NovelToon NovelToon
Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: sky00libra

Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab21

Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata, Rai sedang menyetir mobil sesekali mencium telapak tangan Iriana.

Setelah tadi menonton pertandingan antar Kecamatan, Rai memutuskan membawa Iriana pulang. Meski Iriana masih betah karena pertandingan belum selesai, Rai hanya tidak ingin pulang terlalu larut malam. Karena jam sudah menunjukan pukul 9 malam, seperti pesan Nenek Lestari jangan terlalu malam.

Apa lagi mereka sekarang di Desa, jika di lihat warga Desa mereka bisa kena gosip yang tidak baik. Terutama untuk seorang wanita. Rai tidak ingin Iriana 'wanitanya' terkena bahan gunjingan warga Desa.

"Mas! Besok mau ikut ke kebun, boleh?" penuh dengan harapan, ia ingin ikut ke kebun besok pagi.

"Boleh, Sayang!"

"Tapi, Dek kamu tau kan cuacanya panas." lanjut nya seraya melirik Iriana di sebelahnya.

"Bisa di pondok kan, Mas."

"Enggak bisa jauh-jauh dari, Mas yah!" Ejeknya dengan sesekali meremas lutut Iriana.

"Ish ... Bosan di rumah saja kok." Pipi nya terlihat merah, seperti ketahuan selalu ingin di dekat pria ini saja.

Cup ....

"Mas, gemas, Sayang!" Terkekeh setelah Mengecup sekilas di pipi Iriana yang memerah.

Mobil yang di kendarai, Rai sudah mulai memasuki gapura Desa Klayangan. 20 menit kemudian, rumah Nenek Lestari sudah mulai terlihat. Berhenti di pelataran, parkir di bawah pohon jambu.

Masih di dalam mobil, tidak ada yang mau memutuskan untung cepat bisa masuk ke dalam rumah. Saling memandang, entah apa yang di pikirkan mereka berdua. Dengan wajah Rai yang semakin mendekati Iriana, membuat hembusan nafas hangat saling menerpa. Iriana memejamkan matanya, seperti menunggu sesuatu yang tadi ia lihat di taman mini.

Cup ....

Rai hanya mencium kening Iriana, membuat pipi Iriana memerah. Malu dengan pikiran nya.

"Apa yang kamu pikirkan, Sayang?" bisiknya dengan kening mereka yang ia satukan.

"Ti—dak a—da. Ih ... Minggir kamu, Mas!" ujarnya dengan gugup. Seraya dengan cepat membuka handle pintu mobil.

Tarikan di tangan kanannya membuat ia dengan cepat menoleh. Menangkup kedua pipinya dan ciuman lembut di bibirnya, membuat ia terhenyak. Ia hampir sulit bernafas.

"Nafas, Sayang!" ujar Rai, setelah melepas ciumannya.

"Hah ... Mas!" Nafasnya seperti berebutan untuk cepat keluar.

"Ya, Sayang!" Masih dengan wajah yang berdekatan. Memperhatikan bibir yang terbuka sedikit, dan juga memerah.

Terlihat basah!

"Sekali lagi." kali ini dengan lumatannya, Rai tidak bisa menahannya lagi. Bibir ranum itu seakan mengundang nya untuk bisa lebih lagi.

Iriana, jelas masih awam ia tidak terlalu bisa mengimbangi. Meski hanya bibir nya yang terbuka, dan sesekali mengikuti gerakan Rai.

"Bengkak." lirihnya seraya mengusap bibir Iriana yang memerah.

Tidak terlalu lama, karena Rai dengan cepat melepasnya. Dia hanya tidak mau berbuat lebih jauh lagi, apa lagi hanya mereka berdua di dalam mobil yang sepi.

Ingatkah kata Rai, yang tidak ingin membuat wanita nya terkena pembicaraan warga, yang aneh-aneh. Nyatanya ia tidak bisa menahan dirinya lagi, ia harap tidak ada yang melihat kejadian ini. Jika tidak ia akan lebih cepat menikah, bukan masalah sebenar nya. Ia jelas sudah siap, ia hanya ingin menunggu kesiapan Iriana.

"Ayo, Mas antar ke teras!" setelah lebih bisa menguasai dirinya. Dan (dia).

Mengangguk, "Iya, Mas." pintu samping kirinya di buka kan Rai.

"Mas, parkir kan sini saja mobilnya yah?" ujarnya setelah sudah sampai teras.

"Boleh, Mas! Aku masuk duluan." lirih nya dengan ia yang masih malu. Dan perlahan membuka handle pintu rumahnya.

Melihat kearah, Mas Rai sekali, tersenyum dan mengangguk, ia pun masuk.

*****

"Iriana! Bangun ini, Mas Rai. Sudah nunggu kamu." itu suara Nenek Lestari, memanggil Iriana cucu nya.

Bangun telat lagi!

Terperanjat ketika mendengar seruan Nenek, apa lagi mendengar kata, Mas Rai. Yang malam tadi membuat ia kesulitan tidur sehingga hampir dini baru bisa tidur.

"Berangkat saja, Mas Rai. Tinggalkan saja Iriana, biar dia di rumah sendirian." Ujar Nenek. Seperti nya di ruangan dekat tv.

"Sepertinya iya, Nek. Kalo gitu saya berangkat dulu aja, Nek!" Sial ... Suara pria itu, membuat ia menjadi tergesa-gesa membuka pintu kamarnya.

Tutupan terdengar keras, membuat dua orang di depan sana melihat ke arahnya.

"Wah ... Cucu Nenek baru bangun nih! padahal sudah mau di tinggali loh." ujar Lestari seraya mengejek cucunya.

Iriana, jadi manyun, apa lagi melihat senyuman pria itu!

"Aku! Sudah bangun loh Nek. Tinggal tungguin bentar doang kok, Mas! Tungguin ya." menatap ke arah, Rai.

Mengangguk, "Iya, Mas tinggu disini." Masih dengan senyum menawannya.

Bergegas ia masuk lagi untuk mengambil handuk dan baju gantinya. Dengan cepat berjalan ke arah kamar mandi belakang. Seraya meninggalkan Rai dan Nenek di depan

"Nenek, pergi duluan Rai! Itu sudah di tunggu Ibu Ijah."

"Ehh ... Iya Nek." mengantar Nenek Lestari, hingga kedepan teras yang sudah di tunggu karyawan nya. Berboncengan dengan motor.

"Mas!" suara Iriana dari belakang. Membuat ia kembali kedalam, melihat Iriana di ruangan makan.

"Makan sudah belum, Mas!?"

"Sudah, Sayang!" Mendekati Iriana, dan menduduki kursi di depan Iriana.

"Aku enggak makan ya, Mas. Bawai ini ke kebun, aku mau makan nya disana, boleh?" mengambil nasi nya dan lauk kedalam wadahnya. Sesekali melirik Rai yang hanya tersenyum dan mengangguk. salah satu alasan ia ingin ke kebun adalah makan disana.

Ia ingin menikmati suasana, seperti pertama kali ikut nenek lestari.

"Jadi, Dek Iriana. Pengen ikut hanya ingin makan di sana?"

"Iya, Mas. Gapapa kan!?" mengernyit seraya menatap Rai dengan sedikit galak. Ia takut tidak di perbolehkan.

Tertawa seraya berdiri dari duduknya, mendekati Iriana, "Gapapa, Sayang! Apa pun buat Iriana." setelah menghentikan tawanya Rai sempat-sempat nya mencium pipi wanitanya.

"Ish ... Kebiasaan, Mas ini." Mengusap pipi kirinya. Yang mana itu malah membuat Rai semakin gencar mencium pipi nya.

"Mas ...! Aaa ... Sudah ih ayo berangkat lagi." mendorong perut rata Rai, yang berdiri di depannya.

"Ayo!" setelah menghentikan aksi jahilnya.

"Mana barang bawaan nya. Sini, Mas bawakan!" lanjutnya seraya mengambil barang bawaan Iriana.

Mengunci pintu rumahnya, dengan Rai yang sudah duduk di atas motornya.

"Sudah, Dek!"

Mengangguk, "Sudah, Mas! Ayo berangkat." setelah Rai membantu nya naik ke atas motor, ternyata mobil malam tadi itu masih ada di parkir-an bawah pohon jambu.

Belum di pindahin kata, Rai nanti saja setelah tadi sempat izin kepada Nenek Lestari untuk mendiami mobilnya di situ dulu.

10 menit perjalanan, sampai melewati jembatan pembatasan Desa dan perkebunan. Ia melihat seorang pria berdiri seraya berkaca pinggang melihat motornya, seperti nya mogok.

"Hei! Ndra ngapain? Motornya mogok kah ini." Rai, menghentikan motornya.

"Iya, nih Mas Rai. Sambil nunggu teman saya, asem emang nih motor. Mendadak mati."

Membuat Rai tertawa, ia kenal dengan Hendra. Biasa juga kerja di tempat perkebunan nya.

"Cewek, Nas Rai yah ini?" cengir nya.

"Iya. Cewek saya, cantik kan!" Tersenyum dengan melihat ke arah Iriana di belakangnya.

Cubitan di pinggang nya membuat ia tertawa.

"Cantik banget, Mas Rai. Undang saya kalo mau nikah, Mas!" Terkikik dengan ucapannya.

Mengangguk, "Boleh-boleh nanti saya undang. Saya duluan Ndra!"

"Eh ... Iya-iya silahkan, Mas Rai."

1
Asrar Atma
bahagianya pasutri/Scowl/
Abel Peony
Jangan lupa mandi junub!/Blush/
Asrar Atma
disini, juga baru hujan. /Scowl/
Abel Peony
Wow ... Rai tidak pernah mengencewakan
Abel Peony
Info dari Tarjo, lagi!
Asrar Atma
kok sama sih/Sleep/
Abel Peony
Apa, yah?

Di sore pertama, dia dapat merasakan kehangatan itu. membuatnya merasa utuh. memberinya satu lagi, keinginanan kuat untuk bersamanya./Rose//Heart/
Kesini: wow panjang
total 1 replies
Asrar Atma
oke yang pertama memang berkahir, tapi akan ada yang berikut nya/Scowl/
Abel Peony
Hampir lupa meninggalkan jejak kehidupan🧘‍♂️🧘‍♂️🧘‍♂️
Asrar Atma
oke selamat berbuka/Sob/
Abel Peony
Hahaha/Joyful/
Diantara kepusingan seorang author, Sky.
Ada aku yang tertawa dengan durjana /Doge/
Abel Peony
Yeah, masih beruntung karena Rai tampan. Sebab, ada yang kurang tampan, tapi sama buruknya.
Asrar Atma
sama saya juga pusing /Sob/
Kesini
ya kali di bawah ranjang. elah
Abel Peony
Ngga sampai penyatuan. Ngga papa/Sleep/
Asrar Atma
oh...begitu /Whimper/
Abel Peony
Ini masalah serius, Rey/Sob/
Abel Peony
sempat²nya lihat ke bawah
Abel Peony
Wow
Asrar Atma
lah gimana nih dong/Hunger/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!