NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

"Tadi pacar lo, Ger?"

Salah satu teman Gery menghampiri pemuda itu sambil memandang punggung Zia yang mulai menjauh.

Gery lantas menggeleng. "Bukan, gak kenal."

"Halah bohong mulu, masa gak kenal tapi peluk-pelukan mana di depan umum lagi."

Gery hanya mengangkat kedua bahunya acuh. "Dia bukan cewek gue."

"Masa? atau lo takut tuh cewek di bawa kabur sama kita-kita? Secara dia cantik banget."

Jengah dengan pertanyaan seperti itu, Gery lebih memilih untuk meninggalkan temannya itu menuju lapangan.

"Eh, Ger!" Teriak rekannya namun Gery sudah berada di tengah lapangan bersama timnya. "Sial, dari mana dia bisa kenak cewek tadi, ya? secara dia orangnya agak tertutup."

Bingung, pemuda itu lebih memilih untuk menepis pemikiran tersebut dan bergegas menyusul Gery dan teman-teman di lapangan.

***

"Sejak kapan Zia kenal sama Gery?"

Pertanyaan itu terlontar dari kumpulan pemuda yang melihat adegan Zia memeluk Gery tadi.

Apa yang dilakukan Zia tentunya juga mengejutkan sekelompok lelaki yang berdiri di ujung lapangan, yaitu Kevin, Brian, Bayu, dan mungkin Arza.

"Gue sering banget ketemu Gery. Tapi gak pernah tuh gue dengar dia nyinggung soal Zia sekalipun." Brian menyambung ucapannya pada Kevin dan Bayu. "Segala peluk-pelukan di depan umum lagi. Padahal Zia aja gak pernah kayak gitu sama Arza, iya kan?" Lanjut Brian menatap teman-temannya.

Bayu mendengus. "Ya kali gitu Zia meluk-meluk Arza. Baru dekat aja si Arza udah pasang muka sangar."

"Kayaknya ada sesuatu antara Zia sama Gery. Gak mungkin Zia tiba-tiba meluk tuh pemuda kalau gak ada hubungan apa-apa."

Kevin menghela napas panjang setelah diam sedari tadi. "Kenapa harus dia," gumam Kevin memperhatikan Gery yang siap bertanding di lapangan dengan tatapan penuh arti.

"Kenapa, mau mengincar Zia juga?" sambar Brian.

Kevin tersenyum segaris sangat tipis, "Why not? Kalau Zia mau sama gue kenapa gue harus nolak."

Mata Brian mendelik ngeri. "Makin gak waras aja lo, Vin."

Sementara Bayu menolehkan kepalanya pada Arza yang tidak mengeluarkan suara sedari tadi. Entah kenapa ekspresi wajah sahabatnya itu terlihat keras.

"Oh iya, Za. Bukannya lo yang paling sering sama Gery, dia cerita-cerita tentang Zia gak?" Tanya Bayu benar-benar penasaran.

Bagaimanapun perpaduan Gery dan Zia pasti akan sangat mengejutkan. Sementara itu Arza tidak menjawab, tetapi sorot matanya terlihat semakin mendingin.

Gery merupakan anak sekolah Verion. Ia masih satu tongkrongan yang sama dengan Arza dan lainnya. Seingat mereka, Gery adalah pribadi yang cukup pendiam dan sangat tertutup mirip dengan Arza.

Hanya saja Gery lebih easy going dan welcome terhadap orang baru, tidak seperti Arza yang membutuhkan waktu lama untuk menerima orang baru di lingkarannya.

Setiap mereka berkumpul bersama, yang paling sering terlihat mengobrol dengan Gery adalah Arza, bisa dibilang mereka cukup dekat.

"Lah, lo mau ke mana, Za?!" Brian bertanya bingung ketika Arza tiba-tiba beranjak pergi tanpa sepatah kata pun. Bahkan pertanyaannya nyaris tidak berfungsi.

"Minus gue sama mulut Arza, semakin hari makin kehilangan fungsinya." Bayu menghela napas seraya menggelengkan kepalanya.

Kevin memandang kepergian Arza dengan sudut bibir tertarik ke atas, tanpa sepengetahuan kedua temannya.

Arza meremas batang rokok yang sedang digenggamnya. Mata hitamnya menyorot jendela gudang sekolah dengan pandangan muram. Ada apa dengan dirinya, kenapa ia merasa sangat terganggu dengan sikap Zia belakangan ini.

Arza merasa ada yang aneh dan kosong, seolah sesuatu yang menjadi miliknya direbut paksa. Arza tidak paham, semua ini dimulai sejak perubahan Zia yang tiba-tiba menjauhinya. Awalnya, ia pikir menjauhnya Zia hanyalah sebuah trik yang dimainkan gadis itu seperti biasa untuk menarik perhatiannya.

Tetapi sepertinya ia salah, semakin hari Arza merasakan niat Zia menjauhinya bukan lagi sebuah trik, melainkan memang keinginan gadis itu untuk melupakan perasaannya. Meskipun begitu, seharusnya Arza baik-baik saja.

Seharusnya ia merasa senang karena akhirnya ketenangan yang ia tunggu-tunggu menjadi kenyataan. Tetapi setelah semua itu, lama-kelamaan ia justru tidak menemukan definisi tenang yang selalu ia dambakan selama ini.

Arza merasa semuanya salah. Ia berusaha menepis perasaan ini, perasaan kosong yang tiba-tiba menderanya dengan begitu menyedihkan, berusaha keras menolak fakta bahwa ketidakhadiran gadis itu sangat memengaruhi kewarasannya.

"Kak Arza."

Arza menghela napas panjang. Kemudian mengalihkan pandangannya dari jendela ke arah suara halus yang memanggil namanya tadi. Di ambang pintu, Gaby berdiri dengan kikuk sambil menatapnya dengan sorot lembut.

"Masuk," perintah Arza. "Ada apa?" tanyanya dengan suara datar andalannya.

Gaby masuk ke dalam gudang sekolah dengan langkah pelan dan gugup, pipinya merona ketika melihat wajah tampan pemuda itu.

"Emm, ini," Gaby menaruh paper bag yang dibawanya ke atas meja tepat di sebelah Arza. "Tadi pagi gue iseng buat kue stroberi, terus gue ingat kata Kak Brian kalau lo suka banget sama stroberi. Jadi, gue langsung antar ke sini."

Gaby menunduk untuk menutupi semburat merah yang tiba-tiba menghiasi wajahnya.

Arza terdiam memperhatikan paper bag yang berisi kue dengan pandangan rumit. "Thanks," ucapnya, membuat seulas senyum muncul di bibir gadis yang masih menunduk itu.

"Gaby."

"Iya, Kak?" sahutnya pelan.

Arza menghela napas sebelum menatap gadis itu. "Tentang perjanjian awal kita," ucap Arza dan tidak menunggu respons Gaby, dia langsung melanjutkan ucapannya. "Gue harap lo gak melanggar salah satunya, Gaby. Gak boleh melibatkan perasaan apa pun, ingat?"

"Karena kalau sampai dari kita berdua ada yang melanggar itu, perjanjiannya akan selesai dan gue udah gak butuh lo lagi. Gue gak akan tanggung jawab soal perasaan siapa pun," lanjutnya tidak berperasaan.

Gaby terdiam dengan wajah pucat mendengar pemuda itu mengungkit kembali perjanjian yang sempat ia lupakan.

"Terserah lo mau anggap gue cowok bajingan atau brengsek dan sebagainya, itu memang kenyataannya. Karena dari awal gue bukan cowok baik-baik. Kalau gue cowok baik, gue gak akan paksa lo jadi pacar pura-pura biar bisa jadi tameng dari kejaran Zia."

Gaby mengigit bibirnya dengan ekspresi hampa. "Kak Arza tenang aja," ucapnya sambil tersenyum lembut. "Gue gak punya perasaan apa pun seperti apa yang lo maksud. Gue masih bisa bantu Kak Arza agar Kak Zia ngerti kalau perasaan gak bisa dipaksakan."

Arza menatap Gaby saksama. "Bagus, gue harap itu bertahan sampai perjanjian kita selesai."

Gaby membalas dengan anggukan samar. "Kalau gitu gue pamit pulang, Kak."

Pamitnya dan tanpa menunggu jawaban Arza, ia memutar tubuhnya dengan cepat melangkah ke luar ruangan.

Raut wajah lembut dan penuh senyuman itu berubah menjadi datar saat sudah berada di luar gudang. Gaby menyandarkan tubuhnya di tembok salah satu kelas. Ia menghela napas berulang kali dengan mata memerah dan tanpa bisa dicegah, setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya yang sedari tadi berusaha dia tahan.

"Terlambat, Kak Arza," lirihnya sambil mengusap air matanya kasar dengan sorot mata dingin. "Gue udah terlanjur suka sama lo."

1
kriwil
jalang maruk🤣 semau laki mau di embat
Rossy Annabelle
no coment 🤧huhu
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: bsk² yak hehe
total 1 replies
Murni Dewita
👣👣
Wahyuningsih
kpn thor zia bahagia 🤔🤔kan kasihan q jdi males mau baca soalnya zia d tindas mulu haaaaaaaaaah
Zee✨: sabar belum jg pertengahan kak😄
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Dewiendahsetiowati
part yang bikin nyesek
Wahyuningsih
thor buat mereka yg menyakiti zia menyesal d buat segan matipun tk mau n buat gaby terpuruk n menderita oran g kok manipulatif gedek q sebel banget d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪
Heni Mulyani
lanjut
Wahyuningsih
thor perasaan novel author yg lain blm pd tamat trus anda jga jrng up kk udah ada novel bru yg lma gimna d tamti dlu lah thor jgn d gantung syg klau gk d lanjutin 🤔🤔🤔🤔
Zee✨: itu udh tamat kak, sengaja di bikin gantung buat season 2 nanti hehe
total 3 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up yg bnyak thor💪💪💪💪
Zee✨: Siappp, tungguin yakk
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Zee✨: okeee
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut 💪
Heni Mulyani
lanjut
Heni Mulyani
lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!