NovelToon NovelToon
Pesona Sang Duda

Pesona Sang Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:30.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Warning.!! Area khusus dewasa.!
Bukan tempat untuk mencari nilai kehidupan positif. Novel ini di buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak suka = SKIP


Pesona Al Vano Mahesa mampu membuat banyak wanita tergila - gila padanya. Duda beranak 1 yang baru berusia 30 tahun itu selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan miliknya. Banyak karyawan yang berlomba lomba untuk mendapatkan hati anak Vano, dengan tujuan menarik perhatian Vano agar bisa di jadikan ibu sambung untuk anak semata wayangnya.
Sayangnya rasa cinta Vano yang begitu besar pada mendiang istrinya, membuat Vano menutup hati dan tidak lagi tertarik untuk mencintai wanita lain.
anak.?
Namun,,,, kejadian malam itu yang membuatnya tidur dengan sorang wanita, tanpa sengaja mampu membuat anak semata wayangnya begitu menyukai wanita itu, bahkan meminta Vano untuk menjadikan wanita itu sebagai ibunya.
Lalu apa yang akan Vano lakukan.?
Bertahan pada perasaannya, atau mengabulkan permintaan sang anak.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Kelelahan bermain dan jalan - jalan di mall membuat Naura tertidur pulas didalam mobil. Dia tidur dengan kepala berada di pangkuan Celina. Rambut lurusnya yang terurai sedang di belai lembut oleh sugar baby sang Papa. Celina terus mengulas senyum tipis, wajah polos Naura saat tertidur terlihat begitu menggemaskan. Tidak bisa di pungkiri, kehadiran Naura yang sering mengisi hari - harinya mampu menghadirkan perasaan sayang yang membuat Celina bisa memperlakukan Naura layaknya bagian dari keluarga.

"Naura tidur pulas, kita langsung ke rumah kakak saja. Aku bisa pulang menggunakan taksi nanti." Celina bicara setengah berbisik dengan kepala yang dimajukan ke belakang Vano.

Vano menatap dari kaca spion. Sebenarnya dia sudah tau sejak tadi karna diam - diam melirik ke belakang tanpa sepengetahuan Celina. Wanita itu terlalu fokus menatap dan membelai kepala Naura sampai tidak memperhatikan gerak - gerik Vano.

Tanpa menjawab ucapan Celina, Vano membelokan mobilnya menuju rumah. Sejak melihat Naura tidur, Vano memang sudah berencana untuk pulang kerumah lebih dulu. Dia akan kesulitan kalau harus mengantar Celina pulang sementara Naura tidak ada yang menjaga kalau Celina turun lebih dulu.

Vano membuka pintu belakang di sisi kiri. Itu akan memudahkan dia untuk mengeluarkan Naura dari mobil. Sementara itu Celina sudah membuka pintu sebelah kiri dan siap turun jika Vano sudah menggendong Naura..

Kehadiran Vano di kursi belakang membuat keadaan terasa sempit. Badan besar Vano yang tinggi hampir memenuhi area belakang meski hanya sebagian badannya saja yang masuk.

Celina menjauhkan wajahnya saat kepala Vano hampir tanpa jarak dengannya. Jantungnya seketika berdebar, begitu manik mata Vano menatap wajahnya.

"Aku mau menggendong Naura, bukan mau menciummu." Tegur Vano yang melihat pergerakan Celina seperti sedang menghindar darinya.

Bibir Celina sedikit mencebik tipis.

"Hanya jaga - jaga, terkadang serangan datang mendadak disaat yang tidak tepat." Celina berkilah. Dia membuang pandangan setelah itu. Terus bertatapan dengan Vano hanya akan membuat hatinya melemah. Hati yang mudah jatuh hati dan mudah pula untuk di patahkan.

Jika bukan Celina sendiri yang menjaganya, lalu siapa lagi. Orang lain mana tau dengan isi hatinya yang selembut sutra.

Celina bergegas keluar saat Vano sudah berhasil mengangkat Naura.

"Aku pulang dulu,," Pamitnya pada Vano. Dia melangkah acuh, tidak menatap ke arah Vano meski sebenarnya ingin memberikan kecupan untuk Naura.

"Masuk.! Sudah malam. Besok aku antar kamu pulang." Titah Vano tegas.

Celina menatap arloji di tangannya, baru pukul 10 malam, kondisi ibu kota masih cukup ramai jadi tidak masalah kalau pulang saat ini.

"Aku pulang saja. Naura akan menahanku lagi kalau melihatku ada disini." Celina bersikeras untuk pulang. Dia sudah sering bolos kuliah sejak bertemu dengan Naura, karna anak kecil itu ingin terus menempel padanya.

Vano memanggil penjaga rumah dengan gerakan kepala. Penjaga itu langsung berlari mendekat.

"Ada apa Tuan.?"

"Kunci gerbang, jangan biarkan seseorang masuk dan keluar dari rumah ini.!" Perintahnya tegas. Penjaga itu langsung mengangguk cepat.

"Baik tuan."

Celina membulatkan mata, menatap Vano yang kini masuk begitu saja kedalam rumah. Duda anak satu itu benar - benar menyebalkan, selalu berbuat sesuka hati.

Tidak ada pilihan lain untuk Celina. Dia terpaksa menyusul Vano dan mengekorinya di belakang.

Jika Vano sudah berucap seperti itu, maka Celina tidak akan bisa keluar dari rumah meski dengan cara apapun.

Vano menghentikan langkah, membuat Celina ikut berhenti.

"Tolong bukakan kamar Naura." Pinta Vano setelah menoleh ke belakang. Celina mengangguk patuh, dia berjalan mendahului Vano dan membukakan pintu Naura. Tak hanya itu, Celina juga ikut masuk kedalam untuk menyalakan lampu dan pendingin udara.

Vano membaringkan Naura di ranjang, menarik selimut untuk menutupi tubuh putrinya. Satu kecupan mendarat di kening Naura, beserta ucapan lembut yang keluar dari bibirnya.

"Selamat malam sayang,," Ucapnya berbisik.

Celina menatap jengah. Sikap lembut Vano pada Naura selalu membuatnya tak habis pikir. Bagaimana bisa mulut manis itu berubah pedas saat sedang berbicara dengannya. Berubah 180 derajat.

Siapa yang tidak akan kesal jika melihatnya seperti itu. Kalau bisa bersikap lembut, kenapa harus sombong dan sinis padanya.

Vano beranjak, Celina langsung mengikuti langkahnya yang akan keluar dari kamar Naura.

"Aku tidur dimana.?" Pertanyaan yang diajukan Celina membuat Vano menoleh. Menatap tajam dengan seringai mesum yang sudah bisa di baca oleh Celina.

"Jangan gila, kita sudah melakukannya tadi siang." Ucap Celina kesal. Dia mendahului Vano untuk keluar dari kamar Naura.

"Aku tidak akan menyiksamu, masih ada waktu besok pagi sebelum Naura bangun." Vano tersenyum kecut.

"Tidur di kamar atas yang pernah kamu tempati." Ujarnya memberi tau. Vano berlalu, berjalan cepat menaiki tangga tanpa mengantar Celina lebih dulu.

"Dasar duda sinting.!" Maki Celina geram. Namun dia dibuat heran, meskipun merasa kesal pada Vano, tapi hatinya tidak bisa membenci laki - laki itu.

...****...

Celina menggeliat. Remasan lembut di salah satu asetnya membuat Celina mengeluarkan d*sah*n tertahan dalam keadaan masih terlelap. Semakin lama tubuhnya menegang seiring dengan remasan yang semakin liar. Celina seperti hanyut dalam mimpi. Ya, dia sedang mimpi bercint* dengan Vano.

"Aaghh,,," Des*han Celina semakin kencang.

"Kamu tidur atau pura-pura tidur.?" Bisikan ditelinga membuat Celina membuka mata. Dia melonjak kaget saat mendapati Vano sedang mendekapnya dengan satu tangan yang sudah masih dibalik dressnya.

"Ka,,kau.! Kenapa bisa masuk.? Aku sudah mengunci pintu semalam." Celina nampak kebingungan. Dia tidak habis pikir bagaimana Dan bisa masuk kedalam kamar sedangkan kamar itu sudah dia kunci tanpa mencabut kuncinya.

"Kamu lupa siapa pemilik rumah ini.?" Vano tersenyum penuh arti. Celina langsung bisa menebak bagaimana Vano bisa berada di dalam kamarnya, pasti ada akses yang terhubung antara kamar itu dan kamar yang ditempati oleh Vano.

"Berhenti memikirkan hal yang tidak penting. Aku menginginkanmu sekarang,," Vano kembali melanjutkan aksinya. Sentuhan Vano membuat Celina terus mengeluarkan des*h*n. Dia dibuat melayang tinggi oleh Vano hingga semakin liar.

Celina memposisikan diri dalam pangkuan Vano, sementara itu Vano mendekap erat pinggang Celina yang mulai bergerak. Keduanya saling menatap dengan mata yang sama - sama berkabut gairah.

Melihat permainan panas mereka yang menggebu dan terlihat saling menikmati, seharusnya ada rasa di antara keduanya. Bohong kalau mereka tidak saling memiliki rasa. Atau mungkin Vano yang tidak bisa menyadari hal itu.

Sambil bergerak liar diatas pangkuan Vano, Celina mem*gut bibir Vano dengan gerakan lembut. Terus menyes*p hingga membuat Celina enggan untuk melepaksannya.

Tubuh keduanya sudah ambruk di ranjang. Berbalut dengan selimut yang sama, keduanya sama - sama mengatur nafas yang masih tersenggal.

"Jam berapa sekarang.?" Tanya Celina. Dia mulai was - was, takut Naura sudah bangun dan akan mencegahnya pergi kalau dia melihatnya nanti.

"Jam 6," Vano menjawab singkat. Matanya terlihat menerawang, menatap langit - langit kamar dengan nafas yang mulai teratur.

Celina melirik sekilas. Ada yang berubah dari raut wajah Vano. Seperti ada hal besar yang tengah dia pikirkan saat ini.

"Aku akan mandi dan pulang, jangan sampai Naura menahanku lagi disini. Bisa - bisa aku kena hukuman lagi karna dosen killer itu." Celina buru - buru turun dari ranjang. Dia enggan di hukum lagi seperti waktu itu. Karna tertahan dirumah Vano, dia tidak bisa berangkat ke kampus.

"Hmmm,," Vano hanya berdehem dia masih terlihat sibuk dengan pikirannya.

Vano bergegas mengantar Celina pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan mereka lebih banyak diam. Celina merasakan kecanggungan karna ada yang berbeda dari raut wajah Vano dan tatapan matanya.

"Makasih,," Ucap Celina tulus. Dia mengulas senyum lebar pada Vano sebelum keluar dari mobil. Namun Vano tidak memberikan respon atas ucapan Celina. Dia hanya diam dengan pandangan mata yang tak lepas dari wajah cantik Celina.

1
Gintania nia
menarik sampai bab terakhir
Dee
Dion sama Intan saja
say't
nct tp cewekx trliat tua y
say't
intan ni malu2 tp mau..sok alim tp hati melebihi sifat satan
Jenike Amaliyah
sae ron /Cry/
Jenike Amaliyah
Buruk
strawberry 🍓
si vano nih sinting yaaa
menginginkan yang lebih baik tapi sendirinya buruk . ngaca wooy 🙄
lagian celina kan kelakuannya doang yg buruk . hatinya mah melooooow 😂
Wina
Aku baca 2025 pemeran ceweknya sdh meninggal
Fitriyanti Siregar
Luar biasa
Maya Cintaku
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anugrah Senjakala
Luar biasa
irma rofiah
padahal gra" celine sendiri yg milih jadi ani", Marvin dah bener itu tobat
Kiki Nurjanah
Luar biasa
irma rofiah
apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁
Akmal Ariza Lubis
Kecewa
Akmal Ariza Lubis
Buruk
crmell
bagusss bangetttt 😍😍
Fida
Luar biasa
zeus
Dion VS intan(bersih)
Vano VS celine(rusak)
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!