Laras tidak pernah kekurangan uang sama sekali,bahkan hidupnya bergelimang harta dan sialnya dia tidak pernah berpacaran dengan lelaki manapun.
Namun kini dia merasa tertantang dengan pemuda tampan yang merasa kehidupannya sama seperti dirinya menurut prasangakanya,bahkan dia menjadikan lelaki tampan itu penghangat ranjangnya.
Sebut saja Laras gila,karena berani membawa seorang lelaki ke rumahnya dan bahkan Laras begitu tertarik dengan lelaki tampan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Tiga hari berlalu,kini Laras sudah keluar dari rumah sakit dan dia sudah bisa masuk kuliah seperti biasa.
Ting..
(Pulang sendiri ya sayang,aku gak bisa jemput.Ada pertemuan klien dan tidak bisa aku tinggal.)
Laras menatap pesan dari Arkana,karena Arkana tidak bisa menjemputnya saat ini.Dia menghela nafasnya kasar,menatap langit yang kini mendung.
Duar!
“Aah!”Laras memekik kaget,buru-buru menutup telinganya saat suara petir menggelegar dan dia langsung berjongkok ketakutan.
Detik berikutnya,Laras mengedarkan matanya ke sekeliling.Universitasnya sudah mulai sepi,hanya terdengar petir yang menggelegar.
“Arkana,aku takut”gumam Laras mengeratkan pelukannya pada lutut.
Tatapannya terpaku pada derasnya hujan yang langsung turun,hari sudah kian gelap dan dia terjebak di universitas sendirian.
“Apa aku telpon Arkana? Apa dia akan terganggu,tidak boleh mengganggunya”gumam Laras sambil menggelengkan kepalanya.
Laras memejamkan matanya,seketika air mata turun dan rasa sesak menjalar di dadanya.Dia dari kecil memang takut akan petir,bahkan tidak berani menampakkan diri dan lebih memilih menutupi dirinya dengan selimut tebal,agar dia tidak mendengar suara petir yang memekik kencang di telinganya.
Sebuah jaket menutupi tubuh Laras,yang membuat Laras tersentak kaget dan menatap orang di sampingnya yang sejak kapan berada di sisinya.
Mungkin,karena Laras begitu fokus pada pikirannya sendiri dan dia tidak menyadari keberadan Kevin.
“Kenapa belum pulang?”tanya Kevin lembut.
“Aku baru selesai membaca di perpus,tidak menyadari udah sore dan bahkan hujan”ucap Laras menatap hujan yang begitu deras.
Duar!
“Aaah”teriak Laras yang refleks memeluk Kevin.
Kevin jelas terkejut dengan Laras yang tiba-tiba memeluknya,kemudian menenangkan Laras yang kini bergetar ketakutan.
“Ayo,aku antar kamu pulang”ucap Kevin dengan lembut.
Laras mengangguk setuju,karena dia juga bingung pakai apa dia pulang dan supirnya sedang cuti pulang kampung saat ini.
Kevin menggendong Laras,agar Laras tidak semakin takut.Mereka berjalan ke arah parkiran dan masuk ke dalam mobil,bahkan Laras mengerutkan keningnya.
“Kamu punya mobil?”tanya Laras menatap Kevin.
“Tidak,ini mobil temanku”balas Kevin singkat.
Laras mengangguk mengerti,dia pikir Kevin memiliki mobil sendiri dan tidak jadi takjub terhadap Kevin.
“Gimana luka kamu?”tanya Kevin fokus menyetir.
“Baikkan”balas Laras yang melepas jaket Kevin.
Karena melihat pakaian Kevin basah,dia merasa tidak enak memakai jaket yang sudah Kevin berikan.
Cit....
Ban berdecit dan membuat Laras terhuyung ke depan,dia langsung merengut sebal dan untung saja dia bisa menahan dirinya untuk tidak menabrak dashboard mobil.
“Ada apa?”tanya Laras menatap Kevin kesal.
“Sepertinya bannya bocor”balas Kevin merasa ban mobil yang mereka tumpangi bocor.
“Terus gimana?”panik Laras,karena pasti dirinya akan pulang malam.
“Tunggu saja di mobil”balas Kevin yang langsung keluar dari mobilnya.
Kevin mengecek ban mobil,ternyata benar saja bannya bocor dan dia bergegas mengambil ban serep dengan cepat.
(Masih sibuk?)
Laras mengirim pesan teehadap Arkana,apalagi jarak rumah dan kampus benar-benar jauh.Dia menunggu Kevin selesai mengganti ban serep dan bahkan hujan sudah mulai berhenti.
Perlahan kesadarannya menurun,dia tertidur di dalam mobil dan merasa harinya begitu lelah.Sedangkan Kevin masih mengganti ban serepnya,meski air hujan membasahi tubuhnya.
Selang satu jam,Kevin sudah beres mengganti ban mobilnya dan dia langsung masuk ke dalam mobil.
Pandangannya jatuh pada Laras yang kini tidur dengan pulas,dia tersenyum kecil dan mengambil tisu untuk mengelap tangannya yang kotor.
“Kamu sangat cantik kalau tidur”gumam Kevin menatap Laras.
Kevin mendekatkan wajahnya terhadap Laras,dia perlahan menyampingkan rambutnya ke daun telinga Laras dan seketika tatapan mereka bertemu.
Apalagi Laras terbangun,gara-gara merasakan sentuhan di rambutnya dan dia menelan ludahnya sendiri dengan jarak yang begitu dengan Kevin.
Tuk...
Tuk...
Hujan turun kembali,membuat suasana begitu dingin dan turunnya hujan membuat mereka masih betah dengan saling menatap satu sama lain.
Perlahan tapi pasti,entah siapa yang memulai dan kini bibir mereka saling bertaut satu sama lain.
Kevin melepas sabuk pengaman Laras,dia langsung membawa tubuh Laras ke pangkuannya dan memperdalam ciuman mereka.
Laras merasakan remasan di pinggulnya,bahkan remasannya semakin kuat dan dia tidak di beri jeda untuk melawan tindakan Kevin sama sekali.
Sedangkan Kevin,dia masih terngiang dengan erangan Laras.Membuat dia merasa bersemangat,dia ingin menghapus tanda Arkana di tubuh Laras.
“Ahhh”lenguh Laras.
Entah sejak kapan,Kevin melepas kemeja yang di pakainya dan kini Kevin menghisap salah satu gundukan kenyal miliknya.
Kevin menurunkan kursinya,dia menatap Laras yang tidak karuan dan dia menempelkan keningnya dengan Laras.
“Aku ingin menyentuhnya”pinta Kevin dengan lembut.
Deg...
“Ca-ranya?”tanya Laras menatap Kevin.
“Rubah posisi dudukmu”perintah Kevin.
Laras mengikuti kemauan Kevin,kini punggungnya bersandar di dada Kevin dan jemari Kevin mulai masuk ke dalam rok yang di pakainya.
“Ahhh”
Laras merasakan jemari Kevin yang masuk ke dalam lubang kenikmatannya,dia merasa tidak karuan dan bahkan jemarinya yang satu aktif meremas gundukan kenyalnya.
Dering ponsel mengganggu aktifitas mereka,Laras langsung mengambil ponselnya dengan cepat dan dia melihat Arkana yang menghubunginya.
”Tunggu sebentar”perintah Laras.
Kevin membiarkan Laras mengangkat telepon dari Arkana.Bahkan,dirinya tidak merasa terganggu sama sekali.
“Sudah pulang?”
“Masih di jalan.”
“Pulang naik apa?”
“Ada Kevin yang mengantar aku.”
“Kevin yang menolong kamu itu?”
“I-ya.”
“Aku ke rumah kamu sekarang.”
“Baiklah.”
Kemudian sambungan telepon terputus,dia merasakan jemari Kevin yang aktif kembali dan rasanya tubuhnya semakin panas.
“A-yo pulang”ucap Laras terbata-bata.
“Kenapa?”
“Arkana mau ke rumah”balas Laras singkat.
“Aku belum puas dengan kamu”kata kevin lembut.
“Ahhh”Rintih Laras,gerakan jemari Kevin semakin cepat dan dadanya mulai naik turun.
Kevin merasakan cairan milik Laras yang sudah keluar,dia menghentikan tindakannya dan mencium pundak Laras dengan lembut.
“Ayo pulang”kata Kevin membantu Laras mengaitkan bra milik Laras.
Kevin membiarkan Laras duduk pada posisinya dan mulai melajukan mobilnya dengan cepat.
“Kemarin,kamu tidak marah kan dengan perkataan orang tuaku?”tanya Laras hati-hati.
“Tidak”balas Kevin singkat.
“Selama aku di rumah sakit,kamu tinggal di mana?”tanya Laras penasaran.
Seutas senyuman terukir di bibir Kevin,dia tau Laras mulai penasaran dengan kehidupannya dan dia bisa mendapatkan Laras sepenuhnya.
“Aku kerja”balas Kevin bohong.
Padahal,sekarang dia mulai terjun bermain saham dan dengan modal seadanya.Tuhan memang berpihak padanya,sekarang hasilnya cukup memuaskan bagi dirinya dan dia tidak perlu repot-repot bekerja lagi.
Sekarang,dia mulai belajar tentang saham.Jika ingin mendapatkan Laras nantinya,dia harus membuat dirinya setara dengan Laras dan dia yakin tidak ada orang yang akan meremehkannya lagi.
Sedangkan Laras yang mendengarnya hanya mengangguk,dia tidak ingin ikut campur dalam urusan Kevin dan lagi mereka tidak memiliki hubungan apapun.
“Terimakasih,karena kamu sudah menolongku saat itu”ucap Laras dengan tulus.
“Bagaimanapun,kamu sudah masuk dalam kehidupanku dan sudah seharusnya aku melindungi kamu”kata Kevin yang mulai mengusik perasaan Laras.
“Aku sudah masuk kedalam kehidupan Kevin,lantas harus bagaimana ini? Aku benar-benar terjerat di antara Arkana dan Kevin,bahkan aku mulai nyaman dengan keberadaan Kevin di sisiku”batin Laras.
Pandangan Laras mulai kedepan,dia mencerna apa yang di ucapkan Kevin dan bahkan menyadari statusnya dengan Arkana maupun Kevin,menurutnya terlalu rumit saat ini.