NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: tamat
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Kedatangan Maheswara

Fadlan sumringah melihat wajah Hana muncul dari pintu masuk ruang guru. Empat hari tanpa melihat senyuman Hana membuat Fadlan merasa sunyi.

"Assalamualaikum Ustadzah," sapa Fadlan

"Waalaikumsalam," balas Hana, seperti biasa dengan senyuman.

Zahra berdehem.

"Assalamualaikum, Zahra," sapa Hana

"Waalaikumsalam," Zahra menjawab tanpa menoleh.

"Aulia belum datang?," tanya Hana pada Zahra.

"Dia izin dari kemarin. Kemungkinan hari ini juga tidak masuk," Fadlan cepat-cepat menjawab karena Zahra sama sekali tidak menjawab padahal Hana bertanya padanya.

"Oohh," Hana tersenyum.

Sok cantik. Sok alim. Sok sempurna. (Zahra).

**

Hana memperhatikan siswa yang memakai tongkat. Keningnya mengerut. Hana mendekati siswa itu.

"Khatan? Apa kabar?,"

Khatan mengangkatnya wajahnya menatap Hana..Suatu ketakutan muncul di matanya. Khatan segera membuang wajahnya dan berusaha berdiri. Tangan Hana menahan pundaknya.

"Kenapa ingin pergi? Kamu tidak mau ngobrol dengan ibu?," Hana tersenyum.

Khatan bergidik.

"Saya ke toilet dulu, Ustadzah," Khatan memaksa untuk berdiri dan dengan tertatih berjalan menjauh.

Laki-laki yang hanya memanfaatkan wanita untuk kesenangannya harus dihukum. (Hana).

Hana tersenyum melihat Khatan menjauh. Bukan. Bukan senyum biasa yang disukai orang-orang di sekolah itu. Tapi senyum dingin dalam tatapan yang tajam.

**

"Kamu ke mana, Mahes? Elmo bilang kamu ke kota sebelah ada urusan. Urusan apa?," suara Nyonya Salimar terdengar dari panggilan telepon.

"Bisnis baru, Ma," Maheswara mengarahkan setir mobilnya untuk menepi. Tak lupa menyalakan lampu sein.

"Bisnis baru? Tapi kenapa bawa mobil sendiri? Kenapa tidak pakai supir?,"

"Mama kan tahu sudah 8 tahun ini aku tidak pakai supir,"

"Yah setidaknya ajak Elmo. Masa kamu nyetir jauh sendiri,"

"Aman, Ma. Ini juga sudah mau tiba. Mungkin sebelum Ashar sudah tiba,"

Nyonya Salimar tidak banyak berkata-kata lagi. Dia hanya mengkhawatirkan anaknya. Dia takut peristiwa lain yang dapat merusak anaknya akan terjadi lagi.

Sedangkan Maheswara sudah bulat dengan tekadnya harus menemukan Hana. Sekilas Maheswara teringat pesan Elmo,

"Kalau memang benar dia gadis 8 tahun lalu itu, Tuan jangan dulu bilang yang sebenarnya. Ambil hatinya dulu, Tuan. Lalu katakan yang sebenarnya kalau Tuan adalah pria misterius pada malam itu,"

Maheswara seperti memikirkan sesuatu, mematikan lampu sein dan melajukan mobilnya lagi.

**

"Tidak apa-apa, Ustadz. Saya suka jalan kaki pulang kost," tolak Hana dengan lembut.

"Baiklah. Tapi sabtu lusa saya ingin mengajak Ustadzah jalan-jalan. Apa bisa?," Fadlan tidak menyerah.

"Insyaallah, jika tidak ada halangan, saya bisa,"

Hati Fadlan melonjak.

"Sudah mau pergi?," tanya Zahra yang sedari tadi mendongkol di samping motor Fadlan.

"Saya duluan ya, Ustadz, Zahra,"

"Hati-hati di jalan, Ustadzah," ujar Fadlan.

Wajah Zahra serasa mau jatuh melihat dua orang ini.

Dia terpaksa pura-pura ikhlas menerima Fadlan hanya menganggapnya sebagai adik. Padahal jauh di lubuk hatinya, tidak ada kata rela kalau Fadlan harus dimiliki wanita lain.

Hana yang sangat menyadari ketidaksukaan Zahra memilih cepat-cepat beranjak dari parkiran sekolah. Dengan langkah cepat dia ke luar sekolah, berjalan menuju kost-kostan nya.

"Assalamualaikum, Pak Yom," sapa Hana.

"Waalaikumsalam, Ustadzah," jawab Pak Yom yang baru selesai sholat Ashar, "Ustadzah, di ruang tamu ada yang cariin,"

"Cari saya?,"

"Iya. Katanya mau ketemu Hana Salsabila Hasyim. Itu nama panjang Ustadzah, kan?,"

"Iya, itu saya. Laki-laki atau perempuan, Pak Yom?,"

"Laki-laki, Ustadzah. Ganteng pisan," Monggo ditemuin sana, Ustadzah,"

Hana mengangguk dengan wajah kebingungan. Hana bergegas menuju ruang tamu yang ada di bangunan utama yang terpisah dari kamar-kamar kost. Hana tidak tahu siapa yang datang karena di kota ini tidak ada satupun kerabat yang dia kenal.

Hana terhenti di depan pintu masuk. Dia terperanjat melihat tamu yang datang.

"Maheswara?,"

Maheswara yang dari tadi mondar-mandir segera menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

"Hana.. Assalamualaikum," sapa Maheswara berjalan ke arah Hana.

Suara Hana tersekat. Dia bingung apa yang diinginkan pria asing di depannya ini. Dan dari mana dia tahu tempat kost Hana.

Pria asing ini pasti berniat jahat. (Hana).

Wajah Hana menjadi panik tapi dia berusaha mengendalikan dirinya.

"Hana, aku tidak ada niat jahat sama sekali. Aku hanya ingin berteman karena sebagai pejuang mental, aku dikucilkan dari lingkungan keluarga dan teman-teman ku. Aku tidak punya teman hingga bertemu denganmu," Maheswara memasang wajah sedih.

Hati Hana terketuk.

"Duduklah Mahes," ujar Hana.

Hana duduk di sofa panjang. Maheswara bergegas duduk tepat di sampingnya.

"Maaf, Mahes bisa duduk di situ," Hana menunjuk sofa tunggu di seberang.

"Oh ya, maaf Hana," Maheswara salah tingkah. Entah kenapa, dia sangat ingin berdekatan dengan Hana. Tubuh Hana seperti ada magnet.

"Terus terang, kita belum saling kenal secara dekat tapi kenapa Mahes sampai ke kota ini untuk mencariku," tutur Hana dengan lembut. Maheswara memperhatikan gerakan bibir merah alami Hana ketika Hana berkata-kata. Matanya menikmati setiap gerakan itu.

"Aku ke sini bukan hanya sekadar ingin bertemu Hana. Aku ke sini karena ada kerjaan yang harus aku urus. Dan aku ingat, Hana naik kereta ke kota sini,"

Hana mengernyitkan kening.

"Kota ini cukup besar tapi Mahes bisa menemukan saya. Ini.. Suatu kebetulan yang sangat kebetulan," Hana tersenyum kaku.

"Aku membaca nama sekolah di pin tas mu. Aku mencari sekolah mu dan pihak sekolah memberitahu kalau kamu tinggal di sini,"

Huftt. Untung Elmo sudah menyiapkan alibi . Gadis ini mungkin mantan polisi yang biasa menginterogasi pelaku kejahatan. (Maheswara).

"Kenapa harus saya, Mahes. Banyak orang yang bisa Mahes jadikan teman. Apalagi kita berbeda eh...,"

"Aku tahu, kita berbeda. Aku laki-laki, Hana perempuan, tapi selagi kita berdua masih dalam batas kesopanan aku rasa tidak apa-apa kan kita berteman,"

Hana terdiam menatap wajah Maheswara. Maheswara sedikit tersipu di tatap selekat itu oleh wanita. Apalagi tatapan Hana yang lebih dulu memikat Maheswara saat melihat foto Hana.

"Aku hanya ingin bertemu dan mengobrol seperti ini dengan Hana. Tidak lebih. Aku merasa sesama pejuang mental kita berdua pasti saling memahami. Aku akan selalu duduk di sini dan Hana di situ. Itu saja," Maheswara melanjutkan agar Hana berhenti menatapnya seperti itu.

Hana tersenyum,

"Saya tidak keberatan berteman dengan Mahes. kebetulan juga saya di kota ini belum banyak teman. Ada teman-teman guru itupun tidak dekat,"

Maheswara ingin melompat kegirangan mendengar itu.

Maheswara tersenyum,

"Terima kasih Hana mau berteman dengan ku," Maheswara mengatur napasnya, "Hmm, besok boleh saya datang lagi setelah urusan kerja saya selesai?,"

"Tentu saja," Hana tersenyum lembut. Hati Maheswara meleleh.

"Ehmm, baiklah. Saya pamit dulu, besok saya ke sini lagi," Maheswara beranjak dari tempat duduknya.

Hana berdiri,

"Insyaallah ketemu besok," Hana menangkupkan tangannya di dada.

1
Ruben
terbaik. ini baru karya.
Caeli: makasih supportnya kak ruben😍🙏

jangan lupa mampir di karyaku yang lain ya kak🙏 sedang on going :
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam

makasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni
kak kasih ending yang g sad donk..... masyaallah 💪💓
Caeli: hehehe.. masih ada kelanjutannya kak Sri di Suara dari Balik Sajadah 2. terbit bulan depan. Kasih jalan berliku dulu untuk Mahes supaya jadi pembelajaran bagi orang di luar sana agar mikir2 dulu sebelum melakukan sesuatu🤗

Sambil tunggu kelanjutannya, mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going :
- Kutitipkan Cintaku Pada Ibu Pertiwi
- Ketika Matahari Terbenam.

makasih sudah berkontribusi dalam karya2ku kak😍🤗🙏
total 1 replies
Wiwi Mulkay
ini masih ada lanjutan lagi ngak
Caeli: terbaik kak wiwi😍🤗
total 6 replies
Syafrinel Edi Bote
lanjut dong,,,, aqu suka karyamu thoor,, lanjut ya, ya, ya..... 😄
Caeli: gaskeeunn kak syaf🙏😍
total 1 replies
charista
akhrnya brnapas stlh baca novel ini 3hri.endingnya gantung tapi suka.aku ikuti novel barumu thorrr.ganbatte
Caeli: makasih supportnya kak😍🙏
nanti kelanjutannya ya🤗

mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going sekarang:
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 1 replies
Trifosa Property
Baru berani kasih komentar setelah baca endingnya ini. satu kata : keren💪
ini bukan karya picisan.dari hati banget nulisnya.
ada unsur syiar agama tapi tidak monoton.menyatu dgn cerita. pembahasan mudah dimengerti. aku curiga Thor nya udah banyak nulis buku nih.
Trifosa Property
Thoorr lanjutkan karyamu aku suka tulisanmu😍🙏
Caeli: Gaskeeunn kaknl Rini😍 tunggu seru dua Suara dari Balik Sajadah tahun depan ya. sambil menunggu, mampir di novel ku yang lain juga ya kak Rin. sementara on going, ada Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku dan Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 3 replies
Trifosa Property
Keren sih. Gaya penulisannya beda. Ini bukan karya picisan. Ide ceritanya brilian. Lanjutkan karya karyanya thor
Caeli
tamat di bab 98 ya kak🤗
Wiwi Mulkay
masa udh tamat
Asriani Rini: Iya ko tamat suh ceritanya masih gantung
total 1 replies
Wiwi Mulkay
kapan up lagi
Wiwi Mulkay
ini kapan up lagi
Wiwi Mulkay: sdh di baca ini ngak ada lanjutannya
total 2 replies
Wiwi Mulkay
ini tdk ada lagi lanjutannya
Wiwi Mulkay
knp belum up lagi
Wiwi Mulkay
Thor ini belum up lagi ya
Wiwi Mulkay
hari ini ngak ada lanjutan lagi
Wiwi Mulkay
lanjut
Wiwi Mulkay
lanjut lagi dong
Wiwi Mulkay
oke 🫰🫰
Wiwi Mulkay
lanjut lagi
Caeli: gas kak Wiwi😍..
sudah ada 2 bab yang dipost, masih sedang direview🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!