NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#20

Angin malam menggigit kulit seperti gigi serigala yang lapar. Menara penjaga di wilayah Utara tinggi, sunyi, dan dingin seperti nisan raksasa ditelan kabut yang bergerak lambat, seakan memiliki napas sendiri. Dari kejauhan, cahaya biru dari aurora tipis menggores langit gelap, pantulannya menciptakan bayangan panjang pada dataran salju.

Anastasia berdiri di balkon batu hitam, mantel bulu putih membalut tubuhnya. Rambut peraknya berkibar, wajahnya pucat diterangi bulan muram. Mata birunya tampak penuh badai, tak setenang biasanya. Hatinya kacau.

Sejak pertempuran kemarin kemunculan tiba-tiba Putra Mahkota yang menggunakan sihir terlarang kerajaan berada di ambang kehancuran, dan Utara adalah satu-satunya perisai terakhir. Langkah berat terdengar dari belakang. Khas. Dalam. Teratur. Aloric.

Tubuh pria itu menjulang seperti bayangan hitam raksasa, aura dinginnya tampak mengusir hawa malam itu sendiri. “Ada laporan baru dari ibukota,” suara Aloric rendah, tajam, mengalir seperti baja panas yang ditetesi air. Anastasia menoleh, “Apa Putra Mahkota benar-benar menggunakan Necroflare?” suaranya nyaris tak terdengar, tapi bergetar.

Aloric mendekat, mantel kulit hitamnya mengikuti gerakan seperti sayap besar. “Ya. Ia telah memanggil entitas dari celah bawah tanah di istana pusat. Kaisar terluka parah… dan seluruh Dewan Sihir ditangkap.” Pupil Anastasia menyempit. “Jadi dia berencana menggulingkan Kaisar… dengan sihir kegelapan.”

“Dia ingin menciptakan kerajaan baru,” Aloric melanjutkan, “kerajaan yang tunduk pada sihir kematian.” Sunyi. Bahkan angin pun berhenti.

“…dan kau,” Aloric menatapnya, tajam seperti pisau, “kau menjadi targetnya.” Anastasia menarik napas. “Karena kekuatan hidupku.” Aloric mendekat selangkah. Anastasia bisa merasakan hawa dingin menusuk yang selalu mengelilingi pria itu. Tapi di bawah dingin itu… ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang berbahaya. “Dia ingin menyeimbangkan kekuatan Necroflare dengan kekuatanmu,” Aloric menambahkan. “Agar kerajaannya stabil.”

“Dia ingin menangkapku, memenjarakan, lalu… memakai kekuatanku untuk memperkuat sihir kematiannya.” Anastasia meremas pagar batu. Aloric memicingkan mata. “Untuk itu, aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu barang sedetik pun.” Nada suaranya begitu tegas, begitu mutlak, sampai dada Anastasia terasa menegang. “Kenapa?” tanyanya. “Kenapa Duke Silas peduli?”

Aloric menatapnya lama. Begitu lama hingga suhu udara seakan turun beberapa derajat. “Aku tidak peduli,” jawabnya akhirnya, tapi suara itu terdengar seperti kebohongan yang sangat jelek. “Aku hanya membalas hutang hidup.” Anastasia tertawa kecil, senyum pura-pura polos. “Benarkah? Padahal kau selalu menatapku seperti aku—”

“—pembuka kekacauan dalam hidupku?” Aloric memotong. Ia mendekat. Lebih dekat. Hingga napas dinginnya menyentuh sisi wajah Anastasia. “Ya.” Satu kata, tapi berat seperti salju ribuan tahun. Anastasia tersenyum semakin manis. “Kurasa kau yang mengundang kekacauan itu sendiri, Duke.” Tatapan Aloric menajam, tapi tak mengalihkan pandangannya darinya. Ketukan keras menggema.

Prajurit elit Utara berlutut di depan pintu. “Yang Mulia Duke! Para scout kembali! Kami menemukan sesuatu di perbatasan timur!” Aloric langsung berubah dari pria dengan emosi buram, menjadi komandan perang. “Masuk.” Scout itu maju, wajahnya pucat. “Kami menemukan jejak… makhluk hitam berkepala tiga… terbuat dari asap… menyerang desa kecil.”

Anastasia menegang. “Mahkota memanggil Wraith Chimera? Itu makhluk terlarang!” Aloric memerintah cepat, “Siapkan pasukan kelas A. Siapkan garnisun. Siapkan api suci.” Scout menelan ludah. “Ada satu hal lagi, Yang Mulia… kami menemukan plakat kerajaan tertinggal di dekat lokasi.”

Anastasia merasakan aura dingin memeluk tulang belakangnya. “Plakat apa?” Scout mengangkat lempengan kecil emas gelap bertanda segel naga hitam. Segel Putra Mahkota. “Dia sudah memulai perang.” Aloric mengepalkan tangan. Otot-otot lengannya menegang, urat menonjol. Rasanya seperti seluruh ruangan menciut oleh kekuatan yang menekan dari dalam dirinya. “Aku akan memenggal kepalanya sendiri jika dia menginjak Utara,” geramnya.

Anastasia menatapnya, campuran takut dan kagum. “Aloric… bagaimana kalau dia menyerang kediamanmu?” Aloric menoleh. “Maka dia akan belajar bahwa Utara bukan tempat yang bisa dia sentuh.” Kemudian ia menatap Anastasia dalam-dalam. “Aku tidak akan membiarkan mereka mengambilmu.” Nada itu… bukan sekadar keras. Ada getaran emosional tipis di balik baja suaranya. Anastasia membalas tatapannya. “Aku tidak butuh perlindunganmu.” Aloric tersenyum dingin sangat tipis, hampir tak terlihat. “Dan aku tidak meminta izinmu.” Tiba-Tiba Tanah Bergetar. Suara ledakan jauh menggema ke menara.

Boom…

Dari kejauhan, cahaya hitam keunguan membelah langit. Scout berteriak, “Itu arah Benteng Salju Hitam!” Aloric mencabut pedang besar di punggungnya. Aura gelap melingkar, seperti badai yang menelan cahaya. “Wraith Chimera…” gumamnya. Ia menoleh ke Anastasia. “Kau ikut. Aku butuh kekuatanmu.” Anastasia mengangkat dagu. “Ini perangmu, Duke. Bukan milikku.” Aloric menatapnya. Diam. Tajam. Dalam. “Kau hidup di Utara sekarang. Dan apa pun yang menyentuh tanah ini… menyentuhmu.”

Dia mendekat, menggenggam pergelangan tangan Anastasia. “Jangan tinggalkan sisiku.” Anastasia menatap genggamannya erat, dingin, tapi terasa seperti rantai yang… entah kenapa tidak ingin ia lepaskan. “…baik,” bisiknya akhirnya.

Mereka turun dari menara. Salju jatuh lebih deras. Para prajurit berlarian, senjata sihir menyala, lonceng peringatan berdering. Aloric menaiki kuda hitam raksasa, menarik Anastasia ke belakangnya. Tubuhnya panas dan keras, kontras dengan udara membeku. “Pegang erat.”Anastasia memeluk punggungnya tanpa sadar. Otot Aloric menegang sesaat entah karena kaget atau hal lain yang lebih berbahaya.

“Kita berangkat!” Kuda melaju, pasukan mengikuti di belakang dengan sorak perang. Di langit, kilatan hitam kembali muncul. Anastasia merasakan sesuatu tumbuh di dalam dadanya bukan ketakutan. Bukan keberanian. Tapi firasat…bahwa perang ini baru permulaan. Dan hubungan antara dirinya dan Duke Aloric Silas… akan berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih rumit daripada sekadar hutang nyawa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!