Aku Dan Maduku

Arman keluar dari ruangan itu dan ditarik oleh Kaya ke ruangannya, dia tidak mau menjadi bahan tontonan para karyawan.

"Hentikan". Kaya berteriak melihat Arman yang mengamuk dan menghancurkan barang yang ada dimeja kerjanya.

Beruntung Kayya bisa menangkap laptop Arman itu, laptop yang biasa dipakai oleh Hana untuk bekerja selama ini dan Arman memakainya karena dia diamanahkan menjadi pemimpin perusahaan sementara

"Kenapa kamu malah tidak mendukung aku Kayya, aku ini suamimu?? ". Teriaknya dengan penuh emosi.

Kayya kini menekan emosinya, sejujurnya dia sangat kesal pada Arman tapi dia harus tetap menjadi istri yang baik dan bermain peran.

"Mas tidak lihat dan dengar tadi, Andre akan memasukkan kamu kepenjara, terus kalau mereka semua sampai tahu kita menikah, mereka akan melaporkan kita berdua, pernikahan kita ini hanya dah secara agama tanpa persetujuan istri, kita bisa kena pasal perzinahan ".

"Maksudnya?? ". Arman kini menatap bingung Kayya.

"Dengar mas, kalau kita berdua dilaporkan dan masuk penjara bersamaan, bagaimana cara kita menguasai harta Hana, Harta tidak dapat, yang ada kita berdua jadi gembel begitu juga ibu dan adikmu". Sungutnya dengan kesal.

"Kamu menyalahkan ku?? ". Arman melotot kan matanya.

Dia tidak terima disalahkan oleh istrinya walau sebenarnya perkataan Kayya masuk akal.

"Astaga mas, mas memang salah, andai mas bisa mengontrol emosi mas sedikit saja, mas tidak akan berurusan dengan hukum, terus kalau mas dipenjara dan aku juga ikutan, aku tidak akan bisa membantu mas mendapatkan harta Hana dan mengeluarkan mas dari penjara dan menjaga perusahaan, aku yakin Andre sengaja ingin menguasai perusahaan karena dia tahu Hana lagi sakit, kalau kamu dilengserkan dia akan memimpin perushaan, mas apa ke otak sedikit saja gitu loh". Kesal Kayya menatap tajam suaminya itu.

Arman menunduk mencoba mencerna perkataan istrinya, walau sedikit kasar tapi perkataan istrinya benar, dia menarik nafasnya dalam-dalan karena sekarang dia dalam masalah besar.

"Terus kita harus gimana?, aku tak mau masuk penjara,kamu ada cara tidak?". Arman mengacak rambutnya kasar.

Wajahnya kusut dan dia menarik dasinya perlahan karena terasa begitu mencekik nya.

"Makanya sejak tadi aku diam saja, aku berusaha mikir, kamu sih bertindak seenak jidatmu saja". Kesal Kayya.

"Iya, iya maaf, aku tidak punya jalan keluar ini". Ucapnya dengan frustasi.

Belum juga mereka selesai membicarakannya ketukan keras menyapa pendengaran mereka.

Arman terlihat panik dan tubuhnya gemetar, keringatnya tiba-tiba bercucuran sedangkan Kayya berusaha bersikap tenang, dan memainkan perannya dengan baik.

"Maaf ada apa yah pak? ". Kayya membuka pintu ruang kerja Arman.

Dia memasang wajah takutnya kemudian melirik Arman yang berada didalam ruangannya.

"Maaf bu Kayya, kami kesini menjemput pak Arman atas laporan pak Andre yang melaporkan beliau dengan tindakan pemukulan dan penganiayaan, sekarang ibu minggir, jangan halangi tugas kami". Ucap pak polisi yang tidak suka jika tugasnya diganggu.

Kayya memasang tampang bersalah dan paniknya agar Arman percaya jika dia berada di pihaknya.

"Pak Arman bagaimana ini?? ". Tanyanya dengan memelas.

Arman kini menatap polisi itu dengan ketakutan, dia tidak menyangka jika Andre serius dengan perkataannya tadi

"Itu cuma salah paham pak, saya memukul Andre karena dia sejak tadi menghina dan mempermalukan saya". Ucapnya dengan terbata-bata dan ketakutan.

Dia tidak mau masuk penjara, bagaimana dia bisa mengambil harta Hana jika dia berada didalam penjara.

"Maaf Pak, bapak bisa menjelaskannya di kantor polisi, mari ikut kami". Ucapnya sambil masuk kedalam ruangan memborgol tangan Arman karena mereka masih berada didepan pintu

Arman berusaha memberontak tapi tidak bisa, Kayya pura-pura menangis dan menggelengkan kepalanya mendramatisir keadaan.

"Jaga ibu dan adikku, pastikan harta Hana jatuh ke tangan kita yah". Arman menatap sendu sang istri.

Kayya hanya pura-pura mengangguk sambil menangis, kemudian Arman pun dibawah dan diluar ruangan dia berpapasan dengan Andre yang menatap dia dengan hina dan penuh jijik.

Begitu juga orang petinggi perushaan yang melihatnya dengan senyum penuh kemenangan seakan dia manusia yang memang harus dihempaskan jauh-jauh dari mereka.

"Selamat berakhir di penjara benalu, lelaki Mokondo tidak tahu diri seperti mu memang pantas disana, aku pastikan kau akan lama didalam penjara". Ucapnya dengan sinis.

Arman memberontak dan ingin memberi kembali mulut Andre itu pukulan keras tapi tangannya tidak bisa dia gerakkan karena diborgol.

"Kamu lihat saja, aku pasti akan bebas, aku pasti membalasmu lelaki sialan". Arman tidak berhenti memberontak.

Polisi terpaksa menghardik dirinya dengan keras karena terus melawan.

"Oh aku takut". Ejeknya dengan tingkah menyebalkan

"Jangan lupa kami bisa melakukan apa saja padamu, kamu itu hanya gembel, sudah tidak punya harta, numpang sama istri dan masih sombong, matilah saja kau". Umpat Andre menunjukkan kasar wajah Arman dengan hina.

Arman semakin memberontak tidka terima dihina seperti itu tapi tenaganya kalah karena dia ditahan oleh polisi berbadan besar.

"Sialan, lepaskan aku, lepaskan aku, biar ku robek mulut lelaki sialan itu". umaptan dan caci makian membuatnya semakin jadi pusat perhatian.

Semua karyawan mencemooh dirinya karena tingkahnya sendiri, mereka memang sudah tahu bagaimana kelakuan Arman karena mereka semua diajak bekerjasama

"Bagus, kita hanya perlu menyingkirkan dm2 benalu lagi dari hidup Hana, sekarang apa rencanamu?? ". Andre kini menatap Kayya menuntut jawaban

"Aku akan mengurus dua benalu itu setelah berhasil mendapatkan tandatangan Arman untuk pengalihan aset yang telah dia ambil dari kak Hana, biarkan saja dulu dia dipenjara".

" Baiklah, beritahu kami, apa yang bisa kami bantu lagi, kami siap membantu bu Hana dan bu Kayya". Ucapnya dengan senyuman tulus.

Dia mengangguk senang, dia beruntung Hana dikelilingi oleh orang yang baik dan mau menolongnya untuk menyelamatkan perusahaan.

"Aku akan bicara dengan kak Hana, kita harus bermain cantik karena kak Hana katanya ingin bermain-main dengan mereka berdua sebelum mendepaknya dari hidupnya.

"Kami tidak menyangka kalian berdua memiliki sifat iblis juga padahal cantik ". Ucap salah satu pemegang saham sambil tertawa.

Mereka langsung tertawa keras mendengar celetukan salah satu dari mereka, mereka memang solid dalam mengembangkan dan menjaga perusahaan sehingga jika ada masalah yang terjadi mereka pasti akan bekerja sama menghentikannya.

"Ya kami tetaplah manusia pak Handoko, sebaik apapun orang jika terus menerus disakiti akan jadi iblis juga, apalagi model lelaki tidka tahu diri seperti Tman dan keluarganya, mereka wajib dibasmi".

"Kenapa tidak langsung dilaporkan saja bu Kayya, Arman dan keluarganya sudah keterlaluan".

"Tenang saja pak, ada waktunya, dia akan terkejut melihat orang yang dia anggap lumpuh dan tak bisa apa-apa membuat mereka menyesal".

"Hahaha kalian ternyata penuh kejutan". Ucapnya dengan tertawa