Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XX : Kamu adalah matahariku, A Chengyou!
April benar-benar sudah di batasnya. Ling masih terus memojokkan April. Hanya April saja yang bisa bertahan cukup lama saat melawan Ling. Aoren khawatir akan kondisi April. April mengeluarkan teknik benang buatannya untuk menyerang balik Ling.
“Jurus Benang Es!”
Tiba-tiba benang yang menyerang April membeku menjadi es. Semuanya takjub.
“Woah!”
Ling tertarik dengan aksi yang dilakukan oleh April untuk penyerangan berkali-kali darinya. Nafas terengah-engah. April akan mengakhiri simulasi ini. April memutuskan memakai teknik benang buatannya dengan teknik benang tersulit yang ia pelajari.
April maju ke depan dan menyerang Ling. Sedikit lagi April berhasil menjatuhkan Ling, namun Ling menghindar dengan cepat. Benang-benang April menerbangkan tubuhnya sendiri. April membentuk segel tangan, mengeluarkan banyak benang untuk menyerang Ling.
“Jurus Benang Panah Puyuh!”
Benang-benang yang berbentuk panah berubah menjadi angin puyuh yang membuat Ling tidak bisa bergerak. Ini satu-satunya energi terakhir April gunakan untuk mengalahkan pertahanan Ling. Ling menatap ke arah April yang melayang dengan benangnya.
April merasa Ling sudah tertangkap di jurusnya itu.
Tiba-tiba di belakang April.
Semuanya terkejut dan tidak menyangka bahwa Ling dengan cepat berpindah tempat dan melayang di belakang April. Ling menyerang April dari belakang. April pun jatuh. Ling pun turun. Energi April sudah dibatasnya, tidak bisa bergerak. Semuanya panik dan menyelamatkan April.
“April!”
Wesheryn dan Qiara membantu April berdiri.
Ling benar-benar tidak berekspresi sama sekali. Master Lock geleng-geleng kepala.
“Pemenangnya adalah Linggar!”
April merasa dirinya tidak berkembang dan gagal. Masih kurang latihan sampai bisa kalah dan kehabisan energi saat simulasi, bagaimana nantinya yang lebih hebat dan kuat darinya.
“Simulasi ujian arena hari ini sampai disini dulu. Kalian semua benar-benar harus bisa mengevaluasi dan berlatih lebih banyak lagi, ingat ini kalian hanya teman sekelas belum diluar kelas. Apakah hanya segini saja kekuatan dan effort kalian? Ujian ini juga bukan untuk mencapai kemenangan tapi belajar bagaimana mengolah diri sendiri disaat menghadapi musuh saat misi besar. Saya harap kalian merenungi ini. Ling sudah bagus tapi Ling perlu lebih melatih dirinya lebih baik lagi, begitu juga dengan semuanya!”
Semuanya merenung.
Master Lock menghela nafas.
“Baiklah, kelas benang hari ini sudah selesai, silahkan istirahat atau latihan, terimakasih.”
Master Lock pergi dari ruang latihan Agen Angkasa. Ling pun keluar dari ruang latihan Agen Angkasa.
“April, Kamu gapapa?”
“Aku gapapa kak, makasih banyak,”
“Istirahat pril, pulihin energi dan fisikmu,”
“Kalo gitu, kita pergi duluan ya,”
“Iya kak, terimakasih atas bantuan dan kepeduliannya.”
April merenung. Melihat dua telapak tangannya.
“Aku.. masih sangat lemah.”
April mengepal kedua telapak tangannya.
“Aku harus berlatih dan menjadi lebih kuat!”
***
Ruang latihan sniper
Bubble yang sedang berlatih dengan serius di ruang latihan khusus sniper. Bubble sudah mengalami kemajuan yang signifikan, menguasai teknik sniper tersulit di umur yang masih muda ini.
“Dor!”
Bubble menghindar dengan cepat.
“Wohoo! Gerakan penghindaran yang cepat”
Itu dia, A Chengyou yang sedang bermain-main di ruang latihan Agen Angkasa. Bubble terkejut dan memerah pipinya.
“Kau!?”
A Chengyou mendekati Bubble.
“Ya, gua disini cuma mau ambil pistol yang disuruh sama Miss, karena kebetulan gua pas-pasan ketemu. Jadi, gitu dah.”
Bubble mengangguk.
“Tapi? Kamu bisa menggunakan pistol itu dan menembak. Jarang ada anak kelas lain kecuali bakat alaminya yang bisa menggunakan pistol, lho.”
A Chengyou tertawa.
“Ya gua juga gatau kenapa gua bisa menembak? Apa mungkin gua ada bakat tersembunyi di sniper? Hahaha!”
Bubble yang melihat A Chengyou tertawa membuatnya senang. Orang yang menyelamatkan dari insiden waktu itu ternyata begitu peduli, baik hati, dan seru. Tak disadari, pipi Bubble memerah lagi. A Chengyou yang melihat itu mendekati Bubble, sangat dekat.
“Hm? Merah-merah itu apa di pipi lu?”
Bubble sangat terkejut, wajahnya benar-benar memerah tomat. Warna kulitnya putih, jadi sangat jelas sekali. Bubble menampar wajah A Chengyou.
“PLAK!”
A Chengyou terkejut.
“Ouch! Ekh, sakit banget. Padahal gua cuma bertanya, malah ditampar, aduh”
A Chengyou mengelus pipinya yang ditampar Bubble. Bubble terkejut dan merasa bersalah.
“MAAF! Maaf banget, ya ampun. Aku, aku ga sengaja banget. Lagian kamu deket banget ke wajahku, aku kaget dong,”
Bubble merasa malu dan bersalah.
“Aduh, yaudah lah, gua pergi dulu anterin nih pistol ke Miss, pasti udah nungguin,”
A Chengyou berbalik membelakangi Bubble dan melangkah maju. Bubble merasa bersalah.
“Chen!”
“Sekali lagi, maaf banget, aku benar-benar reflek kaget aja itu. Aku harap ga ada dendam di antara kita,”
A Chengyou menghentikkan langkahnya. Menoleh dan tersenyum.
“Santai aja, gua juga tahu itu lu kaget,”
“Dendam? Gua akan pernah menaruh dendam atau membuat jarak diantara kita.”
Bubble terkejut. Matanya berbinar saat mendengar ucapan A Chengyou yang tidak disangkanya.
“Semangat latihannya, jangan tahan diri lu saat ujian arena nanti, kita akan jadi musuh, hahaha!”
A Chengyou berbalik dan pergi meninggalkan Bubble.
Hati Bubble dibuat cair karena ucapan yang sangat mengena bagi Bubble. Bubble merasa dirinya menyukai A Chengyou.
“Chen.. aku akan berlatih menjadi kuat dan menunjukkan bahwa aku bisa kepada orangtua ku dan,”
“Dirimu, A Chengyou.”
Bubble tersenyum dan memandang ke arah langit-langit ruang latihan sniper. Bubble melanjutkan latihannya.
“Setiap aku bertemu dan berbicara denganmu, hatiku yang beku ini, bisa kamu cairkan,”
'DOR!'
“Kamu adalah...
'DOR!'
“Matahariku, A Chengyou!”
'DOR!'
***
April kembali ke kamar pribadinya. Membaringkan tubuhnya di ranjangnya. Tubuhnya terasa sakit-sakit dan butuh waktu untuk memulihkan energinya.
“Huft!”
Aoren mendekati April dan naik ke ranjang April.
“Aoren, aku benar-benar tidak menyangka untuk menghadapi ini. Aku ga mungkin ga berlatih untuk menjadi kuat dan mengontrol energiku, kalo aku ga berlatih, mana bisa aku menunjukkan ini pada kak Awa!”
Aoren terkejut.
“Oh iya, ngomong-ngomong soal kak Awa, kira-kira gimana ya kabarnya? Apakah misinya berjalan lancar atau gimana ya? Aku kangen banget sama kak Awa. Kira-kira dia kapan pulang dari misinya ya? Apakah setelah ujian arena Agen Angkasa selesai? Kalo gitu, aku harus berlatih dengan giat dan menunjukkan bahwa aku bisa! Pasti kak Awa senang dan bangga banget sama aku!”
Aoren merasa sedih mendengar ucapan April. Mengingat Rawa sudah tiada. April tidak diberitahu tentang kematiannya Rawa.
“Aoren! Besok pagi sampai malam aku akan berlatih, ga peduli tentang mudah atau susahnya, yang intinya aku harus berlatih dan ingin menunjukkan pada kak Awa ketika aku bisa masuk peringkat 1-4 itu!”
Tekad April membara. Aoren terharu.
'Anak perempuan itu...'
Aoren merasa kasihan dengan April.
'Bagaimana jika anak perempuan itu tahu kebenarannya, nanti?
TO BE CONTINUED...
