Lolly Zhang, seorang dokter muda, menikah dengan Chris Zhao karena desakan keluarga demi urusan bisnis. Di balik sikap dingin, Chris sebenarnya berusaha melindungi istrinya. Namun gosip perselingkuhan, jarak, dan keheningan membuat Lolly merasa diabaikan.
Tak pernah diterima keluarga suaminya dan terus disakiti keluarganya sendiri, Lolly akhirnya nekat mengakhiri pernikahan tanpa hati itu.
Akankah cinta mereka bersemi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Di dalam mobil yang melaju pelan di bawah langit malam, suasana di antara Chris dan Lolly terasa sunyi dan berat. Hanya suara mesin dan hujan ringan di luar yang terdengar.
Chris menatap jalan di depannya, namun pikirannya jelas tak tenang.
“Kenapa kau tidak beritahu saja tentang hubungan kita kepada mereka?” tanyanya pelan namun tegas. “Kalau semua tahu kita sudah menikah, mereka pasti paham kalau tuduhan hubunganmu dengan Dokter Fan itu palsu.”
Lolly menunduk, tangannya menggenggam ujung tasnya erat.
“Untuk apa?” jawabnya lirih. “Kita akan bercerai sebentar lagi. Aku tidak ingin siapa pun tahu. Kalau nanti mereka bertanya lagi soal hubungan kita, apa yang harus aku jelaskan?"
Chris menoleh cepat, suaranya meninggi sedikit.
“Apakah kita benar-benar harus bercerai, Lolly? Kau tidak ingin mempertimbangkannya lagi?”
“Tidak! Aku berterima kasih karena kau tidak ragu membantuku hari ini, tapi perceraian tetap harus dilakukan," jawab Lolly.
“Kenapa?” desak Chris dengan nada yang nyaris putus asa.
“Karena pernikahan kita tanpa cinta. Hanya untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Dan seperti yang kau katakan waktu itu, semua ini cuma sementara. Saat waktunya tiba, kita harus mengakhirinya. Itu permintaanmu sendiri, kan?”
Ia menarik napas dalam. “Dan ada satu hal lagi… aku akan pindah hari ini juga.”
Chris terdiam sejenak, menatapnya tak percaya.
“Lolly Zhang, kita baru saja menyelesaikan rumor perselingkuhanmu, dan sekarang kau mau pindah? Orang-orang akan berpikir kita sedang berakting menutupi masalah.”
“Biarlah mereka berpikir apa pun,” balas Lolly datar. “Risikonya, aku berhenti dari semua pekerjaanku. Aku sudah siap. Aku bahkan sudah mengajukan kepindahan ke luar negeri. Jadi tolong, Chris... segera tandatangani berkasnya, dan kita bisa kembali ke kehidupan masing-masing.”
Chris menatapnya dalam-dalam, rahangnya mengeras.
“Pindah ke luar negeri? Bercerai? Sepertinya kau tidak sabar untuk pergi dariku. Apa karena Dokter Fan?”
Lolly menggeleng pelan.
“Tidak, Chris. Perceraian kita tidak ada hubungannya dengan siapa pun. Dokter Fan hanyalah korban dari gosip yang kejam. Aku tidak mencintainya, dan aku juga tidak ingin hidup terikat pada pernikahan ini selamanya. Aku hanya ingin menjalani hidupku sendiri, tanpa rasa tekanan, tanpa sandiwara.”
Chris tiba-tiba menepikan mobilnya ke sisi jalan.
“Jadi, semua ini sudah kau atur sejak awal?”
Lolly menghela napas, menatap ke arahnya dengan ekspresi lelah.
“Chris, sebenarnya ada apa denganmu? Semua yang kau mau, aku turuti. Tapi kenapa sekarang kau justru menolak bercerai?”
Chris memalingkan wajah, matanya berkilat.
“Apakah ini ada hubungannya dengan Anna? Kalau iya, dengarkan baik-baik—dia tidak penting sama sekali bagiku.”
Lolly menatapnya tajam.
“Lalu siapa yang penting bagimu, Chris?”
Chris terdiam sejenak. “Apa maksudmu?”
“Maksudku, kau bahkan tidak tahu di mana letak kesalahanmu,” ujar Lolly pelan tapi tegas. “Pernikahan ini seharusnya sudah berakhir sejak lama. Perceraian adalah jalan terbaik untuk kita berdua. Aku akan pergi ke luar negeri, dan kau bisa melanjutkan hidupmu. Kau bebas menikah lagi, punya anak, melakukan apa pun yang kau mau.”
Chris menoleh cepat, matanya menatapnya dalam.
“Lolly, kau juga bisa memberiku anak," ucapnya lirih.
Lolly terdiam sesaat, sebelum menjawab dengan nada dingin yang memecah keheningan.
“Tidak, Itu tidak akan pernah aku lakukan.”
Suara notifikasi ponsel memecah keheningan di dalam mobil.
Chris melirik layar sebentar, lalu membuka pesan itu.
Neliza: Aku sudah tiba. Tolong jemput aku di bandara, aku tidak kenal siapa pun di sini.
Alis Lolly perlahan berkerut saat tanpa sengaja melihat nama pengirim di layar ponsel suaminya. Neliza. Nama itu asing—tapi cukup untuk menyalakan sesuatu di dalam hatinya yang sudah rapuh.
Ia berbalik menatap ke luar jendela, menyembunyikan ekspresi yang sulit dibaca.
“Aku turun di sini saja. Kalau kau ada urusan, pergilah.” Suaranya datar namun tegas.
Chris cepat-cepat meletakkan ponselnya di konsol tengah. “Aku akan mengantarmu. Mau ke mana?” tanyanya sambil kembali menyalakan mesin.
“Ke rumah,” jawab Lolly tanpa menoleh. “Aku ingin mengambil barang-barangku.”
Chris menatap sekilas ke arahnya, nadanya sedikit menekan.
“Kau sudah menemukan tempat tinggal?”
“Sudah,” jawab Lolly singkat.
Chris menggenggam setir lebih erat. Napasnya terdengar berat, seperti menahan sesuatu yang tak ingin diucapkan. Sementara itu, Lolly duduk diam, menatap ke luar jendela yang mulai basah oleh gerimis.
Begitu mobil berhenti di halaman rumah besar keluarga Zhao, Lolly segera turun tanpa menunggu Chris. Ia melangkah cepat masuk ke ruang tamu, tempat yang dulu terasa hangat, kini penuh tatapan tajam dan dingin.
Belum sempat ia melepas sepatu, suara tajam langsung menyambutnya.
“Masih berani pulang?” seru Jenny, kakak perempuan Chris, yang sedang duduk di sofa bersama ibunya. “Seluruh ibu kota sudah gempar dengan berita perselingkuhanmu! Cepat ceraikan adikku sebelum keluarga kami ikut tercoreng!”
Lolly berhenti sejenak, menarik napas panjang. Ia tahu, percuma berdebat dengan Jenny yang sejak awal memang tak pernah menyukainya.
“Lolly,” suara Wang Li, ibu mertua yang selama ini dingin padanya, terdengar penuh tekanan, “Chris sampai harus muncul di depan umum untuk menutupi kesalahanmu. Tidakkah kau merasa bersalah pada suamimu sendiri?”
Lolly mengangkat kepalanya perlahan. “Semuanya sudah dijelaskan. Aku dan Dokter Fan tidak ada hubungan apa pun. Semua hanya kesalahpahaman.”
Jenny berdiri dengan ekspresi sinis. “Kesalahpahaman? Siapa yang akan percaya? Kalau memang tak ada hubungan, mengapa dia menyentuh kepalamu? Pria tidak akan melakukan itu pada wanita yang tidak dia sukai!”
Lolly menatap Jenny datar. “Percaya atau tidak, terserah kalian. Aku tak perlu membuktikan apa pun lagi.” Ia melangkah menuju kamarnya.
Namun langkahnya terhenti oleh suara keras dari belakang.
“Tunggu! Siapa yang menyuruhmu pulang ke rumah ini?” bentak Wang Li. “Kau ingin semua orang tahu bahwa kau masih menumpang di keluarga Zhao setelah menodai nama kami? Seorang menantu yang tidak tahu malu!”
Lolly memejamkan matanya sejenak. Ia menahan napas.
“Aku datang hanya untuk mengambil barang-barangku. Setelah itu, aku tidak akan pernah kembali.”
“Baguslah kalau akhirnya kau sadar,” ucap Jenny sambil menyilangkan tangan di dada, nada suaranya penuh kemenangan. “Sudah waktunya kau pergi. Kami pun tidak perlu lagi berpura-pura di depan Chris. Setelah kau keluar dari rumah ini, aku akan menjodohkannya dengan wanita yang berkelas—wanita yang tahu etika, bisa melahirkan anak, dan membahagiakan adikku. Sementara dirimu... hanya masa lalu yang memalukan.”
Lolly menatap Jenny dengan sorot mata yang tenang tapi menyakitkan. Bibirnya tersenyum tipis, walau di dalam dadanya, hatinya sudah terkoyak.
“Betul! Kalian memang berpura-pura selama tiga tahun ini. Setiap hari kalian memainkan peran sebagai keluarga yang hangat, seolah aku diterima di rumah ini. Padahal setiap ucapan manis kalian hanyalah topeng. Pasti melelahkan, bukan, berpura-pura di depan Chris selama ini?”
Nada Lolly terdengar lembut, tapi setiap katanya menampar balik dengan ketegasan yang dingin. “Mulai detik ini, kalian tak perlu lagi bersandiwara. Aku akan pergi, dan kalian bisa hidup dengan nyaman tanpa kehadiranku.”
Tanpa mereka sadari, Chris berdiri di luar pintu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir istrinya. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya.
“Ternyata selama ini... Lolly selalu ditindas mereka," batin Chris, matanya menatap tajam ke arah mereka.
“Aku terlalu sibuk fokus dengan bisnisku, sehingga tidak sadar istriku mendapatkan perlakuan tidak adil dari keluargaku "
saya sudah vote
😄😄