NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karma Untuk Ben

Sudah sekitar lima belas menit Aaron, Fred dan Bibi Hellena menunggu di depan ruang rawat darurat itu. Tak ada yang bergeming di antara mereka. Hanya doa yang di panjatkan di lubuk hati yang terus menggebu.

Hingga Dokter Adrian keluar dari sana dengan keringat yang memenuhi dahinya. Aaron langsung terperanjat dari kursinya. Menghampiri Dokter Adrian yang selama ini menjadi dokter pribadinya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Aaron.

"Cukup buruk. Tulang lengan kirinya retak, kita akan melakukan rontgen untuk pemeriksaan lanjutan lalu setelah itu kita bisa mengantarnya ke ruang rawat." Jelas Dokter Adrian yang menatap mata Aaron begitu dalam. Dia semakin penasaran siapa Laura sebenarnya hingga bisa membuat Aaron seperti di tempa angin puting beliung.

"Lakukan yang terbaik, kau tau apa yang harus kau lakukan!" Ucap Aaron dingin.

Adrian segera kembali ke dalam ruangan itu. Melanjutkan tugasnya. Setelah selesai melakukan pemeriksaan keseluruhan dan memakaikan baju pasien pada Laura. Akhirnya Laura bisa di pindahkan ke ruang rawat VVIP.

Di samping brankar Laura. Aaron terduduk lemas sambil memandang wanita pujaannya. Matanya bisa menjelaskan bagaimana perasaannya sekarang. Andai Laura membuka matanya sekarang, mungkin dia akan langsung jatuh cinta pada si pemilik mata.

Sayangnya wanita itu sekarang sudah tertidur. Nampaknya dia sudah lebih baik daripada saat Aaron menemukannya di kamar.

Sebenarnya Aaron trauma dengan kondisi ini. Kondisi ini mengingatkannya pada mendiang ibunya yang jatuh sakit dan meninggal. Rasanya Aaron ingin membangunkan Laura, ingin melihatnya membuka mata agar meyakinkan dirinya bahwa Laura masih hidup.

Aaron juga ingin segera menemukan Ben, namun dia enggan meninggalkan Laura sendiri. Dia memutuskan untuk tetap menemani Laura hingga tertidur di sampingnya. Di kursi yang menopang dirinya.

*********

Di sudut Kota Miami, Ben menikmati segelas wine di bar tepian pantai. Memandang jauh ke arah laut lepas dengan deburan ombaknya. Dia mengabaikan telapak tangannya yang berdarah karena terkena pecahan vas bunga saat memukuli Laura.

Ada setitik rasa bersalah di lubuk hatinya. Rasa menyesal karena telah menyakiti Laura hingga wanita itu tak berdaya.

Sekilas, ingatannya mengingat momen saat hari pernikahannya dengan Laura. Di tak bisa memungkiri kenyataan bahwa Laura sangat cantik di hari itu. Di balut gaun pengantin putih yang indah. Berjalan di atas altar pernikahan. Mengucapkan ikrar janji di depan pendeta dan keluarga besarnya.

Andai saja Ben menolak perjodohan itu, mungkin dia tidak akan pernah melihat wajah cantik Laura hari itu. Dia juga tak bisa membohongi hatinya. Dia jatuh cinta saat melihat Laura hari itu. Itu sebabnya dia selalu menginginkan Laura untuk menjadi pelampiasan nafsunya.

Ben sebenarnya bisa saja menyewa para pelacur kelas atas untuk melayaninya. Namun, setiap kali dia ingin melakukan hal itu. Hatinya seakan menolak, otaknya selalu teringat sosok Laura yang menjadi istri sahnya.

Tapi mengapa, Ben selalu mengacuhkan Laura? Memperlakukannya hanya sebatas untuk mendapatkan kehormatan di keluarga dan di sosial media? Mengapa dia tak mencintai Laura seutuhnya saja? Pikiran Ben bekerja dengan keras mencari jawabannya.

Dan.. Ben menyadari sesuatu. Hatinya yang terlalu keras selama ini. Egonya yang terlalu tinggi dan dunia yang dia kejar seakan tidak pernah ada ujungnya. Membuat dirinya kehilangan arah hidup sesungguhnya. Meskipun dia memiliki seseorang yang sangat berharga, namun dia tak dapat merasakan keindahannya.

Di tambah lagi perilaku Maggie yang selalu menjengkelkan. Mengemis uang dengan jumlah yang besar membuatnya semakin membenci Laura. Meskipun dia tau, Laura tak ada di balik ini semua, karena gadis itu dulu juga menolak perjodohan ini.

Dia ingat betul, Laura selalu menaati semua peraturannya. Tidak pernah keluar dari rumah tanpa seijin Ben. Tak pernah muncul di media tanpa di dampingi Ben dan selalu bersedia melayaninya meskipun wanita itu mengantuk dan lelah karena menjaga Dante anaknya.

Hingga, hari itu Laura memutuskan kabur dari rumah di bantu oleh Sansa. Yang mana, Ben saat itu sudah merasa sempurna dan utuh sebagai seorang pria. Harta, tahta dan wanita sudah ada di genggamannya. Namun tiba-tiba Laura meninggalkannya.

Tapi apa gunanya Ben merenung di bar itu sekarang? Menatap ombak yang tak pernah berhenti berdebur.

Jawabannya adalah.. Dia sedang menyesali perilakunya sendiri.

Hatinya menggebu ingin kembali ke rumah itu. Menemui Laura dan meminta maaf. Namun Egonya terlalu tinggi untuk mengatakan sebuah kata maaf yang tak pernah terucap dari bibirnya. Meskipun selama ini sikapnya salah.

Ya, itu karena dia tak pernah mendapat sebuah teguran. Membuatnya merasa terbang tinggi tanpa ada satu pun yang bisa menariknya jatuh. Dia lupa, bahwa bumi selalu punya grafitasi yang siap menariknya kapanpun saat dia lengah di buai kehormatan.

Ben juga memikirkan keberadaan Dante. Anak itu.. Darah dagingnya. Tapi tak pernah dia menatapnya dan menciumnya selayaknya seorang ayah. Kemana perginya Ben selama ini? Kemana perginya sepotong hati yang Tuhan ciptakan? Ben.. Mencoba membuka hati dan matanya.

Saat ego sudah di turunkan dan mulut sudah siap mengatakan kata maaf, di situlah Tuhan menamparnya dengan keras.

Dia mendengar sebuah berita di televisi bar. Sebuah berita mengenai di temukannya mayat seorang anak laki-laki sekitar berusia satu tahun. Sontak Ben terperanjat dari kursinya. Dia menatap televisi dengan lekat-lekat. Mendengarkan setiap kata. Matanya tak dapat berkedip.

"Dante?" Gumamnya menebak.

Dia pun segera menelpon Jacob untuk mengantarkannya ke lokasi kejadian. Ben berdoa di dalam hatinya agar mayat itu bukanlah mayat Dante. Dia harap-harap cemas sepanjang perjalanan. Jantungnya seakan jatuh ke dasar perut.

Saat sampai di lokasi kejadian, banyak wartawan dan polisi yang berjaga. Dia dilema antara turun atau tidak. Jika dia turun, wartawan dan reporter itu pasti akan meliput dirinya. Berita ini akan viral dengan cepat, keluarganya juga akan segera mengetahui hal ini. Tapi, jika tidak turun, dia penasaran dengan identitas mayat itu.

Akhirnya, Ben menyuruh Jacob untuk mengecek kesana terlebih dahulu. Dia juga menyuruh Jacob untuk menggunakan topi dan masker agar tidak menarik perhatian wartawan dan reporter. Setelah menunggu beberapa menit di dalam mobil, Ben melihat Jacob kembali sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Melihat itu, Ben segera menurunkan kaca mobilnya. "Ada apa?"

Jacob nampak ragu-ragu untuk menjawabnya. Matanya nampak sendu, tidak seperti biasanya.

"Jacob!" Panggil Ben.

"Itu.. Itu Tuan Muda Dante, tuan." Jawabnya dengan takut-takut.

Sontak Ben membelalakkan kedua matanya. Dia langsung membuka pintu mobil dan berlari ke arah kerumunan. Seketika dia lupa jika disana banyak wartawan dan reporter. Ben menerobos mereka semua. Berlari seperti di kejar anjing. Hingga polisi yang berjaga disana menyadari hal itu dan langsung menahan tubuhnya.

Ben berteriak-teriak disana. Apalagi saat matanya menangkap wajah Dante. Air matanya langsung pecah. Tubuhnya seketika lemas, jatuh di atas aspal. Nafasnya tertahan. Dan.. Ben merasa dunianya terhenti saat itu juga. Tangannya mencakar-cakar udara ingin mencapai Dante.

Jacob segera menghampiri tuannya. Memegangi kedua lengannya yang nampak semakin lemas. Hampir roboh. Ben merasa ini hukum karma baginya. Hukuman atas semua perilakunya selama ini. Dan tak ada gunanya menangis sekarang. Tapi.. Apa yang bisa Ben perbuat untuk Dante sekarang selain menangisi kepergian anak itu?

Bersambung..

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!