengaja, ban mobil saya bocor di tempat yang jauh dari bengkel. Saya sungguh menyesal karena saat itu saya tidak langsung memberi kabar pada Lucy."
Beginilah akibat nya, jika sudah berbohong satu kali maka akan ada kebohongan-kebohongan lain demi menutupi kebohongan itu..
"Kamu tidak perlu menjelaskan ini itu pada saya. Karena saya tetap tidak bisa membantu kamu. Sebaiknya sekarang kamu pulang karena saya sudah ada janji."
Sebelum Fajar membuka suara lagi, Ibu Davina sudah kadung masuk meninggalkan Fajar.
Fajar mendengus kesal.. "Semena-mena sekali, mentang-mentang orang kaya!!"
Tak berhasil meminta bantuan pada Ibu mertua nya, Fajar yang sedang mumet pun memilih pulang kerumah Mama nya.
Sampai disana tidak ada siapapun. Fajar mengira, Mama nya sedang pergi bersama genk Sosialita nya, namun pemikiran Fajar terlalu cetek, nyatanya sang Mama saat ini tengah berada di Pabrik L.S Skincare. Wanita bergaya hedon itu datang untuk meminta penjelasan pada Lucy perihal kartu debit nya yang di blokir.
L.S Skincare....
Telepon di meja Lucy berdering.
"Halo ?" Lucy mengangkat telepon itu sambil terus menatap monitor yang terhubung dengan CCTV.
"Selamat pagi, Bu. Di bawah ada yang mencari Ibu. Katanya Mertua Ibu. Beliau memaksa untuk masuk.." Seorang security memberi informasi melalui interkom itu
Lucy menarik satu sudut bibirnya.. "Ya. Suruh masuk saja." Jawab Lucy santai
"Baik, Bu. Terimakasih."
Telepon pun Lucy tutup.
Hanya selang tiga menit setelah sambungan itu berakhir, pintu ruangan nya di ketuk dari luar..
"Masuk!" Kata Lucy yang masih fokus menatap layar laptop
"Silahkan, Nyonya." Ucap Asisten Lucy mempersilahkan Mama Wati masuk.
Meski pandangan Lucy lurus ke laptopnya, tapi dia bisa melihat Mama Wati berjalan mendekat ke depan meja kerjanya.
Lucy menghembuskan napas panjang lalu membuka kaca mata. Dengan posisi kedua siku bertumpu di meja sedang kedua tangan nya memangku dagu Lucy bersuara dingin.. "Ada apa Mama jauh-jauh datang ke Kantor ku ?" tanya nya tanpa mempersilahkan Mama Wati untuk duduk.
Mama Wati menatap Lucy, terkejut.
"Aku sedang sibuk. Silahkan langsung bicara saja, Ma."
Menyadari sikap Lucy aneh, Otak Mama Wati melempar alarm darurat.
"e....be-begini, nak... Anu... Mama mau tanya, kok, ATM yang kamu kasih ke Mama nggak bisa di pake, ya ? Apa bank sedang bermasalah ?"
Lucy menyunggingkan senyumnya. Berusaha seolah tidak terjadi apa-apa. Dan yang tersulit adalah berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"Oh. Itu. ATM nya memang sudah aku blokir Ma."
Satu kalimat pendek, datar. Namun berhasil membuat napas Mama Wati tercekat di tenggorokan.
"A-apa ? D-di Blo-kir ?"
Lucy mengangguk, punggung nya dia sandarkan di kepala kursi. "He'em." jawabnya
"Ta-tapi.... Kenapa di blokir, nak ?" Suara Mama Wati bergetar.
"Ya, gapapa, Ma. Lagian itu ATM punya aku. Mau aku blokir atau nggak, itu urusan ku dan aku nggak merasa harus membuat laporan dulu ke Mama soal itu!!" Ucap Lucy dengan nada pelan namun jelas.
Mulut Mama Lucy terbuka namun sampai beberapa detik tidak ada kalimat balasan yang terucap.
"Apa kamu sedang ada masalah dengan Fajar, sayang ?" Meski hati nya bergemuruh, tapi Mama Wati berusaha bersikap baik pada Lucy demi hidupnya agar tetap 'enak' seperti dulu.
"Ya. Bisa di bilang begitu."
"Kalaupun kalian sedang ada masalah, kenapa ATM Mama yang jadi sasaran nya ?"
Lucy mendongak sambil menarik napas panjang. Ternyata Fajar dan Mama nya sama saja. Sama sama tidak tau malu.
"Begini, Ma. Aku tekankan sekali lagi. ATM itu milikku, uang yang ada di dalam nya pun hasil jerih payah ku. Kalau Mama mau uang, ya minta saja ke anak Mama. Dia masih sehat, masih bugar. Lagi pula aku tidak suka di minta. Jika hatiku mau, aku akan berikan dengan ikhlas, jika tidak, maka aku tidak suka di minta!!"
Makjleeb......
Mama Wati terdiam. Matanya memerah. Suasana hening menyesakkan bagi Mama Wati.
"Maaf, Ma. Kalau tidak ada lagi yang ingin di bicarakan, silahkan pulang. Lucy masih banyak pekerjaan." Ucap Lucy kembali fokus ke laptop
Mama Wati mendelik kesal, matanya menatap Lucy dengan tajam. Tidak terima di perlakukan seperti itu.
Tapi tidak ada yang bisa Mama Wati lakukan pada Lucy. Wanita itu pun pergi dengan langkah yang di hentak-hentakkan keras.
Setelah punggung Mama Wati hilang dari pandangan, Lucy menjatuhkan bahu nya sambil membuang napas lelah.
Biasanya Lucy tidak pernah menolak memberikan Mama mertua nya uang. Tapi, kali ini berbeda. Lucy tidak akan memberikan uang nya lagi. Meskipun Lucy menyangsikan Mama Wati tau perihal putra kesayangan nya yang memiliki penyimpangan seksual.
Selang satu jam, pintu ruangan Lucy kembali di ketuk dan langsung di buka.
"Mbak... Are you okay ?" Nio datang setelah mendapat kabar dari Ibu nya bahwa Fajar datang kerumah. Nio ingin memeriksa keadaan sang kakak.
"Not too bad." Jawab Lucy dengan senyum yang di paksakan.
Nio menghampiri kursi Lucy.
"Ayo keluar! Kita makan siang," Nio menggenggam tangan Lucy.
Lucy menurut, tidak membantah sama sekali.
Mereka berdua pun pergi ke sebuah restoran tidak jauh dari Pabrik.
"Mau makan apa ?" tanya Nio sambil melihat daftar menu
"Mbak pesen Steak dan Jus Seledri campur Nanas aja. Kamu ?"
"Tentu saja menu yang ada nasi nya. Hehe.." Jawab Nio sambil terkekeh.
"Maklum. Masih masa pertumbuhan." Elak nya membuat Lucy geleng-geleng kepala.
Sambil menunggu makanan mereka di siapkan, Nio kembali membuka percakapan..
"Mbak udah ketemu si Fajar ?"
Lucy mengangguk.. "Sudah. Tadi malam."
"Mbak masih tinggal sama dia ? Masih satu kamar sama dia ?" tanya Nio lagi.
"Ya nggak dong, dek! Gila aja kali Mbak masih mau satu kamar sama dia. Mbak aja nggak mau masuk kamar itu lagi. Jijik!"
Nio tersenyum lega. "Bukan gitu, Mbak. Aku kan tau Mbak sebucin apa sama si Fajar itu.. Takutnya Mbak gelap mata dan melupakan semua yang udah terjadi."
"Sebucin-bucin nya Mbak... Kalau mata kepala Mbak sendiri sudah menemukan Fakta nya, Mbak nggak akan ngelakuin hal itu, Gallenio!! Sumpah, sekarang aja Mbak kaya kebayang terus apa yang mereka lakukan di kamar Mbak! Mbak nggak akan pernah bisa lupa!!"
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉